Encounter [H.S]

[31] Visiting

Vote sblm membaca, komen pas lg bacaaa 😙😘😗😚

Author's POV

"Mama Mace, Nova rindu mama!" pekik Nova setelah masuk kedalam Mobil Mace, Mace tersenyum lebar dan menoleh kebelakang, melihat Fiona memasangkan sabuk pengaman pada car seat Nova.

"Mama juga, Sayang. Cium pipi Mama," ujar Mace, menunjuk pada Pipinya dan Nova mengecup pipi Mace dengan sangat menggemaskan.

Fiona menutup Pintu dibagian tempat Nova, lalu memutar mobil dan masuk ke Jok disebelah Mace. "Ayo," ujar Fiona, memangku tas bawaannya diatas pahanya.

"Sudah berapa hari Kau bersama Nova tinggal di Rumah Chef Harry?" tanya Mace, mulai mengendarai Mobil menuju Kantor Harry.

"Sekitar empat hari, kenapa?" tanya Fiona, memerhatikan wajahnya di kamera ponselnya, memastikan wajahnya sempurna untuk bertemu dengan Harry siang ini.

"Bagus. Finn benar-benar tidak tau apa-apa? Kau ini benar-benar berani ya, Fiona," ujar Mace dan Fiona menghela napasnya, dirinya merasa buruk setiap membicarakan hal ini, Ia merasa seperti Istri kurang ajar untuk Finn, namun disisi lain Ia bahagia dengan Harry. Yang bisa Ia lakukan hanyalah menggaruk kepalanya bingung mendengar jawaban dari Mace.

"Finn tidak tau. Jika Ia tau, mana mungkin Aku bisa berhari-hari di Rumah Harry," jawab Fiona, duduk bersandar di Jok Mobil dan menatap Mace dengan tatapan lelahnya. "Aku tidak tau lagi bagaimana perasaanku pada Finn. Demi Tuhan, Mace, Aku selalu mencoba untuk kembali mencintainya, menemukan degup jantung yang menggila saat bertemunya seperti awal hubungan Kami dulu, namun ternyata Aku tidak bisa lagi. Aku datar setiap melihat dirinya," ujar Fiona, menunduk memainkan jari-jarinya.

"Sejak kapan?"

Fiona terdiam mendengar pertanyaan Mace, berpikir sejak kapan Ia mulai tidak memiliki perasaan cinta terhadap Suaminya sendiri, Fiona menoleh. "Sejak Kami ke Maladewa sebulan lalu, tidak terlalu jelas kapan. Tidak ada hari yang tepat kapan Aku hilang perasaan terhadapnya, semuanya berjalan dengan sendirinya tanpa Aku sadari dan sekarang, Aku sadar perasaan cintaku dulu padanya tidak benar-benar bertahan seperti janjiku di Gereja saat itu," ujar Fiona, menunduk menatap cincin pernikahan nya bersama Finn, rasanya Ia tidak pantas memakai ini saat Ia sedang bersama Harry bahkan bercinta dengan penuh hasrat dengan Pria itu.

Fiona melepasnya, menyimpan cincin tersebut pada Tas nya dengan rapi. Dalam hatinya Ia mencemooh dirinya sendiri sebagai Istri kurang ajar, namun Ia lebih baik melepaskan cincin tersebut karena Ia sadar diri nya tidak pantas memakainya daripada Ia terus memakainya tetapi sedang berselingkuh dengan Pria lain. "Jiwa mu itu dibawa kabur ya saat menikah dengan Finn? Iya? Bisa-bisanya kau tidak menyadari Kau masih mencintai Harry saat menikah dengannya!"

Fiona mendecak kecil, "Mace, saat itu Aku benar-benar memiliki rasa padanya dan Aku senang Ia melamar ku, Aku bahagia karena akhirnya ada satu Pria yang serius denganku. Kupikir dengan menikahinya perasaanku pada Harry bisa benar-benar mati. Namun ternyata salah, Finn membuat keputusan salah. Ia membawaku pindah ke London mengikuti nya dan kau tentu tau apa yang terjadi setelahnya, beberapa hari menginjak kaki di Kota ini, Aku langsung kembali bertemu dengan Harry," jelas Fiona, kekhawatiran ada diwajahnya, begitupula dengan ketakutan, rasa bersalah, rasa berdosa dan banyak perasaan buruk lainnya yang bergerumul di perasaannya. "Dan perselingkuhan kami tidak bisa terelakkan," lirih Fiona, memejamkan matanya frustasi.

"Kau sudah dewasa, kau seharusnya bisa membedakan mana perasaan kagum sesaat dan mana perasaan cinta yang sesungguhnya. Jika Kau mempertahankan pernikahan mu, maka hidupmu akan tersiksa hingga Kau mati, Fiona. Pernikahan bukan sekadar tinggal di satu rumah, namun pernikahan harus memiliki koneksi batin antara Kau dan Finn," ujar Mace dan Fiona menoleh padanya dengan pandangan tidak percaya, Mace baru saja menyuruhnya bercerai, bukan? Sahabatnya tersebut secara tidak langsung menyuruhnya berpisah dengan Finn.