46. Basketball

170 21 9
                                    

Jangan lupa vote, comen, and share:)

================================================================================

"Kok bisa menang?" tanya Rinjani menghampiri Darren dan Gara yang telah selesai bertanding basket mewakili kelasnya. Lalu Rinjani menyodorkan dua air mineral ke keduanya.

"Biyasalahhhh!!!!" Bangga Gara yang menjadi ketua tim basket itu. Sedangkan Darren hanya acuh. Kemudian Darren menyambar botol di tangan Rinjani dan ia teguk. Saat Darren meneguk air minumnya Rinjani tak henti-henti memandang Darren. Karena saat air mineral  itu turun membasahi tenggorokan Darren terlihat jakunnya naik turun membuat laki-laki itu terlihat  sangat tampan. Ditambah lagi dengan sinar matahari yang menyorotnya membuat Darren terlihat bersinar dan berpadu dengan warna kulit putihnya.

"Eh, ngomong-ngomong dari habis tes kemarin kok aku ngga lihat si Leo. Dia kemana?" tanya Rinjani mengalihkan fokusnya. Namun, di sisi lain ia juga bingung karena beberapa hari Rinjani tidak melihat Duta berada di kelasnya.

"Namanya juga Duta Bolos. Ya bolos lah Rin. Lagian, cucu pemilik sekolah mah bebas." Gara mulai bakat menyinyir rupanya. Tapi, perkataannya ada betulnya, karena saking sukanya ia tak mengikuti pelajaran ia sampai mendapat julukan Duta bolos di sekolah.

"Astaga, untung ganteng. Jadi, dimaafin."

Karena malas mendengar perbincangan mereka berdua alhasil Darren melangkah pergi menjauh dari keduanya.

"Eh, kemana lo Ren?" teriak Gara karena Darren sudah agak jauh. Rinjani yang melihat Gara meneriaki Darren hanya cengo ditempat. Pasalnya laki-laki itu mendadak sudah hilang padahal tadi ada di sampingnya.

"Kantin," ucap Darren agak meninggi.

"Ngapain? Beli borak?" canda Gara, laki-laki itu lalu terkekeh.

"Beli micin." sahut Darren dari kejauhan.

***

Kantin

Mereka bertiga duduk di salah satu kursi kantin. Posisi Rinjani menghadap kedua laki-laki itu. Dan di depan mereka sudah ada seblak bunda yang sangat legend di kantin Antariksa.

Kedatangan mereka di kantin tak luput dari pusat perhatian. Karena sejujurnya di sini Rinjani terlihat seperti membawa dua pacar. Namun, di mata sebagian orang, mereka menganggap Rinjani itu cewek kecentilan. Sehingga saat Rinjani sedang bersama Darren, Duta ataupun Gara, mereka lebih melihat Rinjani sebagai babu laki-laki terkenal itu.

Brak

Baru hendak melahap seblak yang super nikmat itu. Tiba-tiba datang seorang laki-laki yang mengebrak meja. Membuat Darren, Gara dan Rinjani seketika menatap ke arah si pelaku yang sangat tidak sopan itu.

"Baru kelas sebelas aja sok jago banget," sindir laki-laki itu yang ternyata anak murid kelas 12 IPS 3 yang tadi kalah tanding basket dengan kelas mereka. Dibelakang mereka tentu ada beberapa manusia yang ikut.

Mendengar itu Darren hanya menyungingkan senyum tipis. Ia lalu meneguk es teh di depannya. Dan selanjunya Darren menyemburkan air itu ke muka kakak kelas yang sok keren itu tanpa rasa bersalah.

"Emang jago,"balas Darren lalu berjalan pergi. Bukannya takut, Darren hanya malas menjadi pusat perhatian. Apalagi jika hanya persoalan dengan kakak kelas karena masalah sepele seperti itu. Laki-laki itu sangat malas menanggapi.

"Baru kelas dua belas aja sok hebat. Canda hebat," sindir Gara lalu pergi meninggalkan kantin dan di susul oleh Rinjani. Belum sampai tiba di samping Gara, Rinjani lebih dulu di tarik oleh laki-laki sok keren tadi.

"Kok mainan satu buat berdua sih?" tanya laki-laki itu setelah berhasil menghentikan langkah Rinjani untuk tidak menusul Gara dan Darren. Laki-laki itu berucap agak meninggi agar sindirannya bisa terdengar oleh Gara dan Darren.

"Lepasss!!"

"Darren!!" lawan Rinjani namun sayang tenaganya tak cukup kuat. Kemudian Rinjani memanggil Darren. Mendengar itu Darren dan Gara berhenti melangkah. Dan Gara langsung menoleh ke arah Rinjani yang tangannya di cekal oleh kakak kelas tidak tahu diri itu. Sedangkan Darren masih diam di tempat tak mau menolong Rinjani.

"Lepasin dia!" pinta Gara tanpa ekspresi.

"Sorry, apa? Gue ngga denger," balas kakak kelas itu berpura pura dengan terkekeh mengejek. Rupanya ia ingin memancing emosi.

"Gue bilang L-E-P-A-S!!!" ucap Gara penuh penekanan di akhir kalimatnya.

"Kalau gue ngga mau lo mau apa?" tantang laki-laki itu lagi.

Gara mulai jengah. Ia menyisir rambutnya ke belakang lalu menatap murka ke arah kakak kelasnya itu.

"Lepasin!!!! Budek banget sih," nada bicara Gara sudah naik satu oktaf. Rinjani yang berada di antara kakak kelasnya itu sudah ingin menanggis, karena tangannya terlalu dicekal kuat hingga membuatnya perih.

Dan dengan sangat kurang ajarnya pria yang menahan Rinjani itu malah pura-pura menuli. Darren yang mendengar itu menghembuskan nafas kasar. Lalu ia mengambil gelas yang telah kosong di salah satu meja kantin kemudian Darren berbalik dan ia lemparkan ke orang-orang yang menganggu tadi. Tapi, sayangnya lemparan Darren meleset dan gelas kaca itu jatuh ke lantai mengakibatkan dentingan yang cukup keras hingga semua penghuni kantin berteriak.

Kemudian Darren berjalan santai ke arah laki-laki itu.

"Lepas atau tangan lo gue potong!" ucap Darren dingin. Auranya sudah terlihat bahwa laki-laki itu sangat marah.

Melihat kakak kelasnya yang hanya diam itu membuat Gara kehilangan kesabaran.

Bukk

Gara menendang perut orang menyekal Rinjani hingga laki-laki itu tersungur ke belakang diiikuti teman-temnnya yang juga mengalami hal yang sama. Melihat kelengahan mereka membuat Rinjani memanfaatkan waktunya untuk berlari ke arah Darren.

Belum selesai sampai di situ. Selanjutnya Darren menumpahkan sebotol air mineral ke kepala kakak kelasnya itu hingga tak tersisa.

"Biar otak lo dingin. Siapa tahu lo juga belum mandi." Sindir Darren pedas lalu menarik tangan Rinjani.

"Nih gue tambahin. Siapa tahu air kran rumah lo mati gegara ngga kuat bayar listrik." ucap Gara lalu menyiram sebotol air lagi. Dan Gara meninggalkan mereka dengan senyuman mengejek.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

vote,komen,share ya jangan lupa:)

CRIME LEADER [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang