AUK 44 -

4.4K 194 22
                                    

"Kita adalah remaja yang sedang dimabuk rasa sakit akibat terlalu mencinta."

Happy Reading💙

***

Diva merasa tidak tenang dalam duduknya. Sejak bermenit-menit yang lalu dia mengeluarkan sumpah serapah dalam hati nya, tentunya saja untuk menyumpahi Letta yang masih betah berada di tempat ini tanpa terganggu sama sekali. Gadis itu bahkan anteng sekali meskipun didepannya telah duduk seorang lelaki yang menjadi topik pembicaraan mereka tadi.

"Letta, ayo kita pulang." Diva berbisik pada Letta. Ia merasa akan hancur jika tidak pergi secepat mungkin dari sini.

Letta tahu bahwa Diva sudah tidak sabar untuk pulang. Memangnya apa lagi yang membuat Diva yang tadinya nyaman-nyaman saja, tiba-tiba ingin pulang? Sudah tentu penyebabnya adalah Regan. Lelaki jangkung yang duduk didepannya tanpa beban apapun.

Percayalah, Letta juga ingin segera pulang. Namun, begitu melihat sorot mata Bunda yang seolah mengatakan ' Jangan pulang dulu. Bunda masih pengen ngomong sama kamu ' membuat Letta rela membatalkan rencana nya tersebut. Meskipun otaknya telah memberi perintah untuk pergi dari sana.

"Jangan cepet-cepet pulang ya, disini aja dulu. Sekalian nungguin anak-anak pulang ngaji, paling mereka udah di jalan."

Benarkan tebakan Letta. Bunda benar-benar menyuruh mereka untuk tinggal sebentar, padahal ia dan Diva sudah ingin pulang. Senyum Wanita parubaya itu bahkan belum luntur.

Diva makin mendekatkan diri pada Letta, kepalanya memiring untuk berbisik pada gadis itu. "Tuh kan, kita di suruh tinggal dulu. Males banget tau kek gini."

Letta memilih untuk tidak menjawab.

"Kalian gak ada urusan kan ya? Takutnya nanti bunda ganggu." Sungguh bunda akan merasa tidak enak jika ternyata tiga anak manusia yang ia cegah untuk pulang ternyata memiliki urusan penting setelah ini, makanya ia bertanya lebih dulu untuk memastikan.

Lelaki yang mengenakan baju berwarna putih itu membalas dengan senyum. "Iya Bun, Regan juga gak punya urusan kok. Jadi mau nunggu anak-anak aja dulu."

Bunda merasa lega mendengar jawaban Regan, giliran ia menoleh pada Letta dan Diva memastikan bahwa kedua gadis itu memang tidak memiliki kesibukan lain.

Sementara itu Letta memandang Regan sangsi. Tidak memiliki urusan katanya. Cih! Padahal ia punya pacar, tapi mengatakan tidak memiliki urusan. Memang nya lelaki itu tidak pergi berkencan sampai berkata seperti itu? Jadi selama ini, hubungan Regan dan Tasya hanya sebatas di sekolah saja. Meskipun ia menjauhi Tasya, Letta tau pasti tentang gadis itu yang selalu ingin bebas dari rumah nya, berjalan-jalan layaknya anak muda zaman sekarang namun karena orang tuanya yang agak keras, jadinya Tasya jarang keluar.

Tapi entahlah, Letta juga tidak mau memperpanjang buruk sangka nya terhadap Regan. Mungkin lelaki itu sudah pernah mengajak Tasya keluar, hanya dia saja yang tidak tahu. Alah males lah, biarkan saja toh mereka yang berpacaran bukan dirinya.

Regan yang baru saja melabuhkan pandangan pada Letta langsung dibuat bingung ketika melihat tatapan gadis itu yang seolah Menuntut nya. Spontan bibir Regan berkata tanpa suara, "Apa?"

Letta memutar bola matanya malas, ekspresi gadis itu langsung berubah seratus persen saat orang yang ia tatap bukan lagi dia melainkan Bunda.

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang