[65] Guess, Kiss and Hug.

1.3K 185 215
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lg baca yaaa 😘😚😙😗

Fiona's POV

Kami baru saja selesai makan malam dengan Ayah dan Ibuku yang baru saja pulang dari Pekerjaan mereka, mereka sangat senang mengetahui Harry ada disini dan Ibuku sangat gembira melihat satu buket bunga berwarna putih dengan jenis yang berbeda terletak di dapur, Bunga pemberian dari Harry padaku tadi ternyata memiliki tanah didalamnya membuatnya bisa ditanam di halaman Rumah, membuat Ibuku lebih senang lagi dan berencana akan menanamnya besok.

Sekarang si Kecil menggemaskan bernama Nova mulai membuat drama-dramanya saat Dia melihat Harry bersiap untuk pulang. "Look, Daddy. My hair is shiny under the light," ujarnya, menarik celana Harry untuk mengalihkan perhatian Pria itu. "And My hair is half brunette and half blonde."

"So wonderful, I love your hair," ujar Harry dan mengambil jaketnya untuk Ia pasang di tubuhnya, tanda Ia akan pulang ke Rumahnya dan Aku tau Nova tidak menyukai hal itu.

"Daddy! We have the same Necklace!" pekik Nova, menunjukkan kalung salibnya pada Harry yang kemarin ku belikan di Italia. Harry menoleh dan tersenyum lebar lalu mengangguk, kembali menoleh pada Ayahku yang berbicara, mereka tampak sangat serius.

"Nova sudahlah, Harry ingin istirahat di Rumahnya. Ayo cuci kaki, tangan dan wajahmu, Kita akan tidur," ajakku, menggenggam tangannya namun bocah kecil dan centil ini menggeleng, Dia masih berusaha mencari perhatian dari Harry agar menoleh padanya dan tidak pulang.

Harry berbicara dengan Ayahku, mereka berjalan menuju ke Pintu Utama dan Harry akan segera pulang, "Daddy, look! I can stretching," ujar Nova dan duduk di lantai, dia mencium kedua lututnya menunjukkan Ia sangat lentur. Aku memutar kedua bola mataku melihat caranya untuk menahan Harry tidak pulang, ini biasa Ia lakukan agar Harry menunda-nunda waktu untuk pulang. "Would you come inside? Me and Mommy have something to show you!" Aku membulatkan bola mataku, Apa-apaan Anak ini? Aku bahkan tidak akan menunjukkan apapun pada Harry.

"I have to go, Sweetheart. I need to sleep," ujar Harry sambil tersenyum, merapikan rambut Nova dan memeluknya sekilas. "Bye!"

Aku menahan tangan Nova agar anak ini tidak menyusul Harry, namun belum sampai lima langkah Harry berjalan, Anak ini mulai berbaring di lantai dan merengek, dia menendang kakinya kesegala arah dan mulai mengeluarkan tantrumnya berupa tangisan dan rengekan, "Nova ingin tidur dengan Daddy! Daddy tidak boleh pulang!" teriaknya, air matanya jatuh melewati pipinya dan mulai meraung. Aku dan Bibi May berusaha memeluknya namun Anak ini tetap menangis, "Nova mau Daddy!"

Harry yang mendengar jeritan Nova tampak terkejut dan menoleh kearah Kami yang sibuk menenangkan balita ini. Harry segera beralih dari Ayahku dan masuk kedalam Rumah kembali, "Nova, Harry harus istirahat, Sayang," ujarku dan anak ini tidak peduli pada ucapanku dan terus menangis.

"Nova mau Daddy! Daddy tidak boleh pulang!" pekiknya, dia terus memberontak saat Aku dan Bibi May berusaha menahannya.

"Nova sayang, tenang. Sini Aku peluk," Anak ini menggeleng keras dan terus menangis, "Kau tidak boleh seperti itu, Sayang," ujarku, berusaha mendekap nya namun Anak ini benar-benar histeris.

"Hei, kenapa? Aku disini," Harry mengambil alih anak ini, membantuku yang hampir kewalahan menahan amukan dari Balita tiga tahun ini. Harry menariknya kedalam pelukannya dan memeluk erat anak ini. Nova masih terisak namun mulai sedikit tenang, "Aku disini, Aku disini, Sayang," Harry menggendong Nova dan mengelus punggungnya.

"Lihat kan, keras kepalanya sama seperti Fiona," Kami semua menoleh pada Ivy dan Mace yang baru saja pulang. Dasar kurang ajar, baru pulang sudah mengatakan hal buruk tentangku. Aku memelototkan mataku pada Ivy.

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang