Jangan lupa komen di setiap paragraf ya:)
Boleh koar² asal tahu adab dan etika👍
Klo belum follow ya gek di follow😃
Maklumin klo banyak typo ye👌
🐵
"Kenapa muka lo?" bingung Darren menatap gadis di sampingnya yang terlihat sedang menekuk muka. Keduanya berjalan bersama menuju parkiran yang berada di lantai dua.
"Takut dapat nilai jelek," Rinjani menjawab dengan raut sedih. Sepanjang perjalanan gadis itu terus menunduk, fokusnya hanya mengarah ke lantai yang sedang ia pijak.
Takut? Peraih juara pararel saja memiliki ketakutan perihal nilai yang diperolehnya. Ya, tidak salah. Bisa dikatakan sangat wajar apabila setiap siswa merasa ketakutan jika sampai memperoleh nilai jelek. Tapi, rasa takut tidak akan pernah berarti bagi mereka-mereka yang menganggap nilai hanya sebatas debu.
Seorang siswi tercedas di Antariksa dan juga siswi langganan juara pararel se-MIPA mustahil mendapat nilai merah. Itu bagian dari pendapat seluruh warga Antariksa. Berbeda lagi dengan pemikiran orang yang berambisi mengalahkan siswi tercerdas itu. Namun, di satu sisi Rinjani tidak pernah merasa besar kepala dengan nilai yang selalu ia peroleh. Malah justru Rinjani semakin giat belajar dan ia juga tak lupa selalu mengevaluasi soal-soal yang menurutnya lemah di mapel itu.
Bicara soal nilai, bukankah penghuni Antariksa adalah kumpulan siswa siswi tercerdas dari berbagai penjuru kota. Dengan kenyataan itu tentu banyak dari mereka(para siswa maupun siswi) menganggap UAS hanyalah rutinitas seperti biasa. Sebab mereka sudah terbiasa terlatih mengerjakan soal.
Sekolah swasta semacam Antariksa, Angkasa, dan Cakrawala memang memiliki metode tersendiri dalam mengajarkan materi pelajaran kepada murid di bandingkan dengan sekolah-sekolah negeri. Kebijakan tiap sekolah pun tentunya juga berbeda. Namun, dalam lingkup wilayah ini Antariksa lah yang menjadi satu-satunya sekolah terfavorite dan dambaan bagi setiap murid.
"Ngga mungkin," cletuk Darren membuat Rinjani menoleh ke arah laki-laki itu dengan tatapan cukup lama.
"Ya, ngga mungkin lo dapet nilai jelek," ulang Darren lagi.
Ya juga ya, masa nilai aku jelek, mana mungkin... Astagfirullah kok sombong sih, mana tadi nethink lagi, batin Rinjani masih menatap Darren. Jangan berpikir seorang Darren merona ditatap seperti itu oleh seorang gadis, terlebih dia Rinjani. Tidak, justru Darren merasa risi, sebab dia tidak suka diperhatikan terlalu lama.
"Ngapain lihat-lihat?!" ketus laki-laki itu.
"Kalau dilihat-lihat dari dekat kamu ganteng juga ya," ucap Rinjani tanpa berpikir. Darren hanya melotot sebal. Bisa bisanya gadis itu melenceng dari pembicaraan sebelumnya.
Apa hubungannya nilai sama ganteng, pikir laki-laki itu heran.
"Emang..... Baru tahu lo?! Emangnya kemarin lo kemana aja?!" ucap Darren sinis terkesan tak suka.
"Sibuk mengagumi yang lain lah," balas Rinjani ngawur. Darren yang mendengarkan bualan itu pun hanya memasang raut jengah.
"Terserah," ketus Darren.
Keduanya masih berjalan bersamaan. Sebab, letak parkairan lantai dua dari kelas XII MIPA 1 memang sangatlah jauh.
"Enak ya Ren kalau UAS pulangnya pagi terus," ucap Rinjani senang, berbeda dengan raut sebelumnya. Rinjani memang tipe orang yang suasana hatinya gampang berubah ubah. Kadang cepat sedih, kadang juga cepat senang. Aneh memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRIME LEADER [HIATUS]
Romance📌FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA. 📌INSYAALLAH UPDATE SETIAP SABTU. ❤❤❤ Ini tentang Darren. Darren Andreas. Laki-laki dingin yang terkenal sangat introvert. Kepribadiannya yang selalu menyendiri memb...