"Pulang bareng gue sama Tasya mau gak? Sekalian kita ke rumah gue yee," Ajak Rila pada Letta, seraya memasukkan buku buku nya ke dalam tas.
Letta yang sedang membereskan bukunya menoleh dengan wajah datar nya. Sejak tadi, Letta mendiamkan keduanya, membuat Rila bingung setengah mati.
"Mau gak?" Tanya Rila lagi.
Letta melirik Tasya. Tampaknya cewek itu sangat berharap padanya agar ikut dengan mereka berdua.
Letta menghembuskan napas nya, lalu mengangguk. Berjalan keluar kelas duluan, diikuti Rila dan Tasya.
Mata Letta langsung berbinar ketika melihat Sesosok Regan yang berjalan santai di depan kelasnya.
"REGAN!"
Regan dengan ekspresi wajah kagetnya menoleh pada Letta, tak lupa matanya yang melotot, karena cewek itu berteriak keras padahal jarak mereka tak cukup dua meter.
"Ngagetin, kebiasaan." Ucap Regan mengelus dadanya. Adit yang di belakang Regan langsung mendengus kasar tak suka. Sedangkan Albi diam anteng.
"Hehehe maap, kamu mau pulang?" Tanya Letta
"Mata Lo dah buta," sebelum Regan menjawab pertanyaan Letta, Adit lebih dulu menjawabnya.
Letta mengerutkan keningnya tak suka, "Sewot banget Tukimin, heran deh," balas Letta membuat Adit melotot.
"Lo, gak punya malu yah? Udah gue bilangin juga tadi. Kasihan banget Lo suka sama orang yang gak bisa suka sama Lo," sindir Adit, tepat menusuk hati Letta begitu dalam.
"Dia emang gak bakal suka sama gue, tapi kalo bahagia gue ada sama dia, Lo mau apa?" Balas Letta tajam. Sedikit menahan air matanya agar tak jatuh begitu saja.
Adit terdiam dengan mimik wajah yang tak bisa di jelaskan. Albi menggelengkan kepalanya, menyentuh bahu Adit agar cowok itu berhenti berbicara.
Letta mengalihkan pandangannya pada Regan, berharap cowok itu membela nya walau sekali saja. Karena selama Adit mengatai nya Regan tidak pernah membelanya.
Hatinya teriris ketika melihat Regan sedang menatap ke seseorang di belakangnya dengan intens, tak lupa dengan senyuman yang menghiasi wajah nya. Letta membalikan tubuhnya ke belakang, mendapati Tasya tersenyum. Sekarang dia tau, alasan Regan tersenyum adalah Tasya.
Letta memegang dadanya, berharap rasa sakit di sana berkurang. Pelupuk matanya sudah siap menurunkan setetes air mata, namun dia tahan.
"Capek yah suka sama kamu," Regan menoleh pada Letta, memandang gadis itu bingung.
"Sakit hatinya banyak, bahagianya dikit," lanjut Letta
Adit tersenyum puas, baru saja tadi cewek itu mengatakan bahagia, sekarang sedih lagi. Random sekali.
"Gue gak ada nyuruh Lo suka sama gue, jadi jangan berharap lebih," ucap Regan dingin.
Air mata Letta jatuh begitu saja, membasahi pipinya. Rila dan Tasya tak bisa berkutik. Diam diam Tasya merasa bersalah, karena dirinya Letta jadi seperti itu.
"Gitu yah? Jadi aku harus berhenti suka sama kamu?" Tanya Letta.
"Gue gak tau," balas Regan
Letta tersenyum, padahal hatinya sedang menangis. "Keknya aku harus berhenti deh," lirih Letta.
"Bilangnya berhenti, besok pasti mulai lagi," celetuk Adit.
Letta melirik Adit tajam.
"LO MENDING DIEM DEH! GUE BENCI SAMA LO!" teriak Letta, berlalu dari hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untuk Kamu
Teen Fiction"Aku Untuk Kamu. Kamu Untuk Dia." Dibuat melayang oleh harapan, di jatuhkan kembali oleh sebuah kenyataan. Mencintai seorang diri selama tujuh tahun itu bukan lah perkara yang mudah. Terlebih disaat orang yang kamu cintai itu ternyata menyukai saha...