27. Conversation in the morning

272 33 27
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makasih yang udah mau vote komen, itu tandanya kalian menghargai karya seseorang😊

ILY

🐵

"Hm.. Kalau di fikir-fikir capek juga ya kerja. Mana tiap hari pulang malem....dah gitu sendirian....mana jalan kaki lagi. Untung jarak ke kost cuma lima belas menit," gerutu Rinjani di sepanjang perjalanan menuju kostnya. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Gadis itu menyusuri jalan raya dengan berjalan kaki seorang diri.

"Ayah Rinjani capek!!!" teriak Rinjani frustasi. Mendadak ia menangis. Air matanya perlahan turun sangat deras. Mungkin kalian pernah berada di posisi Rinjani saat ini. Mendadak ingin menangis jika merasakan tubuh sangat lelah.

Rinjani mendadak berhenti di dekat pembatas jalan. Ia duduk di situ. Gadis itu menghembuskan nafas pelan. Lalu ia menutup mukanya dengan telapak tangan. Ia sangat muak dengan drama yang dialaminya.
"Cengeng!" suara dingin menghentikan tangisan Rinjani. Entah dari mana seorang laki-laki dengan fashion serba hitam, memakai masker hitam dan mengendarai moge hitam besar itu sudah berada di depan Rinjani. Mendengar itu Rinjani langsung mendongak dan menatap ke arah pemilik suara.

"Kamu siapa?" tanya Rinjani bingung. Karena gadis itu tak mengenali seseorang di depannya.

"Bukan siapa-siapa," jawab laki-laki itu dingin. Dan Rinjani hanya memutar bola matanya malas.

"Nih," ucap laki-laki itu, sembari menyodorkan sapu tangan berwarna biru di depan Rinjani.

"Maksudnya?" Rinjani mengernyitkan dahi. Laki-laki itu hanya menghembuskan nafas pelan. "Buat hapus air mata lo!" cletuk laki-laki itu. Setelah dia mengucapkan kalimat itu Rinjani langsung menerima sapu tangan pemberiannya. Tapi sayang, belum sempat mengucapkan kalimat terimakasih laki-laki itu sudah melaju pergi.

"Aneh banget," gumam Rinjani menatap laki-laki yang semakin jauh dari penglihatannya.

Keren juga sih, batin Rinjani membayangkan laki-laki yang baru saja berbaik hati kepadanya. Eh, tapi dia mirip banget sama Darren, batin Rinjani berkecamuk. Ah, ngga mungkin. Mana ada Darren peduli..lagian motornya aja juga beda, batin Rinjani lagi.

Lalu Rinjani menatap ke arah sapu tangan pemberian laki-laki itu.
Tertera bordiran huruf X di sana, terletak di bagian pojok sapu tangan.

Hm, sok misterius banget, batin Rinjani menatap aneh sapu tangan itu.

🐵

"Ngomongin apa dia kemarin?" tanya Darren dingin setelah mendapati Rinjani menduduki kursi disampingnya. Padahal gadis itu baru sampai di sekolah, namun seseorang sudah lebih dulu mengintrogasinya. Hm, sudah semacam tersangka yang melakukan kesalahan saja. Pikir Rinjani geram.

"Siapa?" bingung Rinjani. Mana mungkin dia mengetahui siapa yang dibicarakan Darren. Laki-laki itu saja berbicara tidak lebih dari lima kata.

"Damian," ucap Darren datar.

"Oh Pak Ian. Ngga ngomongin apa-apa kok. Dia cuma nanya kita sedeket apa?" ucap Rinjani polos. Dia hanya berucap jujur.

CRIME LEADER [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang