"Secara perlahan, waktu mulai merubah segala nya. Salah satu nya adalah kita."
Up lagii.
Jam berapa Kalian baca cerita ini?
Apakabar?
Komen sebanyak mungkin yah. Kalau perlu spam terus. Biar ku semangat lanjutnya.
Gue tandain loh, yang mana yang rajin komen.
Oke langsung saja.
Happy reading💙
****
Terjebak dalam zona hening, adalah suatu hal yang paling dia benci seumur hidup. Apalagi ketika harus berhadapan dengan orang yang paling dia hindari.
Duduk dengan memainkan jari jari tangannya, Letta memandang ke bawah, menatap mata kaki nya.
"Oh, jadi ini yang nama nya Letta." Keheningan ini, terpecah begitu Riesa bertanya. Untuk pertama kali nya, dia melihat tampang seorang Letta.
"Iyah tante." Letta agak bingung, saat Riesa mengetahui nama nya.
"Jadi elo yang nama nya Letta? Gila cantik banget." Hiperbola Rena. Gadis itu, membelakakkan Mata nya sambil menutup mulut histeris.
"H-hah?"
Regan menutup mata nya erat. Menyesal rasanya, sering menceritakan kisah nya dengan Letta pada Riesa dan Rena. Lihat saja, kedua nya sangat kompak mengintrogasi Letta yang gugup.
"Ibu..." lirih Regan.
Riesa hanya menoleh sekilas, lalu kembali memfokuskan pandangan pada Letta. Sama sekali, tidak menghiraukan Regan yang tampak tertekan.
"Kamu kenal Tante gak?"
Letta dalam hati, bergumam bingung. "Tante--Mama nya Regan kan?"
Riesa mengangguk antusias. "Woah, hebat hebat!" Wanita itu menutup Mulut histeris, membuat Letta bingung bukan main.
Regan mendengus. "Ibu udah." Tegur nya.
Riesa menoleh galak pada Regan. "Bisa diem gak?"
"Gak usah tanya tanya Letta kayak gitu, dia gak nyaman."
"Loh, kamu gak nyaman tante tanya tanya kayak gini?" Riesa bertanya.
Letta menggeleng dengan ragu. "E-enggak kok tan."
"Tuhkan, Letta ajah gak risih, malah kamu yang repot sendiri."
Regan meringis pelan. "Serah ibu ajah deh."
"Btw, makasih yah udah mau bantuin Rena." Ujar Riesa sambil tersenyum.
Letta membalas senyuman nya. "Iyah Tan, sama sama."
"Mau tante buatin Minum gak?" Tawar Riesa.
"Gak usah Tan. Ini juga saya mau buru buru pulang, nanti di cariin Papa." Letta menolak dengan halus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untuk Kamu
Teen Fiction"Aku Untuk Kamu. Kamu Untuk Dia." Dibuat melayang oleh harapan, di jatuhkan kembali oleh sebuah kenyataan. Mencintai seorang diri selama tujuh tahun itu bukan lah perkara yang mudah. Terlebih disaat orang yang kamu cintai itu ternyata menyukai saha...