"Mereka menyuruhku mundur. Semesta tak mengizinkan ku untuk memiliki mu. Namun, dengan bodohnya perasaan ini masih berlanjut sampai akhir yang tidak bisa aku tentukan"
Haii balik lagii
Ada yang nungguin?
*********
Terhitung sejak kemarin, tepatnya saat dimana dia meninggalkan Regan dan berlari menembus hujan. Ada sebuah rasa sakit yang tidak bisa ia sembunyikan dengan senyuman seperti yang lalu lalu. Perkataan Regan kemarin, adalah sebuah kalimat yang menjadi sakit bagi hati Letta sendiri. Kalimat yang dimana, secara jelas menyuruh nya mundur dan berhenti berharap.
Sebuah fakta yang dapat menghancurkan dirinya sendiri. Dan sialnya, harus ia turuti demi kebaikan diri sendiri.
Tapi tak bisa Letta lakukan. Rasa cinta nya pada Regan sudah terlalu dalam, sehingga menempatkan dirinya pada bimbang. Bertahan sakit, pergi juga sakit.
Gadis itu mengeratkan pegangannya pada Tas Ransel nya lalu menghembuskan napas pasrah, saat kakinya menapaki lantai koridor. Matanya memandang sekeliling, memastikan sosok yang dihindari nya mulai hari ini tidak masuk dalam pandangannya.
Mungkin dengan menjauhi Regan sejenak, dapat meredakan sakit hati nya sedikit demi sedikit.
Brukk
"Kalo Jalan tuhh matanya jangan ke bawah," tukas Letta saat seseorang menabraknya. Untung saja dirinya tidak terjatuh.
"Maaf Kak. Aku gak sengaja," gadis berwajah mulus itu, menundukkan kepalanya dan meminta maaf.
Letta mendengus kasar, mood nya sedang tidak baik hari ini, jadi tolong ingatkan pada gadis di hadapannya untuk bersyukur. Jika saja, dia dalam keadaan mood bagus, sudah di pastikan gadis di hadapannya di hujat habis habisan.
"Dah Lo sana pergi, lain kali kalo jalan jangan nunduk," usir Letta.
Gadis tadi, langsung pergi dari hadapannya tanpa basa basi.
Letta, kembali mengatur pandangannya ke depan, dan lanjut berjalan. Wajahnya tidak menampilkan ekspresi apapun. Sedih ataupun bahagia tidak ada yang dia tunjukkan. Membuat orang di sekitar menatapnya bingung, karena biasanya gadis itu akan menampilkan wajah Bahagia, namun hari ini tidak.
"Ututututu, kasihan banget inces gue. Di tolak Regan lagi yah?"
Suara yang datang dari arah kirinya itu, membuat Letta Memutar bola matanya malas. Pengganggu yang sangat menyebalkan, sampai rasanya sangat ingin ia lenyap kan.
"Diem. Ga usah rusuh," tukas Letta
Dita tertawa keras, kelihatannya menarik. "Jadi bener yah? Kasihan banget huhuhuhu,"
"Bisa diem gak? Males gue denger bacotan setan pagi pagi,"
"Lo itu bodoh banget yah?" Letta menoleh dengan tatapan bingung.
"Maksud Lo apa?"
Dita terkekeh sinis, "Udah ah. Percuma juga ngejelasinnya sama orang kayak Lo,"
Letta mengepalkan tangannya, "To the poin cepat. Gak usah buat gue penasaran," geram nya.
Dita menarik kasar tangan Letta. Membawa gadis itu ke tempat yang jauh dari keramaian.
Sampai di sana, Dita langsung menghempas tubuh Letta ke dinding membuatnya meringis sakit, sambil memegangi bahunya.
"Lo Gila yah?!" Seru Letta
Dita di depannya tertawa, sembari melipat kedua tangannya. Menatap lebih tajam pada Letta. Untuk hari ini, ada suatu hal yang perlu dia tekan kan, agar gadis berwajah cantik di hadapannya mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untuk Kamu
Teen Fiction"Aku Untuk Kamu. Kamu Untuk Dia." Dibuat melayang oleh harapan, di jatuhkan kembali oleh sebuah kenyataan. Mencintai seorang diri selama tujuh tahun itu bukan lah perkara yang mudah. Terlebih disaat orang yang kamu cintai itu ternyata menyukai saha...