SPAM VOTE & KOMEN YA:)
DAN JANGAN LUPA SHARE CERITA INI JUGA<3
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Minggu pukul 10.00 WIB.
Seorang wanita mengeliat dari tidurnya untuk mencari posisi yang nyaman. Tubuhnya masih terbungkus selimut, sudah seperti kepompomg yang belum menetas. Sedanglan tak jauh dari wanita itu ada seorang laki-laki yang duduk di kursi belajarnya sedang menyilangkan tangan menatap wanita itu karena tak kunjung bangun.
"Bangun!" suruh cowok itu dingin.
"Masih pagi," balas wanita itu setengah malas.
"Udah jam 10!" cletuknya lagi masih dengan nada dingin.
"Yaelah Bang, kaya ngga tahu aku aja," balas wanita itu masih memejamkan mata. Ia malas bangun sebab matanya masih lengket dan susah di buka, sedangkan ia sudah teranjur nyaman di kasur.
Laki-laki itu menghembuskan nafas kesal. "Gue bukan Abang lo!" ucapnya masih dingin. Mendengar suara yang sangat asing membuat Misel langsung buru-buru bangun. Dan ia menatap kaget ke arah laki-laki di depannya.
"Kenapa gue bisa ada di sini?" bingung Misel
"Lo kan jelangkung!" ucap laki-laki itu membuat Misel melotot tak terima.
"Yang jelas lo bukan bidadari yang nyasar ke apartemen gue!" cletuk laki-laki itu agak nylekit.
"Kenapa lo lagi? Em, apa kita jodoh?" Sinting, batin laki-laki itu setelah mendengar ucapan gadis menyebalkan yang ada di hadapannya.
"Berjodoh sama lo ngga ada dalam rencana hidup gue, sorry!" Misel terdiam mematung sebal campur muak.
"Darren. Itu kan nama lo?" Misel mencoba mengingat. Ya, lagi dan lagi. Untuk yang kedua kalinya Darren terpaksa menolong Misel.
"Bagus, lo udah sadar. Pintu di sebelah sana." Ucap Darren lalu menunjuk pintu keluar kamarnya.
"Lo ngga ada niatan nganterin gue?" Misel agak basa basi.
"Apa gunanya kaki diciptain?" Misel memutar bola mata malas.
"Semua cowok sama aja!" Misel mulai marah.
"Jangan asal nyimpulin cuma karena lo ditolak satu cowok." Perkataan dingin itu menohok Misel.
"Kenapa lo bisa tahu?" Misel mengernyit bingung.
"Jelas, karena gue pintar." Bangga Darren, tapi kenyataanya ia memang pintar. Sedangkan Misel ia memutar bola matanya malas.
"Buruan pergi! Gue sibuk dan gue ngga ada waktu ngurusin cewek gila yang nyasar di rumah gue." Lagi-lagi Darren mengusir Misel dengan kata-kata yang menyebalkan.
Dasar ngga punya hati, Misel mengumpat dalam hati.
"Simpan umpatan lo buat cowok yang nolak lo, bukan malah sibuk ngumpatin gue." Misel heran karena Darren bisa membaca pikirannya.
"Lulus nanti lo mau jadi psikolog ya?" Bodoh, Misel malah bertanya hal yang tidak jelas kepada Darren. Membuat laki-laki itu muak.
"Bukan. Gue mau jadi imam lo." Kata-kata Darren membuat Misel beranjak dari tempat tidurnya lalu menghampiri laki-laki itu.
"So sweet," balas Misel lalu menyentuh hidung Darren dengan jari telunjuknya. Ia gemas.
"Jadi imam pas nyolatin lo." Lanjut Darren membuat Misel refleks melotot marah. Karena secara tidak langsung Darren mengatakan bahwa ia akan menyolati Misel ketika wanita itu sudah menjadi jenazah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRIME LEADER [HIATUS]
Romance📌FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA. 📌INSYAALLAH UPDATE SETIAP SABTU. ❤❤❤ Ini tentang Darren. Darren Andreas. Laki-laki dingin yang terkenal sangat introvert. Kepribadiannya yang selalu menyendiri memb...