[6] Apart

1.5K 222 325
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca 😘😙😗😚

Author's POV

Fiona merasa malas dan kesal saat mengetahui Atasannya ternyata mengizinkannya untuk mengikuti Finn ke Maladewa untuk menemani suaminya itu menghadiri salah satu Pesta perayaan atas launching nya Restoran milik temannya, dimana salah satu resep di Restoran itu adalah Inovasi dari suaminya. Fiona menggaruk kepalanya pusing, membereskan baju-bajunya untuk Ia masukkan kedalam Koper miliknya. Ia membutuhkan baju cukup banyak karena Finn berkata mereka akan menghabiskan satu minggu ini di Maladewa.

"Sayang, jangan lupa membawa lingerie mu," Fiona menoleh kebelakang, melihat Finn yang sedang memainkan ponselnya dan duduk di pinggiran kasur mereka.

Fiona mengangguk, menuruti kata Finn dan memasukan beberapa lingerie seksi kedalam kopernya, salah satu lingerie yang Fiona bawa adalah lingerie yang dulu Harry berikan padanya. Disemasa kehamilannya dulu, Fiona dibelikan cukup banyak lingerie oleh Harry, namun ternyata tidak terpakai karena tubuh dan Perut Fiona semakin membesar setiap minggunya, itu yang membuat Fiona tidak ingin memakai lingerie yang diberikan Harry dan lebih memilih memakai Baju longgar yang lebih nyaman. Namun saat tubuh Fiona sudah kembali seperti semula, mereka justru berpisah, membuat angan-angan Fiona memakai benda seksi tersebut didepan Harry sirna.

Fiona memasukkan segela macam kebutuhannya, merapikannya disatu koper dan menyiapkan segala macam kebutuhan Imigrasi seperti Paspor. "Finn, kau sudah menyiapkan barang-barangmu?" tanya Fiona dan Finn mengangguk.

"Sudah."

Fiona menatap kedalam Kopernya yang hampir setengah diisi oleh pakaian-pakaiannya yang menggoda dan seksi, Ia menghela napasnya, seminggu selama mereka di Maladewa bertepatan dengan masa subur Fiona bulan ini. Jika Fiona boleh berharap, Ia akan mengambil kesempatan ini untuk melakukannya dengan Finn di Maladewa. Berharap ada malaikat kecil muncul di rahimnya lagi, menjadi Adik Nourette. Fiona tidak peduli apakah Finn akan senang atau tidak, yang jelas ini anak mereka berdua, hasil pernikahan yang sah. Fiona bingung Apa yang di tahan-tahan oleh Finn untuk memiliki buah hati, Mental dan usia mereka sudah mencukupi, dari segi Ekonomi dan Finansial pun mereka sangat berkecukupan, apalagi hanya untuk menghidupi satu orang Anak. Fiona percaya Uang dapat dicari kelak.

Fiona mengunci Kopernya, mengambil kain perca berwarna kuning terang sebagai tanda jika itu Koper miliknya. Ia memiliki beberapa pengalaman buruk di Bandara, salah satunya adalah bingung mencari dimana Kopernya karena Koper miliknya dan milik penumpang lain memiliki ciri yang hampir sama. Menandai kopernya dengan kain tak terpakai akan sangat-sangat membantu. Ia juga memasangkan kain perca kuning itu pada Koper milik Finn.

Fiona berbaring disebelah Finn. Ia memejamkan matanya, berusaha menghilangkan bayang-bayang lelaki yang kemarin menjemputnya untuk pulang kerja, Ia tau perasaan ini salah, Ia telah memiliki Suami sah. Tidak pantas baginya masih membayangkan lelaki dari masa lalunya, semakin Fiona memejamkan mata, maka bayangan lelaki itu di otaknya semakin terlihat jelas. Fiona menggelengkan kepalanya, "Huh!"

Fiona mengusap wajahnya, merasakan suaminya menatap dari samping, "Kau baik-baik saja?" tanya Finn, menyentuh pipi Fiona dan Wanita itu mengangguk kecil.

"Y-ya, Aku baik-baik saja."

Fiona menggigit bibir bawahnya, jantungnya berdegup kencang tak karuan, sangat takut, cemas dan khawatir. Ia takut akan perasaannya sendiri. Ia ingin menghilangkan Harry dari pikirannya namun semakin Ia berusaha maka semakin sulit. Fiona menjalarkan tangannya ke Pinggang Suaminya, menyelundupkan kepalanya kedada Finn, persis seperti yang dulu pernah Ia lakukan pada Harry. Ia memeluk Finn erat, "Finn, Aku mencintaimu."

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang