•••
Pagi yang amat cerah. Sangat jauh berbeda dengan raut muka Rinjani yang super kusut. Pagi ini Rinjani sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Tapi, ia gelisah, sebab hari ini adalah hari terakhir pembayaran buku dan sayangnya, saat ini ia sedang tidak mempunyai cukup uang.
"Oh iya lupa, hari ini kan hari terakhir bayar buku. Aduhhh,, aku kan nggak punya uang. Gimana ini?" gelisah Rinjani dan terus memasang tampang cemberut selama melangkahkan kaki keluar kost.
"Kusut amat," cletuk Darren yang sudah bertengger di motor hitamnya.
"Darren,, kamu ngapain di sini?" tanya Rinjani kaget dengan kemunculan Darren yang sudah ada di depan kostnya.
Hening
"Mau jemput aku ya?" tanya Rinjani antusias.
"Kebetulan," balas Darren ketus.
"Hah?"
"Kebetulan lewat!" balas Darren malas.
"Masa? Bukan karena alasan lain?" tanya Rinjani lagi.
"Iya," balas Darren tidak niat.
"Iya? Iya apa?" tanya Rinjani bingung.
"Naik!" perintah Darren yang membuat Rinjani mau tidak mau menaiki motor besar milik Darren.
Di perjalanan Darren sesekali melirik Rinjani dari kaca spion. Ia melihat raut kegelisahan yang terpampang di wajah gadis itu. Pasalnya selama perjalanan gadis dibelakangnya hanya diam saja tak mau bersuara.
"Lo kenapa?" ucap Darren sembari sedikit menoleh ke samping.
"Ngga papa ko"
"Yakin?"
"Iya"
Sesampainya di sekolahpun banyak siswa siswi yang berbisik-bisik tentang mereka. Maklumin people's +62, ngga gibah ngga nikmat wkwk. Semua siswi itu iri dengan kedekatan Darren dan Rinjani. Pasalnya mereka semua baru pertama kali melihat seorang Darren yang super dingin memboncengkan seorang wanita, dan yang mereka herankan kenapa wanita itu harus si cupu Rinjani.
Ya Rinjani memiliki panggilan Cupu di sekolah. Panggilan ini diberikan karena memang kenyataannya Rinjani selalu berpenampilan cupu setiap hari. Tapi Rinjani tak mempersalahkan panggilan cupu yang tersemat di dirinya, toh itu semua memang benar adanya.
Sesampai di kelas pun Rinjani masih murung. Sebab ia masih saja memikirkan bagaimana cara ia melunasi buku tepat waktu. Sedangkan Darren, ia sangat muak dengan perempuan di sampingnya. Pasalnya gadis itu tak mau sedikit bercerita mengenai masalah yang sedang mengganggu pikirannya.
"Pinjem contekan PR," ucap Darren pada Rinjani.
Rinjani pun menyerahkan buku asal pada Darren. Hingga membuat Darren menghela nafas kasar, karena Rinjani masih tak mau bercerita mengenai masalah yang sedang ia hadapai.
"Lo salah ngasih buku," ucap Darren sembari menyodorkan buku ke Rinjani.
"Eh maaf," balasnya langsung mengambil buku dari Darren. Lalu menukar dengan buku PR miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CRIME LEADER [HIATUS]
Romance📌FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA. 📌INSYAALLAH UPDATE SETIAP SABTU. ❤❤❤ Ini tentang Darren. Darren Andreas. Laki-laki dingin yang terkenal sangat introvert. Kepribadiannya yang selalu menyendiri memb...