50. With Xender

347 22 7
                                    

JANGAN LUPA VOTE, COMMENT, AND SHARE😊

================================================================================

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.... Bunda....Anak ganteng pulang nih..." salamnya sembari membuka pintu rumah.

"Bun, coba tebak Arsen bawa siapa?" lanjut Arsen dengan masih menggunakan nada melengking. Ia pikir dirinya sekarang sedang di hutan apa ya.

Laki-laki itu lalu ngacir begitu saja masuk ke dalam rumah yang terbilang rumah yang cukup sederhana. Sedangkan Darren hanya geleng-geleng kepala karena tingkah sepupunya itu. Parahnya lagi ia tak dipersilahkan masuk, alhasil dirinya tertinggal jauh dibelakang. Mau tak mau ia memilih mengekor bocah tidak tahu sopan santun itu hingga sampai di ruang tamu. Sebelum itu Darren sudah melepas sepatunya sebelum masuk ke dalam rumah. Sebenarnya ia jarang melakukan hal kecil seperti ini. Tujuannya hanya tidak ingin memberatkan beban mengepel sang tante. Ciri khas ponakan baik hati.

Lain halnya dengan Arsen, bocah nakal itu langsung menjatuhkan badannya ke sofa dengan kaki masih memakai sepatu. Tak lupa tasnya ia lempar ke sembarang arah begitu saja. Jangan berfikir ada benda yang mudah pecah di dalam tas Arsen. Karena kenyataannya tas Arsen kosong. Lalu apa laki-laki itu tak bawa satu alat tulis pun di dalam tas nya? Tidak, ia hanya membawa tasnya sebagai pajangan. Namun, ada satu buku dan satu bolpen, itupun ia letakkan di saku celananya.

"Waalaikumussalam, astaga... anak nakal Bunda kok udah pulang?" jawab salam dari wanita paruh baya yang berjalan dari arah dapur dengan memakai daster sederhana. Arsen hanya memasang raut cemberut karena dirinya dikatai nakal.

"Biasalah Bun bolos, kaya ngga tahu Arsen aja," cletuk Arsen tanpa beban membuat sang Bunda melolot gemas. Ia lalu mendekat ke arah Arsen. Masalahmya anak semata wayangnya itu baru dikeluarkan dari sekolah lama karena terlalu banyak alfa. Dan sekarang setelah pindah sekolah pun anaknya itu hanya melalukan kesalahan yang sama yaitu pergi membolos.

"Ehm, Assalammualaikum tante," sapa Darren yang baru muncul membuat sang tante yang hendak menjewer Arsen pun terhenti. Wanita itu kaget dengan kedatangan Darren yang terlampau tiba-tiba.

"Ya ampun Darren. Apa kabar? Tumben inget tante," sindir halus dari wanita cantik yang belum juga menua itu lalu men-cipika cipiki keponakannya. Arsen yang melihat interaksi keduanya sejujurnya sangat tidak suka. Lebih tepatnya ingin muntah. Karena ketika ada abang sepupunya itu datang ke rumah ia pasti akan tersisihkan. Katanya 'Bunda, sebenarnya anak Bunda tuh Darren atau Arsen, sih?'. Lalu bundanya menjawab 'Maaf, kamu siapa?' berpura pura seolah ia tak mengenali anaknya. Ya benar, lebih tepatnya jika ada Darren, Arsen merasa jadi anak tiri.

"Drama yang membosankan," Arsen memutar bola mata malas setelah melihat interaksi bunda dan keponakannya itu. Dirinya jadi terlupakan. Alhasil Arsen memilih meninggalkan ruangtamu dan menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar setelah mengganti pakaian santai laki-laki tampan itu langsung mengeluarkan stik PS nya. Saat Arsen hendak menekan tombol play tiba-tiba pintu berderit dan muncul kepala Darren.

"Masuk Bang, ngga usah sungkan, anggep kamar sendiri, tapi ntar malam lo tidur di sini ya," ucap Arsen sembari menepuk karpet di sampingnya. Dengan kata lain Arsen menyuruh Darren tidur di lantai. Hm, ciri khas adik tidak tahu diri.

Mendengar bualan Arsen Darren tak mengubris. Ia langsung masuk ke kamar begitu saja dan langsung merebahkan badannya di sofa.

"Lo ngga katarak bang, ya kali lo temenan sama cewek cupu kek tadi." Darren auto menoleh ke arah Arsen yang masih berkutat dengan PSnya.

"Lo sendiri ngga buta ngatain dia cantik. Mana minta nomor hpnya juga lagi," skakmat. Darren dilawan.

"Yaelah, orang sini cuma basa basi doang. Itung-itung nyenegin orang," alibi Arsen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRIME LEADER [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang