[20] Wound

1.5K 203 327
                                    

Vote sblm membaca, komen pas lagi bacaa yaaa 😚😘😙😗

Author's POV

Fiona menatap Harry dengan tatapan yang sama sejak tadi, tatapan ketakutan. Tentu Harry dapat merasakan Fiona yang tidak berani untuk lama-lama menatapnya, Fiona sedari tadi hanya menunduk dengan wajah merah, kentara sekali jika Wanita tersebut baru saja selesai menangis. Seingat Harry, Fiona tidak menangis saat Ia menghajar preman itu bahkan saat Ia hampir diperkosa oleh Preman, Harry tidak mengerti kenapa saat Ia datang kembali untuk menjemput Fiona, Wanita itu justru menangis di pinggir jalan.

"Ayo pulang," ujar Harry dan Fiona mendongakkan kepalanya, menatap Harry dengan sejajar setelah sedari tadi Ia menunduk.

Fiona mengangguk menurut, "I-iya," ujar Fiona, bangkit berdiri dari tempat mereka makan di Restoran ini lalu Fiona mengekor Harry untuk keluar menuju Parkiran.

Fiona berhenti didepan sebuah Mobil mewah yang Ia ketahui jika Mobil ini adalah Mobil milik Harry dan Harry justru membuka Mobil tersebut, "Masuk," ujar Harry dengan tatapan datarnya, mau tidak mau Fiona mengikutinya masuk.

"K-kenapa naik ini?" tanya Fiona bingung, memutarkan kepalanya memindai mobil Harry.

"Tadi itu motor milik Karyawanku, ku pinjam," ujar Harry dan Fiona hanya mengangguk mendengarnya, mata Wanita itu fokus pada Luka di telapak tangan Harry yang sudah mulai mengering, namun tetap saja, itu terlihat sangat mengerikan dengan darah kering yang menempel di telapak tangannya.

Fiona membuka tempat penyimpanan barang di dashboard Mobil Harry, mengambil satu kotak putih berlambang kan tanda tambah merah dan bertuliskan P3K, mengeluarkan botol air mineral miliknya dari dalam tas dan memberikannya pada Harry. "H-harry, bersihkan lukamu dengan air mineral ini, alirkan saja diatas lukamu," ujar Fiona dan Harry menatapnya bingung.

"Tak perlu," ujar Harry, menjalankan Mobilnya untuk keluar dari Area Restorannya.

Fiona terdiam, menatap Harry dengan tatapan memohon, "Kumohon, berhenti sebentar di Pinggir jalan," ujar Fiona, matanya tidak bisa lepas dengan darah Harry yang kembali mengotori Stir Mobilnya.

"Tidak perlu, Fi---"

"Harry, kumohon! Aku yang membuatmu seperti itu! Biarkan sekarang Aku yang mengobati lukamu!" Fiona menjerit, matanya sudah di penuhi air mata yang sebentar lagi akan turun melewati pipinya. Ia masih teringat dengan perkataan Alice tadi, Ia merasa sangat bersalah. Lagi-lagi, Alice berhasil membuatnya kembali tertekan akan rasa bersalah.

Wajah Fiona memerah, dadanya naik turun akibat menahan tangisannya. Harry tau jika Wanita itu menyimpan banyak emosi yang sudah Ia pendam sedari tadi, sekali menangis saja tidak cukup bagi Fiona. Malam ini terasa panjang, padahal jam baru menunjukan setengah sembilan malam dan sudah banyak hal yang terjadi bagi Fiona dan Harry malam ini.

Harry mengalah, menepikan Mobilnya didepan parkiran sebuah Swalayan karena Ia tidak bisa memarkirkan Mobilnya di sembarang tempat. Wajah Fiona memerah, bibir bawahnya bergetar menahan tangisannya, Ia tampak sangat kusut, rambutnya yang tadi sepulang bekerja masih rapi, sekarang sudah berantakan. Namun Harry tidak menyangkal jika Wanita itu tetap cantik di keadaan apapun. "Apa? Kau ingin melakukan apa padaku?" tanya Harry, melepaskan Seatbelt nya dan menoleh pada Fiona yang tampak seperti Anak kecil yang sedang merajuk menahan tangisannya.

"Ini," ujar Fiona, memberikan botol air mineralnya pada Harry.

Harry menerimanya, membuka Kaca Mobil dan mengalirkan air pada tangannya yang berdarah. Setelah benar-benar bersih, Harry mengembalikan botol air mineral itu kepada Fiona. Fiona mengambil tangan Harry yang terdapat bekas sayatan di telapak tangannya, untungnya tidak terlalu dalam, namun yang membuat Fiona panik adalah darahnya tidak berhenti. Bagaimana bisa Harry tahan untuk tidak membersihkan nya sedari tadi dan membiarkan darahnya terus mengalir keluar?

Encounter [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang