[71] Unexpected

1.6K 220 294
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😘😚😙😗

Fiona's POV

Aku mendesah frustasi, berusaha menghubungi nomor Harry namun Pria itu tidak kunjung mengangkatnya dan berakting Dia adalah manusia tersibuk di Dunia ini. Aku tau Dia memiliki banyak sekali pekerjaan dan Dia orang kaya yang sibuk namun sesibuk-sibuknya Ia, Ia tidak pernah mengabaikan panggilan telfon dariku, kecuali saat Kami bertengkar beberapa waktu lalu saat Aku bercerai dengan Finn dan di Italia.

Aku melirik kearah Nova yang masuk kedalam kamar sambil menggaruk Kepalanya pusing, Dia tampak berantakan dan sangat rungsing, Dia kembali merengek, naik keatas kasur dan meletakkan Kepalanya diatas Pahaku. "Adik Nova mana?!" rengeknya dan Aku menggaruk kepala ku pusing, Harry saja Aku tidak tau dimana dan Anak ini sibuk meminta adik dari kemarin padaku.

"Aduh, nanti ya, Nova. Ayah Nourette sedang bertingkah," ujarku pusing, mengecek ponselku dan membuka aplikasi pesan, siapa tau Ia mengirimkan ku sesuatu, namun nyatanya Aku tidak mendapatkan pesan apapun darinya.

"Ayo, Telfon Daddy. Bilang pada Daddy, Nova mau adik," rengeknya, Aku mengelus rambut nya dan mengecup dahinya berkali-kali. Aku menghela napasku dan memutuskan untuk fokus pada Anak ini dulu.

"Nova tau tidak? Proses memiliki Adik itu lama, Sayang," ujarku, berusaha memberinya sebuah penjelasan agar Ia mengerti, "Kita harus menunggu berbulan-bulan, Nova dulu ingat tidak saat didalam Perut Mom? Nova sembilan bulan didalam perut Mom, sebelum itu Mom dan Dad membuat Nova dulu dengan kasih sayang lalu Nova hadir didalam perut Mom, setelah itu Nova baru lahir. Itu cukup memakan waktu, jadi Nova harus sabar jika ingin memiliki Adik, suatu saat pasti Nova punya adik," jelasku dengan Bahasa seringan mungkin agar Balita berusia tiga tahun ini mengerti apa yang ku ucapkan.

Nova terdiam, Dia seperti mencerna apa yang kuucapkan dan Dia mendongak dengan tatapan polosnya, "Jadi, Nova kapan punya adik?" tanya nya.

"Nanti, suatu saat. Nova hanya perlu bersabar dan berdoa selalu pada Tuhan, ya?" tanyaku dan Nova mengangguk cepat, "Nova juga harus sering berbuat baik agar Doa Nova cepat terkabul, okay?" tanyaku dan Dia mengangguk antusias lagi.

"Okay!" jawabnya dan Aku tersenyum lebar, memeluk tubuhnya erat dan mengecup pipinya berkali-kali. Aku gemas sekali dengan Anak ini, pipinya yang tembam dan kemerahan serta rambut cokelat kepirangannya membuatku tak henti-henti mengusalkan wajahku pada pipinya. "Mommy, ayo cepat buat Adik untuk Nova agar Adik Nova segera datang ke perut Mommy," ujarnya dan Aku memejamkan mataku frustasi, jika tadi Ia merengek untuk mendapatkan adik secara instan, sekarang Ia justru mendesak ku untuk membuatkan adik untuknya. Masalahnya, Harry saja tidak jelas dimana.

"Nanti ya, Sayang. Ada Mama Mace di bawah, Nova cepat main dengan Mama Mace. Minta adik pada Mama Mace juga," ujarku, menepuk bokongnya dan Nova langsung beringsut turun dari Kasur dan berlari menuju kebawah, tempat dimana Mace berada.

Nova keluar, sekarang justru Ivy yang masuk kedalam Kamarku sambil memerhatikan Nova turun ke lantai bawah. "Anak itu tampak sangat rewel karena ingin adik," ujar Ivy dan Aku mengangguk setuju.

"Dia melihat temannya memiliki Adik, jadi Ia juga ingin," jelasku, mengecek kembali ponselku dan berharap ada pesan dari Harry atau setidaknya Ia membaca pesanku.

Aku mendesah frustasi, berbaring dikasur sambil mengusap wajahku, "Sudah seminggu Harry menghilang," ujarku dan Ivy menoleh dengan cepat.

"Setelah Kau diajak bertemu Keluarga Besarnya?" tanya Ivy dan Aku mengangguk. "Kau sudah mencoba menelfon atau mengirim pesan padanya?"

"Sudah ribuan kali! Aku sampai menelfon Leena dan Ia mengatakan Harry jarang pulang ke Rumah, Ia hanya akan pulang ke Rumah untuk tidur," ujarku, kemarin Aku baru saja menelfon Orang yang bertugas membersihkan Rumah Harry setiap paginya.

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang