47. Terror Again

153 17 11
                                    

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, AND SHARE😊

-----------------------------------------------------------

"Jadi, apa yang kamu mau dari aku?" tanya Rinjani kepada Darren membuat laki-laki itu mengernyit bingung. Sepertinya Darren lupa bahwa waktu itu ia pernah meminta Rinjani untuk mengabulkan 5 permintaannya apabila ia menang bertanding basket.

"Itu lho 5 permintaan yang kamu minta?" ulang Rinjani setelah melihat raut kebingungan Darren.

"Soal itu, gue belum kepikiran." Darren lalu fokus kepada gawainya.

"Halah, paling salah satunya minta jadi pacar." Gara yang baru datang ikut menyambar. Darren menatap sinis ke arah makhluk yang baru datang itu, ia terlalu sebal dengan makhluk crewet dan SKSD seperti Gara. Alhasil jika bertemu laki-laki itu Darren memilih membuang muka.

"Loh kok di sini? Tumben ngga mabar sama temen-temen kamu yang lain," cletuk Rinjani setelah melihat kedatangan Gara yang menghampiri bangkunya. Saat ini mereka berada di kelas dengan agenda bebas, karena hari ini masih dalam masa class meeting.

"Bosen Rin mabar terus. Class meeting itu ngga enak ya?" Gara menghembuskan nafas pelan. Sedangkan Darren yang mendengar Gara mulai ceriwis memilih memasang earphone dan meletakkan kepala di atas meja untuk tidur. "Enakan juga pas pelajaran. Gue jadi kangen ngerjain soal matematika, apalagi bagian logaritma, trigonometri, geometri, eksponen, integral, limit, turunan. Huft, gimana? Mending pelajaran kan, ya ngga Rin?" lanjut Gara dengan nada tanpa merasa bersalah. Dewa matematika di kelas memang beda auranya. Bayangkan jika kalian berkata seperti itu di depan teman-teman sekelas kalian, paling-paling kamu hanya akan di depak dari kelas.

"Iya deh, yang pinter matematika. Hm, sombong banget." Rinjani bercanda. Dan Gara hanya terkekeh pelan.

"Kenapa sih kamu sekarang lebih suka deket-deket aku sama Darren. Apa kamu ngga takut dijauhin sama mereka? Atau malah udah dijauhin?" tanya Rinjani serius. Pasalnya teman sekelas mereka tidak menyukai Rinjani dan Darren. Alasannya ya karena Darren introvret dan Rinjani yang terlalu cupu dipandang mata. Padahal itu hanya masalah penampilan.

Jika orang lain memandang cupu hanya karena tatanan yang tak pas di mata mereka, lalu jika mereka yang cupu berubah, apa mereka akan langsung diterima? Atau malah kembali diejek karena alasan berlebihan, sok cantik, sok ngartis, dan lain sebagainya. Bukankah dari situ kita bisa melihat siapa saja orang-orang yang mampu dan siapa saja orang yang tidak mampu. Dan faktanya mereka yang tidak mampu hanya merasa iri hati, karena mereka merasa tersaingi.

"Em, apa ya?" dengan bodohnya Gara malah balik bertanya. Padahal jelas-jelas Rinjani tengah serius.

"Gue cuma pengin deket sama lo. Emang salah?" tanya Gara sembari memandang Rinjani.

"N-Nggak." Rinjani gelagapan.

Selanjutnya Gara menatap ke arah Darren yang terlihat sedang tertidur. "Nyusahin."gumam Gara lirih.

"Hah?" cengo Rinjani.

"Lo jangan sampai suka sama dia ya?" bisik Gara kepada Rinjani. Gadis itu mengernyit bingung.

"Kenapa?"

"Bahaya."

"Bahaya kenapa?"

"Karena itu bakal jadi hari patah hati nasional gue."

Plakkk

"Aish," Gara mengelus tangannya yang di pukul oleh Rinjani.

"Serius dikit kenapa sih, lagi ngga becanda juga." Rinjani emberut sebal.

CRIME LEADER [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang