35. Unexpected expressions

239 26 69
                                    

Hargai penulis!

Jangan lupa vote dan komen:)

Masukin cerita ini ke perpus dan ke reading list kalian:)

Kalau perlu rekomendasiin cerita ini ke teman² kalian:)

Kalau pengin cepet update ya gampang
tinggal spam komen

Mesti follow kalau mau dapet notif up:)

........................................................................

"Aku pulang ya...mau ke kafe soalnya," pamit Rinjani sembari berdiri.

"Lagi UAS juga lo kerja Rin?" tanya Duta bingung. Dan Rinjani mengangguk sebagai balasan.

"Ntar dulu aja kali Rin... Masih jam tiga juga," ucap Kenzie.

"Maka dari itu, aku berangkat sore biar ntar pulangnya ngga terlalu malam."

"Emang sampai jam berapa?" tanya Tomy.

"Kalau lagi UAS aku cuma minta kerja dari jam 3 sore sampai jam 8 malam. Kalau biasanya kan dari jam 4 sampai jam 9 malam atau bisa juga lebih, ya tergantung ramai ngga-nya kafe."

"Udah berangkat jam 4 aja....Em.. gue ramal pasti kafe hari ini sepi," celetuk Kenzie tanpa dosa.

"Ye.. Doa lo kok nista banget," sambar Tomy.

"Ya, terserah sih kalau ngga percaya, lihat saja nanti," balas Kenzie santai.

"Yaudah ya.. Dahhh... Aku pergi dulu," pamit Rinjani lalu berjalan keluar markas. Mendadak ruangan itu menjadi hening. Para laki-laki itu malah asik terdiam saling pandang.

Krik

Krik

Krik

"Ngga ada niatan nganterin sama sekali ya lo pada? Hati nurani lo pada di mana?" sarkas Tomy.

"Sok-sokan bahas hati nurani.. Kek situ ada hati nurani aja. Ketimbang ngomong doang kenapa ngga situ aja yang nganterin hah?" sebal Duta.

"Sebenarnya gue mau-mau aja sih nganterin, cuma bensin gue udah kedip-kedip nih," ucap Tomy dengan cengiran tak berdosa.

"Dah biar gue yang nganter," cletuk Kenzie lalu berlari mengejar Rinjani membuat semua teman laki-lakinya kaget dengan tingkahnya itu.

Tumben, bisa peduli juga dia ternyata, batin Duta.

Setibanya di luar markas untungnya Kenzie masih bisa melihat Rinjani yang menunggu angkatan umum di pinggir jalan. Lalu ia bergegas menggunakan helm dan menaiki motornya ke arah Rinjani.

"Naik Rin," ucap Kenzie sembari membuka kava helm-nya.

"Lho.. Kenzie," kaget Rinjani mendapati Kenzie berada di sampingnya.

"Yuk gue anter."

"Emangnya gapapa? Ntar pacar kamu marah lagi," bimbang Rinjani.

"Yaelah.. Gue jomblo Rin. Satai, tenang aja." Rinjani membalas dengan anggukan lalu membonceng Kenzie di belakang.

"Masa iya cowok seganteng dan se cute kamu jomblo?" polos Rinjani tapi membuat hati Kenzie tersentil.

"Lo mau muji gue atau mau ngatain gue sih Rin?" sebal Kenzie. Rinjani hanya terkekeh pelan.

"Iya iya...Maaf."

"Btw.. Lo cewek pertama yang bilang gue ganteng Rin,"ucap Kenzie sembari menengok ke belajang menatap Rinjano dengan senyuman yang menurut Rinjani sangat manis."Duh, hati gue jadi deg-degan nih.. Parah sih.. Tersanjung gue.. Gawat nih Rin..Duh gawat!" lanjut Kenzie heboh membuat Rinjani mengernyit bingung. Hm, banyak tingkah sekali Kenzie ini.

CRIME LEADER [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang