[78] Baby Shane

1.2K 148 136
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😘😙😗😚

Fiona's POV

Hari ini tepat dua bulan usia pernikahan Kami, Harry berjanji hari ini Kami tidak boleh melakukan hal apapun yang melelahkan, jadi tadi Kami sarapan memesan dari Luar dan sekarang Kami baru saja pulang dari Makan Siang Romantis di luar. Lumayan, Aku tidak perlu lelah memasak atau Harry juga tidak perlu lelah mencuci piring karena biasanya Kami berbagi pekerjaan didalam Rumah ini.

Aku berbaring diatas Kasur karena merasa sangat kenyang, menatap langit-langit Kamarku dan menikmati perut ku yang terasa tenang karena sudah di isi oleh makanan enak. "Lapar mengamuk, kenyang melamun," Aku menoleh kearah pintu dan menemukan Harry masuk kedalam Kamar Kami dengan celana pendeknya.

Aku tertawa kencang, benar juga apa katanya. Aku tadi merajuk padanya tanpa alasan yang jelas lalu mendiaminya dan tanpa sadar sekarang Aku sudah tidak merajuk lagi padanya setelah pulang dari Makan Siang. "Kau mau Aku merajuk lagi?" tanyaku dan Harry tertawa, melompat keatas kasur dan berbaring disebelahku.

"Kau menggemaskan ketika merajuk," ujar Harry, mengusal pipinya pada pipiku membuatku terkekeh.

"Nanti malam Kita makan malam di Restoran Indonesia ya, Aku ingin Nasi Padang," ujarku dan Harry mengangguk, memeluk tubuhku seperti guling dan mengendus leherku.

"Indonesian Cuisine yang paling bisa Aku masak adalah soto Padang dan Opor. Aku akan memasakkan nya jika Kau ingin," ujar Harry dan Aku mendongak senang.

"Besok?" tanyaku dan Harry tampak berpikir.

"Kau yakin ingin memakan makanan dengan kuah hangat saat musim panas?" tanya Harry dan Aku mengangguk.

"Tentu, Aku akan membuat Es Cendol," ujarku dan Harry mengerutkan dahinya.

"Memangnya Kau bisa?" tanya Harry dan Aku mengangguk sombong. "Es Cendol itu yang Kita minum di pinggir jalan kan?" tanya Harry dan Aku mengangguk.

"Iya, yang seperti cacing berwarna hijau itu. Yang pakai santan dan gula," ujarku dan Harry mengangguk.

Harry menoleh kearah nakas, menemukan gold card miliknya terletak begitu saja diatas nakas Kamar Kami dan Ia langsung mengambilnya. "Aku lupa menyimpannya," ujar Harry, meletakkan gold card tersebut di sela-sela bibirnya sedangkan kedua tangannya sibuk merapikan isi laci.

Aku segera mengambil gold card tersebut dari sela-sela bibirnya dan mendecak, "Aku tau Kau super kaya dan Kau tidak perlu menunjukannya didepan mataku jika Kau memiliki gold card ini. Berhenti menyelipkannya disela-sela bibirmu, ini kotor," ujarku dan Harry hanya tertawa. Black card saja Aku tidak punya dan Pria ini memamerkan gold card miliknya yang memiliki posisi paling atas, diatas black card. Jangankan black card, titanium card saja Aku tidak punya.

Aku segera mengembalikan kartu emas itu pada Harry, memegangnya lama-lama membuatku takut, isi kartu itu bisa membiayai kehidupanku dan tujuh turunan ku sampai mati. "Kau mau memiliki gold card seperti ini? Aku bisa membantumu membuatnya," ujar Harry, menyimpan kartunya kedalam dompetnya.

Aku melongo mendengar pertanyaannya, apakah Ia baru saja menghinaku? Aku tersentak dan menggeleng, "Tidak usah, Aku sudah nyaman dengan kartu biasa milikku. Yang penting bisa menyimpan uang dengan aman," ujarku dan Harry tertawa.

"Aku bisa mendapatkanmu titanium card---"

"Tidak usah, Aku bangga dengan Kartu Debit milikku," ujarku, menutup mulutnya dan membawanya berbaring di Kasur. Aku tidak bernapsu atau memiliki keinginan untuk memiliki Kartu Elite tersebut, selain memang saldo ku tidak mencukupi, Aku juga malas membayar pajak setiap tahunnya karena Kartu Elite tersebut. Mungkin Aku selalu rajin membayar pajak kendaraan atau hal lain, namun membayar pajak kartu debit rasanya tidak masuk akal. Aku juga tidak ingin menggunakan uang yang diberikan Suamiku untuk membuat Kartu tersebut.

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang