[16] Loved

1.4K 191 226
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😚😘😗😙

Author's POV

Fiona menghempaskan tubuhnya yang hampir remuk pada Kasur kamarnya bersama Finn. Membiarkan otot dan sendinya yang terasa benar-benar lelah dan tegang sedikit renggang dan melemas. Perjalanan pulang dari Maldives menuju Inggris membuatnya benar-benar ingin memejamkan matanya erat-erat dan mengunjungi Dunia mimpinya. "Istirahat lah, Fiona. Besok Kau sudah harus bekerja kembali," ujar Finn dan Fiona mengangguk kecil. "Kau sudah mandi?" tanya Finn dan Fiona mengangguk lagi.

"Sudah."

Finn berbaring di sebelah Fiona, memeluk tubuh Istrinya dengan erat dan mengendus aroma tubuh Fiona. "Bagaimana hari mu selama empat hari Aku ke Fuvahmulah?" tanya Finn, mengelus pipi Fiona dan Fiona tersenyum kecil.

"Baik sekali," jawab Fiona, menoleh pada Finn dan tersenyum pada Suaminya tersebut. "Maladewa benar-benar luar biasa indah," ujar Fiona, menerawang kearah langit-langit kamarnya. Menebak-nebak apa yang dilakukan Harry sekarang, kapan Ia kembali ke London dan bersama siapa Harry sekarang.

Ia ingin menelfon Harry dan menanyakan segalanya serta memberi kabar, namun Fiona sadar jika ada sosok Suaminya yang sedang berbaring di sampingnya, memeluknya dan mengecup wajahnya. Fiona memejamkan matanya sebentar, menyadari kelakuan Kurang ajarnya, Ia lagi-lagi telah berselingkuh. Sial, Fiona merasa amat kotor dan berdosa, namun Anehnya Fiona tidak merasa menyesal atas apa yang telah Ia perbuat di Maladewa kemarin. Ia hanya merasa bersalah pada Finn, suaminya.

Fiona berbalik badan, menoleh pada Finn dan mengelus pipi suaminya. Memerhatikan seluruh wajah Suaminya tersebut, memastikan rasa cintanya pada Suaminya masih tetap ada, masih bersimpan dihatinya seperti setahun yang lalu saat Finn melamarnya. Fiona memang masih bisa menemukan rasa cintanya pada Finn dihatinya, namun perasaan cinta itu lebih mendominasi pada seseorang yang lain. Seseorang yang benar-benar membuat senyumannya tidak lepas selama empat hari kemarin.

"Aku sangat merindukanmu, Fiona," ujar Finn, tersenyum kecil dan memeluk erat tubuh Fiona.

"Aku juga, Finn," ujar Fiona, membalas pelukan erat suaminya tersebut.

Fiona merasakan Finn mengelus punggungnya, mengecup pipinya dan merambat kearah bibir Fiona. "Aku menginginkanmu," ujar Finn, menaikkan Kaos Fiona membuat perut rata wanita tersebut terlihat.

Fiona menghela napasnya, dia merapatkan kakinya dan menarik turun bajunya yang dinaikkan Finn, "Aku sangat lelah, Finn. Bagaimana besok? Aku sedang tidak didalam mood yang baik untuk melakukan itu," ujar Fiona kecil, menatap Finn dengan pandangan memohon. "Bukankah Kau juga lelah? Kita baru saja melakukan perjalanan panjang tadi," Fiona memeluk tubuh Suaminya tersebut, berusaha membuat Finn berbaring diatas kasur dan tidak melakukan sesuatu pada tubuhnya.

"Ooh, ya sudah. Tak apa, Sayang. Aku mengerti," Finn berujar, mengecup dahi Fiona dan Fiona tersenyum lega setelahnya. "Tidurlah," ujar Finn dan Fiona mengangguk.

"Baiklah, Terima kasih. Kau juga, Sayang. Tidurlah, Good Night," ujar Fiona, membalikkan tubuhnya untuk memunggungi Finn lalu memejamkan matanya.

Fiona menggerakkan kakinya sedikit, merasakan selangkangannya masih sedikit terasa kelu akibat kegiatannya bersama Harry kemarin pagi. Ah, ini salah satu sebabnya kenapa Fiona belum siap untuk melakukannya lagi bersama Finn. Ia merasa benar-benar buruk, melakukan seks dengan orang lain dan justru menolak suaminya. Tapi apa daya, tubuhnya benar-benar terasa ingin hancur, buktinya Ia sudah mengeluarkan suara dengkuran kecil yang artinya Ia sudah tertidur.

-----------

Fiona memasukan satu butir Pil berwarna kuning pada Mortar obat yang sedang Ia gunakan, menumbuk obat satu persatu lalu memasukkannya pada kertas putih dan melipatnya. Begitu terus hingga dosis obat yang di tuliskan oleh Dokter habis, lalu Ia beralih pada obat pil besar berwarna putih dan melakukan hal yang sama seperti pil kuning tadi.

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang