AUK 27 -

5.4K 406 415
                                    

"Semua nya telah benar benar berakhir."

Up lagi huhuhu.

300 komentar yah? Tembus 1k juga bisa ahahahaha boong. Bukan langsung up loh yah. Otak gue lama lama bisa meledak di tagih tagih mulu.

Btw Apa kabar?

Jangan lupa Vote and komen di setiap paragraf.

Follow akun wp ku dulu.

Hayoo, gimana sama part yang kemarin? Nyesek tidak?

Oke langsung ajah

Happy Reading💙

****

Armin menghela napas panjang, begitu melihat Letta yang sedang menangis sesenggukan di tribun lapangan.

Tatapan nya beralih pada, kerumunan yang terlihat bersorak ria di tengah lapangan.

Armin memperhatikan semuanya dengan jelas. Posisi nya dia sedang ada di dalam ruang radio sekolah yang kebetulan berhadapan langsung dengan lapangan.

Perihal lagu yang sedang terputar di speaker sekarang adalah ulah nya. Entah apa yang ada di pikirannya hingga bisa memutar lagu itu. Yang jelas, saat melihat Letta yang kebetulan ingin masuk ke area lapangan. Armin cepat cepat pergi ke ruang radio.

Tepat setelah para kerumunan bersorak ria, dia langsung memutar Lagu tersebut di speaker sekolah. Sebagian ada yang Menyadari, sebagian nya lagi memilih untuk tidak peduli.

Sekali lagi, Armin menghela napas panjang saat menatapi Letta yang masih sibuk menangis sesenggukan di tribun lapangan. Kenapa sepupu nya itu sangat bego? Jika nyata nya, pemandangan di depannya tersebut sungguh menyayat hati, lantas mengapa dia masih menyaksikan nya?

"Lo kenapa bego banget sih?"

Armin melipat kedua tangan nya di depan dada. Mata tajam nya masih setia memandang Letta.

Tidak tahan lagi, Armin segera berdiri dari duduk nya lalu berjalan keluar dari ruang radio dengan tergesa-gesa.

Langkah kaki nya, cukup untuk menjelaskan bahwa cowok itu sedang cemas.

Bruk....

Sial. Dia menabrak seorang gadis.

"Sakit weh!" Seru gadis yang di tabrak Armin barusan, kala pantat nya menyentuh lantai dengan keras.

Armin memperhatikan gadis tersebut dari atas sampai bawah. Dahi nya menyernyit kala menyadari seragam gadis tersebut bukan seperti anak SMA. Putih Biru warna seragam gadis itu, yang berarti dia masih SMP. Untuk apa anak SMP datang ke SMA di jam istirahat begini?

"Woy!" Gadis tersebut sudah berdiri tegak.

Armin tersentak. "Apa?"

"Lo gak ada sopan sopan nya yah sama cewek! Udah nabrak, bukan nya bantuin malah di liatin dari bawah sampai atas, lo mau mesum hah?!" Omel gadis tersebut.

Dia berniat mesum? Mana mungkin. "Gak," jawab Armin singkat.

"Eh kok gak minta maaf?!" Gadis tersebut terlihat berapi-api.

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang