Jangan lupa vote, komen ya💗
***
"Jadi gimana? Lo mau nginep di rumah gue ngga?" tanya seorang laki-laki kepada Darren sembari membawa nampan berisi makanan dari tempat ia pesan. Mereka sekarang berada di kantin. Laki-laki itu lalu duduk di depan Rinjani. Posisi mereka saling berhadapan, dan di depan Darren ada Duta yang ikut menibrung. Sedangkan Gara masih sibuk bimbingan belajar.
"Anak IPS ngapain di sini?" Darren malah balik bertanya. Jawabannya tak sesuai dengan yang laki-laki itu harapkan. Ia hanya bisa memutar bola mata malas.
"Hay, lo masih ingat gue. Cowo yang waktu itu minta nomor hp ke lo pas di kafe Pelangi," ucap laki-laki itu malah memperkenalkan diri kepada Rinjani. Rinjani mencoba menatap laki-laki itu agar ia bisa mengingat apa iya mereka pernah bertemu. Selanjutnya Rinjani mengangguk, ia sekarang ingat dengan laki-laki yang ada di depannya saat ini. Laki-laki itu adalah laki-laki yang dulu sangat menyebalkan karena terus menerus meminta nomor handpone kepadanya, sangat tidak jelas, pikir Rinjani kala itu.
"Gue Arsenio Aldhitama, itu nama gue kalau lo lupa," ucap laki-laki itu sembari memgedipkan mata jahil. Rinjani hanya terseyum sekilas.
"Oh, hay, salam kenal. Namaku Rinjani Anastasya. Biasanya dipanggil Rinjani." Gadis itu ikut memperkenalkan diri.
"Kurang," balasan Arsen tidak dapat dimengerti Rinjani. Gadis itu hanya memasang raut bertanya.
"Kurang nama gue dibelakang nama lo," lanjut Arsen membuat Rinjani tersenyum sembari geleng-geleng kepala. Sedangkan Duta memasang raut hendak muntah.
"Lo ngga punya teman?" tanya Darren kepada Arsen. Jelas Arsen tak mengerti pertanyaan singkat dari cowok dingin itu.
"Maksud Darren tuh, apa lo ngga ada teman sampai-sampai lo makan aja mesti gabung sama kita." Jelas Duta sudah seperti penerjemah ulung. Sebenarnya pertanyaan itu memang terdengar agak menyakitkan. Karena secara tidak langsung ia mengatai Arsen tidak memiliki teman, dan Arsen juga bisa beranggapan bahwa kehadirannya tidak diinginkan.
"Ya, kan gue anak baru. Wajar kalau belum ada teman." Alibi Arsen cukup bagus.
"Justru itu, lo kan anak baru mestinya lo bisa beradaptasi sama lingkungan lo di kelas IPS. Gimana sih lo...goblok banget. Lagian di IPS juga pasti anaknya bandel-bandel, cocoklah sama modelan lo gitu." Mulut pedas Duta sudah terlatih rupanya. Sedangkan di dalam hati Arsen sudah berusaha tidak mengumpat.
"Lo ngga mau belain gue Bang," ucap Arsen kepada Darren membuat Duta,Darren dan Rinjani menghentikan aktivitas makannya. Duta dan Rinjani saling tatap bingung.
"Siapa yang lo panggil Bang? Bukan Darren kan? Berani banget lo. Cih.. SKSD!" sebal Duta sudah mode menyinyir.
"Dia anak tante gue." Ucapan yang keluar dari mulut Darren membuat Duta dan Rinjani kaget. Pasalnya ternyata
"Oh..." Duta lalu menatap Arsen. "Eh, yang tadi bercanda doang, serius. Lo boleh kok main-main sama kita." Duta Lol.
Arsen hanya mengangguk paham.
"Eh, jadi lo tuh anak buluk yang dulu suka main bareng gue sama Darren? Astaga kok gue bisa lupa ya?" Ck, sekarang siapa yang SKSD. Dasar Duta ini, mana Arsen dikatai buluk.
"Emang kita pernah ketemu ya?" Skak. Ucapan Arsen barusan mampu menyentil perasaan Duta.
"Ngga tahu, lupa juga, kayaknya emang ngga pernah deh." Duta mengaruk rambut tak gatal.
"Jadi gimana Bang, lo mau kan ngidep di rumah gue?" tanya Arsen lagi. Duta malah sebal sendiri karena sedari tadi Arsen hanya melontarkan kalimat 'lo mau kan nginep di rumah gue'.
"Ok." Putus Darren membuat Arsen tersenyum senang.
"Yaudah yuk sekarang aja?" Tawar Arsen sangat tidak tahu diri. Padahal masih jam sekolah. Dengan tanpa beban ia malah mengajak Darren pergi sekarang. Tingkah obsesi Arsen membuat Duta jadi berpikiran yang tidak-tidak. Sampai suatu pertanyaan muncul dibenaknya, Arsen ngga gay kan?
"Ok." Lagi-lagi jawaban Darren membuat Duta hendak memprotes.
"Ya udah yuk cabut," ajak Arsen lalu berdiri hendak pergi. Darren ikut berdiri.
"Gue cabut," kata Darren ke Duta. Duta hanya mengangguk malas.
"Kita pergi dulu ya guys," pamit Arsen sok akrab. Rinjani dan Duta menggangguk dan tersenyum sekilas. Kedua laki-laki itu lalu meninggalkan kantin menyisakan Duta dan Rinjani.
Duta lalu mengeser duduknya agar berhadapan dengan Rinjani.
"Kenapa tadi Darren ngga lo cegah?" tanya Duta menatap serius ke arah Rinjani.
"Capek. Udah kelas dua belas harusnya dia tahu mana yang benar mana yang ngga benar," ucap Rinjani santai. Duta tersenyum lalu mengacak rambut Rinjani. Menurutnya Rinjani itu perempuan imut yang dewasa. Ia sangat kagum.
"Tapi, lo ngerasa aneh ngga sih sama tingkah Arsen ke Duta?" tanya Duta lagi, nampaknya ia masih agak curiga.
"Em, sedikit. Emangnya kenapa?"
"Lo ngerasa ngga sih. Si Arsen tuh kek minat banget ke Darren. Dia ngga gay kan?" Rinjani refleks melotot.
"Ada-ada aja kamu. Please Leo, merekakan sepupuan," Rinjani hanya memutar bola mata malas.
"Iya, juga ya," Duta menggaruk tengkuh tak gatal.
"Em, Le, apa kamu benci sama orang yang kelihatan palsu gitu?" tanya Rinjani santai sembari melahap makannannya yang belum habis. Duta mendengar itu malah bingung sendiri.
"Maksudnya?"
"Ya palsu. Contohnya kaya semisal kamu lagi akting jadi orang baik, padahal aslinya kamu itu orang yang jahat." Jelas Rinjani. Duta nampak berpikir sejenak sembari memainkan sedotan di minumannya.
"Ya, mungkin gue bisa ngga suka, kalau benci ngga tahu juga deh. Tapi, ya tergantung juga sih. Dahlah pusing, intinya gitu."
"Le," panggil Rinjani ke Duta.
"Hm?" dehemnya sembari menatap gadis di depannya.
"Kalau aku nanti berubah jangan marah ya," pinta Rinjani membuat Duta mengernyit.
"Ini bukan Rinjani," lanjut Rinjani menunjuk kearah dirinya. Kata-katanya sangat tegas menunjukkan bahwa ia tengah serius.
Duta mendadak menatap Rinjani dengan raut juga tak kalah serius. Tapi, selanjutnya laki-laki itu malah tertawa.
"Jangan sok serius gitu deh. Ngga kuat asli, muka lo lucu banget," jawaban Duta tak sesuai keinginan Rinjani.
"Emang iya?" Rinjani malah meminta jawaban. Dan Duta mengangguk.
"Tapi, serius, kalau nanti gue berubah jangan kaget." ucap Rinjani lirih, namun masih mampu di dengar oleh Duta.
Deg
Duta lalu menatap manik Rinjani. Tumben dia bilang pakek kata gue, biasanya juga aku, batin Duta berkelana.
"Udah yuk ke kelas," ajak Rinjani lalu melangkah pergi mendahului.
***
Maaf banget jarang up😢
Semangat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan:)

KAMU SEDANG MEMBACA
CRIME LEADER [HIATUS]
Romance📌FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA. 📌INSYAALLAH UPDATE SETIAP SABTU. ❤❤❤ Ini tentang Darren. Darren Andreas. Laki-laki dingin yang terkenal sangat introvert. Kepribadiannya yang selalu menyendiri memb...