Happy Reading!
--0o0--
Pria tersebut menatap Aldar dengan dalam. Beberapa detik tawanya tiba-tiba pecah sangat menggelegar, memenuhi ruang bawah tanah.
Cuih!
"Ternyata cuma bocah ingusan yang berhadapan dengan saya?!" Ucap pria tersebut seraya tertawa remeh
"Kalian digaji berapa sama nih bocah hah? Mending ikut sama saya saja, gajinya lebih gede dari dia" Sambungannya lagi yang diakhiri oleh tawa remeh. Aldar mengeraskan rahangnya, membuat urat-uratnya tercetak jelas di lengan dan lehernya, Aldar menghampiri pria tersebut dengan napas yang sangat memburu.
Bughh!
Aldar berhasil melayangkan tinjunya tepat mengenai sudut matanya. Mampu membuat pria tersebut langsung memejamkan matanya yang dirasakannya begitu anjimm banget. Pria tersebut membuka matanya kembali, ia mengakui pukulan yang diberikan oleh bocah dihadapannya ini sangat sangatlah nyeri. Sampai-sampai matanya tidak bisa menangkap objek dengan mulus dihadapannya (kunang-kunang). Seketika Pria tersebut kembali terkekeh pelan, seakan-akan pukulan yang diberikan oleh Aldar barusan tidak ada apa-apanya.
"Apaan tuh? Cuma segitu doang pukulan anda?" Ucapnya yang diakhiri tawa remeh darinya
"Anjing!" Sengit Aldar yang akan kembali melayangkan pukulannya
"Sudah tuan muda! Jangan terpancing olehnya, nanti kita tidak bisa mendapatkan informasi darinya" Tenang Arya yang sudah menahan tubuh Aldar. Aldar menghembuskan napasnya kasar, dan kembali memundurkan langkahnya, dengan tatapan tajam yang masih dilontarkan untuk pria dihadapannya ini. Sudah Aldar pastikan ia tidak akan pernah melepaskan pria dihadapannya ini, jika ia telah memberikan informasi kepadanya
"Informasi apa yang kalian mau hah?" Tanya pria tersebut seraya tertawa remeh
"Kasus pembunuhan lima tahun yang lalu. Siapa yang menyuruh anda untuk membunuhnya?" Tanya Arya tegas. Pria tersebut langsung menghentikan tawanya dan menatap dalam Arya dihadapannya
"Siapa? Saya sudah banyak membunuh orang lima tahun yang lalu" Jawabnya enteng dan kembali terkekeh pelan
"Tiara Fransisco" Jawab Aldar dingin Menatap dalam pria tersebut. Pria tersebut langsung terpaku, dan menegakkan tubuhnya, menatap Aldar dengan sangat dalam
Dia anaknya?
"Oohhh" Pria tersebut menganggukkan kepalanya singkat dan kembali tertawa pelan. "Tiara tiara? Gatau saya kan lupa!" Ujarnya seraya mengedikkan bahunya acuh dan kembali terkekeh pelan. Aldar kembali mengepalkan tangannya penuh emosi. Persetan dengan pria dihadapannya ini. Arghhh! Ingin sekali Aldar mencekik lehernya sekarang juga.
"Jawab!" Titah Aldar tajam
"Aduhh! Udahlah lagi pula pembunuhannya kan sudah 5 tahun yang lalu, mau anda cari kemana pun yang suruh saya itu siapa? Gak bikin dia hidup lagi" Ujarnya santai. Baru saja Aldar ingin membogem wajahnya namun pergerakannya langsung ditahan oleh Arya
"Jangan tuan muda! Kita masih membutuhkan dia untuk hidup" Arya berusaha menenangkan Aldar yang sedari tadi menatap tajam pria tersebut. Aldar menatap Arya singkat, dan langsung memundurkan tubuhnya kembali. Dan melirik kearah Arya kembali, memberikan isyarat kepadanya. Seolah-seolah untuk melanjutkan aksi tanya-tanyanya
"Saya akan beri anda uang berapa pun yang anda minta, asal anda memberitahukan kami siapa yang menyuruh anda untuk membunuh nyonya Tiara" Ujar Arya tegas. Pria tersebut malah tertawa, baginya ucapan Arya itu hanya sebuah lelucon
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDARES
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Kisah dimana bukan seorang pria yang mengejar-ngejar seorang wanita. Melainkan seorang wanita yang begitu antusiasnya mengejar-ngejar seorang pria. Cintanya terlalu buta, membuat seorang Nayara grizella barsha rela menjalankan hubunga...