[21] Gutted

1.4K 205 385
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lagi bacaaa 😘😙😗😚

Author's POV

"Maaf, Aku tidak sengaja. Aku terlalu emosi saat melihatmu ditarik paksa oleh Kedua Preman itu," ujar Harry, menyentuh tali Bra Fiona yang sudah terjatuh keluar dari lubang leher Seragam Fiona.

Fiona memukul tangan Harry, "Kau memangnya tidak dengar suara Braku putus?!" Harry tertawa mendengar pertanyaan Fiona tersebut dan menggeleng.

"Tidak. Memangnya bersuara?" tanya Harry, memerhatikan Fiona dengan ekspresi tidak nyamannya, Fiona sibuk menahan sebelah tali Bra nya agar Cup bra nya tidak terlepas dari dadanya.

Fiona mengangguk polos, "Iya, bersuara. Seperti ini breet," ujar Fiona menirukan suara Bra nya saat putus, Harry tertawa keras memerhatikan wajah konyol Fiona yang menirukan suara Bra terputusnya. "Tadi Aku sangat terkejut saat merasakan Bra-ku putus, punggungku menjadi perih karena itu, Harry," keluh Fiona, membuat Harry menjalankan tangannya kearah punggung Fiona dan mengelus nya.

"Aku sungguh tidak tau jika Aku menarik tali Bra-mu juga," Harry menahan tawanya, melihat Fiona yang sedari tadi menahan talinya. "Sini, Aku ikat talinya," ujar Harry, menarik tali Bra Fiona membuat Fiona memukul tangannya.

"Bagaimana bisa?! Sudah, biarkan saja. Ayo, pulang," ujar Fiona, berusaha bangkit dari Pangkuan Harry namun Harry menahannya.

"Selingkuh dulu, bagaimana?" tanya Harry, mengecup Pipi Fiona kecil dan Fiona menggeleng, menatap Harry dengan tatapan herannya. Fiona tau apa maksud Harry dari kata selingkuh.

"Lihat wajahmu, sudah lelah sekali. Matamu sudah sayu karena mengantuk dan Kau masih ingin melakukan itu?" tanya Fiona.

"Aku tidak lelah, Fiona. Ayolah, Kita lakukan disini dengan cepat, sekali saja," ujar Harry, menatap Fiona dengan tatapan memohon dan Fiona terkekeh kecil mendengarnya.

"Kau pikir Aku percaya dengan ucapanmu? Kau tidak cukup hanya sekali," ujar Fiona, berusaha lepas dari genggaman Harry di pinggulnya. "Yang ada Aku pingsan didalam Mobil ini."

"Ya sudah, ke Rumah ku," ujar Harry, menatap Fiona yang sudah berpindah ke sampingnya.

Fiona mendelik dan menggeleng pada Harry, "Tidak, Aku mau pulang," rengek Fiona.

Harry menghela napasnya, menurut pada Fiona dan mulai menjalankan Mobilnya untuk keluar dari Area parkiran Swalayan. "Ke Rumahmu?" tanya Harry dan Fiona mengangguk.

Harry menjalankan Mobilnya ke Rumah Fiona dan Finn dengan arahan dari Fiona, Harry memang belum pernah mengunjungi Rumah mereka. Selama ini Harry menjemput Fiona pulang bekerja dan mengantarkannya ke Rumah Orang Tua Fiona. "Fiona," panggil Harry dan Fiona menoleh.

"Iya?"

"Besok Aku jemput, Kau tunggu didepan Pintu Utama Rumah Sakit," ujar Harry dan Fiona terdiam, bingung ingin menjawab apa, "Jangan membantah. Aku tau Kau besok shift pagi," ujar Harry dan Fiona menggeleng kecil.

"Aku bisa pulang sendiri, besok Aku pulang siang dan tidak akan ada lagi yang berani melakukan kejahatan seperti tadi," ujar Fiona dengan hati-hati, Dia jelas dapat melihat dari ujung matanya, tangan berurat Harry yang mencengkram Stir Mobil dengan erat dan rahang Pria itu yang mengeras.

"Apa jaminannya jika besok Kau baik-baik saja pulang sendiri? Kau ingin melihatku menghancurkan kepala orang lagi?" tanya Harry membuat Fiona menegak ludahnya dengan sulit. "Jangan membantah. Besok Aku tunggu, didepan Pintu Utama," ujar Harry, menyadari seberapa keras kepalanya Wanita disampingnya tersebut.

"B-baiklah," ujar Fiona menurut, Dia sebenarnya juga takut jika kejadian tadi kembali terulang. Ia tidak ingin menyesal untuk kedua kalinya karena telah menolak tawaran dari Harry.

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang