[62] Wonder-Full Night.

1.5K 194 204
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg bacaaa 😗😙😘😚

Author's POV

Harry menyampirkan Jaket kulitnya pada bahu Fiona yang terbuka akibat Fiona hanya memakai Gaun, "Menangis menjadi hobimu sekarang," ujarnya dan Fiona menghela napasnya lelah, Harry telalu mengetahui Fiona. Ia menarik Wanita tersebut kedalam pelukannya, membuat air mata yang sudah Fiona tahan kembali jatuh dengan deras. Wanita itu menjadi sangat emosional dan sentimental beberapa waktu terakhir. "Kenapa Kau menangis?" tanyanya.

"Karena Aku kalah," lirih Fiona, terisak di Dada Harry. Fiona mencengkram kaosnya dengan erat sebagai pelampiasannya. Hati Harry terenyuh mendengar lirihan menyayat yang keluar dari Bibir mungil Wanita tersebut. Baginya, Fiona tidak pernah kalah, sampai kapanpun, fakta yang hanya Ia ketahui bahwa Wanita ini yang selalu memenangkan hatinya apapun yang terjadi, salah satu Wanita yang paling berperan penting di perjalanan hidupnya, Wanita yang memberinya kebahagiaan yang tidak pernah Ia bayangkan sebelumnya.

"Kau sedang tidak bertanding," ujarnya ssambi terkekeh kecil, mengelus rambut Fiona. Suara jangkrik dan semilir angin malam menemani Mereka berdua diatas bukit kecil ini. Harry berusaha menghapuskan suasana sedih dan menyayat yang tercipta, Ia tidak suka Fiona bersedih dan menangis.

"Memang sudah tidak. Alice sudah menjadi pemenangnya," ujar Fiona, Harry menunduk memerhatikan wajah Fiona yang memerah.

"Kenapa Kau berkata seperti itu?" Dia mengelus rambut halus Fiona, memerhatikan bagaimana cahaya bulan menyinari rambut kecoklatan Wanita itu membuatnya menjadi mengkilat, sangat indah bagi Harry.

"Di kehamilan ku dia pernah mengancam ku, Kau tau? Dia berkata akan merebutmu jika Ia menemukan celah sedikit saja untuk itu. Lalu di saat Kita kehilangan Nourette, Ia menyalahkan ku. Ia mengatakan Aku tidak menepati janjiku untuk menjaga Anak Kita, semua orang tau bahwa Aku akan dengan tulus menjaga Nourette tanpa perjanjian sialan yang Ia buat sepihak itu! Aku Ibunya dan Ia seolah menjadi Orang yang tersakiti mendengar kabar perginya Nourette, padahal dia siapa?! Aku yakin ada perasaan senang didalam hatinya saat mendengar kabar tersebut!" Fiona mengeluarkan semuanya di dada Harry, kali ini Ia akhirnya berani menceritakan semua pada Harry dalam keadaan sadar. Harry bisa merasakan sesak pada dadanya mendengar penuturan Fiona.

"Kau tidak salah dan Kau tidak pernah kalah, Fiona. Kau selalu tau sejak dulu Aku yang selalu mengejarmu, Kau tidak tau seberapa besarnya rasa sayangku padamu, jangan anggap dirimu kalah. Aku sangat menyayangimu, Kau kedua setelah Ibuku," ujar Harry dan Fiona mendongak padanya.

"Lalu kenapa Kau bersama Alice? Aku sudah bercerai dengan Finn, bukan kah itu yang Kau inginkan?"

"Aku berpikir secara logika, Fiona. Aku tidak ingin lagi menyelingkuhi wanita, cukup, sudah banyak sekali yang menjadi korban atas kelakuan bajinganku dulu, bahkan Aku harus mengorbankan anakku sebagai bayaran atas kelakuan jahat ku yang menyakiti hati perempuan," ujar Harry, menatap menerawang pada langit malam yang sangat gelap, "Jika Aku memang ditakdirkan untukmu, maka Aku akan menunggu disaat nanti Aku dan Alice berpisah karena keputusan kami berdua, tanpa emosi dan perkelahian didalamnya, Aku tidak ingin berpisah karena kejahatan ku lagi, Aku tidak ingin berpisah karena pengkhianatan ku pada Alice lagi."

"Kau tidak mencintaiku lagi, kan? Kau sudah tidak tertarik lagi denganku!" Fiona meraung, memukul dada Harry membuat Harry menahan tangannya.

Fiona masih terisak, dia menarik ingusnya dan memeluk tubuh Harry dengan erat. Dia tidak mengucapkan apapun, Harry membiarkan Fiona tenang terlebih dahulu. Memperhatikan wajah cantiknya yang selalu membuat Harry terpana, tidak hentinya Harry bertanya pada Tuhan bagaimana Ia menciptakan wajah yang sungguh menenangkan milik Fiona. Rasa lelahnya hilang kala melihat wajah manis tersebut, mata birunya sayu ketika menatap lurus kedepan.

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang