16. Bad Day

474 48 293
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tekan tombol bintang di pojok kiri bawah ya😊

Udah belum?

Kalau udah author mau ngucapin terimakasih😂

Spam komen biar author semangat update😘😘

200 komennya ditunggu, sesekali buat notif author jebol ngga papa kok❤

Yang kemarin minta next harus spam.

Katanya ngga mau ngegantung, sakit ya?

Ngga tahu, belum pernah gantung diri soalnya:)

Happy Reading 💜

🐵

"Aduhhh, sakitttt. Siapa sih yang lempar bola basket? Ga bisa main apa ya?" dumel Misel pelan sembari menahan nyeri dan menunduk karena bahunya terlalu sulit untuk di gerakkan.

"Sorry, lo ngga papa?" tanya seorang laki-laki yang datang menghampirinya. Laki-laki itu mengenakan baju khas anak basket. Dan rambutnya pun juga telihat basah karena keringat. Tapi, malah justru makin membuatnya terlihat tampan. Sangat tampan malah.

Sumpah, ini malaikat? Ganteng banget, batin Misel dalam hati setelah mendongak menatap laki-laki di hadapannya. Dan sangking gantengnya Misel pun sampai melamun menatap laki-laki itu. Ya siapa yang tidak melamun jika disuguhi ciptaan Tuhan yang sangat kelewat indah. Mumpung gratis kenapa engga.

***

"Looo..... b--bukannyaaa," ucap laki-laki itu sedikit bingung menatap perempuan yang saat ini dilihatnya.

"Oh jadi lo orang yang lempar bola ke gue?" tanya Misel sedikit meninggi.

Jual mahal dikit ga papa kali ya, lanjut Misel dalam hati.

"Lo tahu? Ini tuh sakit b-a-n-g-e-t! Kalau lo ngga bisa main basket ya ngga usah main lah! Bikin orang celaka aja!" ucap Misel meninggi. Kali ini ia sudah tidak bisa menahan emosi lagi.

Dih nyolot, batin laki-laki tampan itu.

"Suka-suka gue lah. Lagian siapa suruh lo lewat di tengah lapangan. Mata lo udah ngga berfungsi? Ngga bisa lihat di sini lagi pada ngapain? Periksa deh tu mata, siapa tau rabun," ucap laki-laki itu langsung pergi setelah mengambil bola basket yang berada tak jauh dari tempat gadis itu terjatuh. Bahkan menolong Misel saja ia tak berniat.

Jleb

Anjirr, tuh mulut pedes banget, batin Misel sembari melotot.

"Woy tanggung jawab lo! Gue ngga bisa jalan ini! Kalau lo ngga mau tanggung jawab gue aduin lo ke kepsek, mau?" teriak Misel sembari memandang punggung laki-laki yang berjalan semakin menjauh.

Sial, umpat laki-laki itu kesal. Lalu ia menghentikan langkah, setelah mendengar teriakan dari gadis dibelakangnya. Mau tak mau ia berbalik, dan menatap gadis itu dengan tatapan muak. Ia pun akhirnya mendekat ke arah gadis itu lagi. Bukan karena dia peduli. Hanya saja dia tidak mau jika masalah ini sampai berurusan dengan kepala sekolah.

"Mau lo apa?" tanya laki-laki itu to the point. Lalu ia menatap tajam gadis di depannya yang masih tak mau berdiri juga. Mungkin dia mengira gadis didepannya itu hanya sedang modus,dan berharap supaya dia mau menolongnya seperti didalam drama. Jangan suuzon mas, dosa.

CRIME LEADER [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang