[60] Cigarette Night

1.5K 203 524
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😗😚😘😙

Author's POV

Air mata Fiona telah berhenti, namun yang menjadi masalah sekarang adalah isakkannya belum selesai dan sekarang Ia terlihat seperti orang yang sedang tersedak. Ia berusaha memejamkan matanya hingga Ia jatuh kedalam alam mimpinya dalam beberapa menit saja, namun beberapa jam tertidur, Ia kembali membuka matanya dan merasa bibir, mulut serta tenggorokannya sangat kering.

Fiona duduk, mengucek matanya dan merasa sangat mengantuk. Ia memutuskan untuk berdiri dan mengambil air mineral ke dapur, merasakan tenggorokannya kembali basah dan segar. Fiona menghela napasnya, berjalan kembali menuju Kamarnya yang gelap dan mengernyitkan dahinya melihat Pintu Balkon yang tidak tertutup rapat. Dapat terlihat dari cahaya yang masuk kedalam celah-celah kamarnya yang gelap.

Fiona menoleh ke jendela, napasnya berhenti melihat siluet seorang Pria yang duduk memunggunginya di Balkon. Tampak asap rokok menyebar di udara dan Fiona bisa merasakan tubuhnya dingin, tubuhnya bergetar ketakutan dan dengan langkah yang lemas Ia melangkah menuju ke Balkon dengan sebuah Payung yang tertutup. Ia siap menodong dan memukul Pria asing itu dengan Payungnya.

Fiona melangkah keluar, Ia patut bertepuk tangan atas keberaniannya untuk menghampiri Pria asing yang tiba-tiba duduk di Balkonnya. Fiona yang dulu tidak akan berani melakukan ini, mungkin Ia hanya akan menelfon security untuk mengamankan nya dan menangkap Pria asing yang ada di Balkonnya sekarang.

Fiona menodong payungnya sambil memejamkan mata takut, "Siapa kau?! Kenapa Kau dengan lancang berada di Balkon ku, Orang Asing?!" pekiknya, Dia beberapa kali memukulkan payungnya ke udara, mengantisipasi serangan dari Pria Asing tersebut.

"Aku Ayah Nourette."

Fiona terdiam, Dia menurunkan payungnya dan wajahnya merah padam akibat malu. Ia malu sekali. Yang tadi wajahnya pucat menjadi merah dan terkejut, "H-harry?" cicit Fiona.

Harry mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya, meletakkan Kartu Kunci Apartemen diatas Meja yang terletak disamping Ia duduk. "Kartumu," ujarnya, mengisap rokoknya dan kembali mengeluarkan asapnya dengan tenang.

Harry berdiri, menatap Fiona yang berdiri didepannya dengan gugup. Memerhatikan wanita itu beberapa saat lalu berjalan berlalu, "Kau mau kemana?" Fiona menahan tangan Harry, membuat darah Pria itu berdesir merasakan kulit halus itu menyentuh kulitnya.

"Pulang," jawab Harry singkat, "Jangan ceroboh lagi," peringatnya, melirik kearah Kartu Kunci yang Ia letakkan di Meja.

Tangan Fiona melepaskan tangannya, Ia bisa melihat Mata Wanita itu kembali berkaca-kaca, "Kenapa Kau melakukan ini semua?" cicit Fiona, Harry mengalihkan pandangannya dari mata Fiona, Ia tau jika Ia sudah melihat mata biru yang berkaca-kaca milik Fiona, maka Ia akan luluh dan kasihan terhadap Wanita itu, Ia tidak ingin jatuh lagi pada Wanita itu, setidaknya untuk saat ini.

"Melakukan apa?" tanya Harry dengan wajah kerasnya, Dia menatap tajam mata Fiona yang sudah berair.

Fiona menggeleng keras, "T-tidak apa, maaf telah merepotkanmu. Terima Kasih banyak telah mengantarkan Kartu Kunci Apartemenku," ujar Fiona, memaksakan sebuah senyuman namun Ia menyeka Air matanya dengan punggung tangannya.

"Kenapa Kau menangis?" tanya Harry.

Fiona menggeleng, "Hanya terharu karena Kartu Kunci Apartemenku ketemu, u-uhm, Terima kasih," ujar Fiona kecil, tersenyum pada Harry dengan mata berairnya. Ia mengaduh malu didalam hati karena alasan konyolnya.

Mendengar itu Harry mendengus kecil, menatap Fiona dengan tatapan mengejek setelahnya, "Aku tidak tau Kau menjadi begitu sentimental hanya karena Kartu Apartemenmu," ujar Harry dan Fiona terdiam akan hinaan gamblang yang Harry ucapkan padanya.

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang