AUK 48 -

3K 115 16
                                    

Kian hari terus berganti, aku rasa untuk menjalaninya saja aku tidak sanggup. Masalah ini ... Bisa pergi saja tidak? Aku capek."

Happy Reading 💙

****

Hari menjelang malam. Matahari hampir tenggelam di persembunyiannya dan Letta belum pulang. Dia yakin, semua orang bahkan Ael sekalipun akan panik akibat dirinya yang sama sekali tidak kabar. Terlebih Handphone nya yang sudah mati total.

Disini dia sekarang, bersama Regan di panti asuhan. Iya, Regan. Lelaki yang menyelamatkannya dari tindakan pelecehan Calvian si manusia bajingan tadi.

"Kamu baik-baik aja kan? Kalau perlu, kamu infokan dulu sama orang tua kamu kalau kamu lagi disini." Bunda dengan raut wajahnya yang khawatir berkata seperti itu pada Letta.

Teh dalam cangkir dihadapan dua anak remaja yang masih mengenakan seragam sekolah, sudah tinggal setengah yang itu artinya mereka sudah lama berada disini.

Setelah menyelamatkan Letta dari Calvian di manusia bajingan tadi, Regan menawarkan Tebengan untuk Letta dan langsung disetujui oleh gadis yang masih sesegukan itu. Letta mengatakan pada Regan agar tidak membawanya pulang terlebih dahulu dan tentu saja di tentang oleh Lelaki itu karena akan membuat orang tua Letta khawatir sebab anak gadis nya belum juga pulang, tapi Letta memaksa dengan alasan dia tidak ingin pulang dengan keadaan berantakan seperti ini, dia belum siap untuk menjelaskan hal yang tentu akan membuatnya kembali teringat dengan kejadian kurang ajar tadi. Dia masih ketakutan. Gila kan? Ya, Letta memang gila.

Sementara Regan yang bingung akan dibawa kemana Letta ini, jadilah dia disini. Membawa serta gadis itu di panti asuhan, tempat yang pernah mereka datangi waktu dulu. Berulang kali dia dan bunda mengingatkan Letta untuk mengabari keluarganya terlebih dahulu, tapi ditolak oleh gadis itu. Mereka akhirnya mengerti dengan alasan Letta.

"Lo mau pulang? Orang tua Lo pasti khawatir sekarang," ujar Regan. Raut wajah lelaki itu penuh rasa khawatir saat ini.

Dan yang didapati Regan sebagai jawaban lagi-lagi adalah gelengan yang sukses membuat Regan menyerah untuk memaksa.

"Gue mau disini," jawab Letta.

Bunda dan Regan serempak menghela napas Panjang. Lalu memilih untuk tak mengeluarkan sepatah kata lagi.

Suasana panti asuhan yang mulanya sepi, kini mulai di penuhi dengan suara ricuh dari anak-anak yang sudah pulang dari mengaji. Betapa terkejutnya mereka saat mendapati dua remaja yang sangat dikenali dengan baik dan selalu ditanyakan kedatangannya setiap hari.

"Kak Letta!" Nora namanya, seorang anak perempuan yang mengenakan gamis merah jambu kebanggaan nya segera berlari menghambur peluk pada Letta yang masih terdiam ditempatnya.

Begitu juga dengan anak-anak lain yang ikut menghambur peluk pada Regan. Semuanya berseru senang karena kedatangan keduanya membuat mereka senang karena ada teman main lagi.

"Kak Letta, Nora rindu. Kakak udah gak pernah datang lagi," ucap Nora yang wajahnya sudah terangkat untuk memandang gadis remaja yang tengah dipeluknya.

Letta yang mulanya terdiam, mulai mengembangkan senyum saat mendengar kata rindu dari Nora. Diangkatnya telapak tangan untuk mengelus kepala anak perempuan tersebut yang masih terbalut kain jilbab.

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang