[22] Truth

1.2K 201 188
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lagi baca yaaaa 😘😙😗😚

Author's POV

"Fiona, Kau benar-benar harus pulang dan Istirahat," Fiona menoleh pada Mia dan tersenyum kecil, mengangguk menurut dan merapikan barang-barangnya. Mia dengan jelas melihat wajah lelah Fiona, kantung mata yang menghitam dibawah matanya dan Mia heran kenapa Wanita itu masih saja bisa untuk tersenyum serta tampak ceria. Mia tau tentang penyakit mental Fiona dan Mia jelas sadar jika kemarin ada sesuatu yang terjadi pada Wanita itu walaupun Fiona tidak menceritakan apapun padanya. Wajah Fiona yang menjelaskan semuanya.

"Iya, Aku akan pulang, sebentar lagi," ujar Fiona, melihat kearah jam tangannya dan sudah menunjukan waktu untuknya Pulang. Fiona menghela napasnya, Ia tak yakin Harry mau menjemputnya setelah perkelahian semalam. Ia harus pulang sendiri Siang ini dan itu bukan masalah besar, Harry juga perlu mengurus pekerjaannya yang sudah menjadi tanggung jawab Pria tersebut, Fiona tidak ingin menyusahkan orang lain.

Fiona mengeluarkan Kartu Bus nya, berharap saldo Bus nya masih tersisa untuk sekali perjalanan menuju Rumah Orang Tuanya. Ia sudah lama tidak mengisi Kartu Bus nya karena Harry atau Mace akan selalu menjemputnya. "Mia, Aku pulang," ujar Fiona dan Mia mengangguk, mereka melambaikan tangan lalu Fiona keluar dari Ruangannya.

Fiona menyapa beberapa temannya yang Ia kenal, juga tersenyum pada Pasien Pria yang berusia sekitar delapan puluh tahun yang duduk di Kursi Rodanya. Pasien tersebut sudah cukup lama di rawat di Rumah Sakit ini, setiap hari Ia akan ke Taman Rumah Sakit ditemani Anaknya, Fiona sering meracik obat untuk Pasien lelaki tersebut dan terkadang mengantarkan obat nya ke Ruangan Rawat Inapnya. "Hei, Bagaimana harimu?" sapa Fiona sambil tersenyum.

Kakek-kakek tersebut tersenyum lebar, melambaikan tangannya pada Fiona dan merapikan letak kaca matanya. "Sangat baik! Nanti Sore Aku sudah boleh pulang!" ujar Pria tersebut dengan sangat bahagia.

Fiona tercengang, tidak bisa menahan rasa senangnya. "Oh ya?! Syukurlah! Aku turut senang! Semoga harimu selalu menyenangkan kedepannya!" Fiona tersenyum lebar, senang sekali mengetahui kabar-kabar membahagiakan sekalipun dari Orang yang tidak terlalu dekat dengannya.

"Terima kasih, Ibu Apoteker! Semoga harimu menyenangkan!"

"Ku harap," jawab Fiona kecil sambil terkekeh, melambaikan tangannya pada Pria tersebut dan berjalan menuju Pintu Utama.

Senyuman kecil tak luput dari wajahnya, membuat Orang-orang tau jika Fiona adalah Perempuan ramah yang terlihat sangat lugu dengan gigi-gigi menggemaskan nya. Ia ingin pulang ke Rumah Orang Tuanya, Ia berencana akan mengajak Nova untuk memanggang Kue bersama setelah pulang bekerja.

Ketika sampai di Pintu Kaca besar Rumah Sakit, Fiona berhenti melihat Harry berdiri disana, mengobrol dengan Pemilik Rumah Sakit tempatnya bekerja. Setau Fiona, pemilik Rumah Sakitnya ini sangat-sangat sibuk dan jarang sekali mengunjungi Rumah Sakitnya hanya untuk melihat keadaan. Fiona mengedikkan bahunya, tau bahwa Pemilik Rumah Sakit tersebut mungkin sedang tidak sibuk dan kebetulan bertemu dengan Harry. Dengan ini Fiona menyadari betapa penting posisi Harry di Rumah Sakit tempatnya bekerja, pasti kekuatan berbisnis Harry sangat berpengaruh. Hingga Pemilik Rumah Sakit yang sangat sibuk saja mau menghabiskan waktunya hanya untuk mengobrol dengan Harry. Fiona juga tau mengapa Harry sangat gampang mengetahui Jadwal bekerjanya, pastilah akibat Kuasa nya disini.

Fiona menggaruk tengkuknya, Ia ingin menghampiri Harry yang masih terlihat serius mengobrol dengan Pemilik Rumah Sakit ini, namun Fiona takut jika Harry datang kesini bukan untuk menjemputnya, melainkan memang memiliki Urusan dengan Pemilik Rumah Sakit ini. Fiona tidak mau menahan rasa malunya karena mengira Harry akan menjemputnya, nyatanya tidak.

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang