11. Hungrynees

616 64 68
                                        

Tekan bintang😊

🙈🙉🙊

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tapi, sayang Darren masih enggan pulang ke apartemen miliknya. Ya, memang selama ini Darren tinggal seorang diri. Menempati satu apartemen mewah milik keluarganya.

Sebenarnya Darren memiliki seorang tante yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. Bahkan sebelum tinggal di apartemen, dirinya sempat tinggal bersama sang tante selama kurang lebih tiga tahun. Memang sejak orangtuanya meninggal sang tantelah yang sudah banyak merawatnya. Untuk itu sejak dirinya menginjak bangku SMA, Darren memutuskan untuk pindah ke apartemen. Niatnya ia hanya tidak ingin terlalu banyak merepotkan sang tante. Terlebih sang tante juga memiliki anak yang seumuran dengannya.

"Masih mau disini? " ucap Barra kepada Darren. Saat ini mereka sedang berada di markas. Jangan tanya kemana Kenzie, Tomy, dan Ryo, karena mereka sudah pulang.

"Lo mending pulang" usir Darren sembari membuang puntung rokok ke sembarang arah.

"Ditanyain baik-baik malah ngusir" sindir Bara kepada Darren.

"Kalau ada masalah cerita. Bukan malah kaya gini." lanjut Bara lagi. Tapi sayang ucapannya tak didengarkan oleh Darren.

"Dah lah. Capek gue ngomong sama lo. Gue cabut duluan" ucap Bara lagi karena sudah menahan kesal karena tingkah Darren.

"Kenapa ngga dari tadi?" balas Darren santai.

"Njir. Dasar tembok" umpat Barra sebal sembari menyambar jaket bombernya dan melangkah pergi.

Saat ini Darren masih berada di markasnya. Malam ini ia memilih markas sebagai tempat pelariannya. Kali ini ia tak melampiaskan amarahnya lewat balapan. Padahal balapan sudah hampir menjadi kebiasaannya ketika ia sedang dipenuhi amarah. Tapi, jika boleh jujur badannya sekarang terasa sangat capek. Penyebabnya ya apalagi kalau bukan karena pertarunga tinju sore tadi. Namun, bukan karena itu yang membuat Darren menjadi bad mood. Melainkan suatu hal lain.

Flasback on

"Oh jadi begini kelakuan kamu," ucap orang itu sedikit sinis. Dia adalah seorang laki-laki, mengenakan pakaian serba hitam dan memiliki umur kira-kira lima tahun di atas Darren.

"Mau lo apa?" ucap Darren tak mau basa-basi.

"Maaf" ucap laki-laki itu terlihat sangat serius. Namun, juga terlihat kesedih yang terpampang di wajahnya.

"Ngga akan" ucap Darren sinis, sembari membuang muka.

"Mau sampai kapan ren? Gue capek terus-terusan musuhan sama adik gue sendiri. Gue juga pengen kita bisa kayak semula ren. Pengen banget malah. Tinggal lo ren satu-satunya keluarga yang gue punya. Ayolah maafin kakak" ucap laki-laki itu sangat aedih.

Dia Damian Andreas. Laki-laki yang juga tak kalah tampan dari Darren itu ternyata adalah sang kakak. Damian saat ini bekerja sebagai CEO pemilik Andreas Group. Perusahaan terbesar dan terkaya ke dua di dunia setelah perusahaan Amartha Grup. Andreas Group adalah perusahaan milik magra dari sang ayah.

Sejak Damarionil Andreas(ayahnya) meninggal, mau tak mau Damian harus mengantikan sang ayah di perusahaan. Karena kebetulan ia anak pertama yang sekaligus juga sebagai cucu pertama dari keluarga Andreas. Sehingga kepercayaan keluarga sepenuhnya diserahkan kepada Damian.

CRIME LEADER [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang