37. Secret Admirer

222 23 7
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM KOMEN<3

YANG BELUM FOLLOW, FOLLOW DULU YA SAYANG:)


***


"Darren!" panggil Rinjani sembari berlari mengejar langkah kaki Darren. Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, dan ketika Rinjani ingin mengajak Darren pulang ternyata makhluk itu sudah ngacir lebih dulu meninggalkannya.

"Hm," balas Darren malas ketika Rinjani telah menyamai langkahnya yang super cepat. Sudah mirip seperti pasangan yang tengah merajuk, di mana si laki-laki yang sedang marah dan si wanita yang mencoba membujuk dengan memberikan penjelasan. Duh, drama remaja yang sangat aneh.

"Pelan aja, kenapa sih, buru-buru banget. Kek dikejar renternir aja," sewot Rinjani agak sebal. Keringatnya sudah bercucuran karena ulah Darren yang makin membuatnya kesal.

"Cerewet!" ketus Darren tak tanggung-tanggung. Laki-laki ini kadang menjengkelkan. Tidak kadang, lebih tepatnya selalu menjengkelkan. Jika saja Rinjani memiliki satu peluru, mungkin bisa ia gunakan untuk mengancam Darren agar mau sedikit lebih banyak berbicara dengannya. Namun sayangnya Rinjani tidak memiliki peluru, mungkin lain kali ia bisa meminjam kepada ayahnya untuk meminjam tank sekalian.

"Dasar nyebelin," gerutu Rinjani, tapi masih mampu didengar oleh Darren. Kalau saja ada ajang penghargaan 'laki-laki menyebalkan', mungkin Rinjani akan merekomendasikan Darren agar masuk nominasi kategori itu. Tapi, ada ataupun tidak ajang itu, Darren sudah mendapatkan penghargaan laki-laki yang paling menyebalkan di hidup Rinjani.

"Eh, btw tadi malem aku di surprise-in lho Ren sama si Bara. Dia nyanyi terus ngasih bunga juga ke aku.... So sweet ya dia, ga kebayang gimana bahagiannya nanti pacarnya. Pasti nanti pacarnya beruntung banget." Rinjani curhat panjang lebar sampai kuping Darren panas. Ya, laki-laki yang datang ke kafe malam hari itu dan memberi Rinjani kejutan adalah Bara Alexsius. Hm...sudah tampan, romantis pula. Perempuan mana saja jelas akan beruntung jika mendapatkan laki-laki seperti Bara. Mungkin jika author diberi satu, author akan sujud syukur. Ah, lebay.

"Pacar gue juga beruntung dapet gue." Dengan percaya dirinya Darren menjawab tanpa beban. Ekspresi yang ditunjukkan sangatlah ketus. Ia masih berjalan sangat cepat hingga membuat Rinjani merasa kelelahan. Nafas Rinjani saja sampai ngos-ngosan.

"Lah, bukannya kamu jomblo ya?" Skak mat. Darren mendadak berhenti berjalan, membuat Rinjani menabrak punggung Darren yang cukup keras. Rinjani mengusap usap hidungnya karena cukup sakit. Sedangkan dalam hati Darren tak henti-hentinya mengumpat.

"Yang tadi ngomong jomblo, emang punya pacar?" balas Darren ketus. Laki-laki itu menunjukkan smirk nya, lalu ia lanjut berjalan.

"Ngga punya sih, cuma tadi malem Bara nembak aku." Rinjani berbicara dengan santainya , kemudian ia juga kembali berjalan menyamai langkah Darren. Namun, tetap saja Rinjani tertinggal dibelakang. Mendengar itu lagi-lagi Darren menghentikan langkahnya hingga membuat Rinjani kembali menabrak punggung tegap Darren.

"Aisshh...kalau berhenti bilang-bilang kenapa sih," gerutu Rinajni sebal.

"Terus?" tanya Darren tak memperdulikan keluh Rinjani. Laki-laki itu bertanya dengan posisi masih memunggungi Rinjani. Rinjani malah bengong sendiri. Ia mengernyit bingung dengan pertanyaan Darren.

"Terus?" Rinjani malah balik  bertanya.

"Mau lo jawab apa?" Mungkin Darren agak kepo. Kali ini ia berbicara dengan membalikkan badannya menghadap Rinjani.

CRIME LEADER [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang