AUK 16 -

4.4K 298 37
                                    

"Entahlah. Aku merasa, bahwa kenyataan untuk memiliki mu itu hanyalah sebuah ilusi."

-Violetta Nindya-

Balik lagi yuhuu.

Apakabar? Baik nggak? Alhamdulillah kalo baik

Oke langsung ajah

Happy Reading💙

*****

Letta mendengus geli, begitu melihat Ekspresi Regan yang tegang saat di perhatikan oleh Papa, Aldizar, dan Armin. Demi apapun, Regan tiba tiba menyesal menuruti permintaan Letta tadi saat di sekolah. Entah apa yang ada dipikirannya, sampai dengan senang hati mendatangi rumah Letta beberapa menit lalu.

Regan kira datang kerumah Letta hanya untuk sekedar makan malam, dan membahas beberapa topik dengan kedua orang tua gadis itu. Tenyata, pikirannya salah besar, bayang bayang senyum hangat Papa Letta seketika sirna ketika mendapati pria itu menatap nya dengan tatapan mengintimidasi. Entah apa kesalahannya sehingga Papa Letta menatap nya begitu. Terlebih lagi Aldizar dan Armin yang nampak nya sangat ingin menendang nya saat itu juga, membuatnya semakin tidak nyaman.

Sial. Tau gini, gak usah datang tadi. Batin Regan merutuki.

Mama datang dari arah dapur, lalu menarik salah satu kursi kosong dan duduk disana.

"Kalian bertiga kalo masih natapin Regan kayak gitu, mending pergi. Gak usah makan malam sekalian!" Ketiga nya langsung mendengus kesal, dan kembali sibuk dengan makanan masing masing.

"Gimana Gan? Enak gak, masakan tante?" Tanya Mama ramah. Regan mengangguk sopan sambil tersenyum.

Hening, semua nya sibuk dengan makanan masing masing, hanya ada suara Sendok dan piring yang beradu di meja makan tersebut.

Tak terkecuali Letta. Gadis itu, sesekali melirik Regan yang tampak Khusyuk dalam kegiatan makan nya. Letta tau, Regan sebenarnya tidak nyaman namun sebisa mungkin ia menutupi nya.

Harusnya, malam ini dia senang karena Regan mau menuruti permintaannya. Tapi, saat melihat Regan pertama kali datang kerumah nya, wajahnya terlihat terpaksa. Dan itu membuat Letta kecewa.

Armin yang menyadari perubahan wajah Letta, langsung melirik Regan dengan tajam. Dia yakin, pasti Regan ada hubungan nya dengan perubahan air muka Letta.

Dukkk!!

"Akhh!"

Regan memegang kaki nya yang barusan ditendang oleh Armin.

"Loh loh Kamu Kenapa?" Tanya Mama khawatir.

Regan menatap Armin, sementara Armin melototkan matanya pada Regan agar cowok itu tidak mengadu.

"Gakpapa kok tante. Anu tadi, di gigit semut hehe."

Letta merasa ada yang tidak beres di sini. Yakali, digigit semut teriakannya sudah seperti orang yang habis di banting.

Letta mengalihkan pandangan pada Armin, benar saja cowok itu sedang sibuk melototkan matanya pada Regan. Sepertinya dia tau, siapa biang masalah nya di sini.

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang