"Dalam mencintai, tidak akan ada yang mengetahui Akhirnya selain Tuhan. Bisa saja, kamu memilih berakhir bahagia, tapi Tuhan mengubahnya menjadi berakhir menyedihkan"
Update lagii yeyy
Apa kabar? Baik kan?
Ada yang nungguin gak?
*****
Letta berdiri di samping motor Regan, sambil menatap cowok yang sedang sibuk menata rambutnya agar terlihat lebih rapi.
Siang menjelang sore kala itu, Letta bersama dengan Regan, setelah beberapa waktu lalu, cowok itu mengajaknya pulang bersama. Kaget? Tentu saja, karena biasanya cowok itu sangat tidak mau menerima permintaan nya untuk pulang bersama. Tapi hari ini, entah setan mana yang merasukinya sampai berani mengajaknya pulang bersama.
"Kamu ganteng deh," celetuk Letta dengan cengirannya.
Regan yang sudah terbiasa dengan kalimat tiba tiba itu, hanya berdehem berusaha mengatur ekspresinya agar sedatar mungkin, walau nyatanya dalam hati tidak baik baik saja.
"Makasih yah, udah nolongin aku tadi,"
"Hemm, Iyah."
Letta tersenyum, lalu mendekat pada Regan. Tangannya, terangkat membenarkan beberapa helai rambut cowok dihadapannya, yang terlihat berantakan.
Wajah yang dingin, namun mampu membuat siapa saja terpesona melihatnya. Tatapan tajamnya, yang kapanpun bisa berubah menjadi Hangat, rahang yang tegas cukup menjelaskan jika salah satu Mahkluk ciptaan Tuhan ini masuk kedalam kategori Hampir Sempurna. Letta menyukainya. Namun sayang, tak bisa ia miliki. Hanya sebatas angan yang entah bisa tercapai atau tidak.
Faktanya, Letta bahkan tidak tau harus sampai kapan terus berharap pada seorang manusia bernama Regan. Ketika hatinya lelah karena berharap pada dia yang tidak pasti, ia hanya bisa melampiaskan nya dengan cara menangis. Ingin
"Nanti, kalo ketemu Calvian di jalan, langsung lari. Jangan Deket Deket dia," peringat Regan pada Letta.
Gerakan jemari Letta, berhenti sebentar lalu menatap cowok di hadapannya bingung, "Loh, emang kenapa?" Tanya nya.
Regan mendengus kasar, "Dia brengsek."
Letta mengerjapkan matanya bingung. Sementara Regan menatapnya dengan jengah. Sepertinya, gadis di depannya sedang dalam keadaan otak lemot.
Regan, refleks menoyor kepala Letta, membuat si gadis meringis sambil melayangkan tatapan kesal padanya.
"Bego! Lo mau, di lecehin kayak tadi?!" Tanya Regan sedikit ngegas.
Letta memajukan bibir bawahnya, cemberut. "kekerasan kamu ih,"
Regan memutar bola matanya malas, "Yah, habisnya Lo goblok banget sih."
"Ihh, aku gak goblok yah. Kamu ajah ngeselin,"
"Hilih, gue ngeselin nya dari mana coba?"
"Apa?! Mo gelud?! Ayok sini aku respon?!" Seru Letta dengan mata melotot, gadis itu bahkan sudah menggulung lengan seragam nya. Sedikit berjinjit, karena cowok di hadapannya lebih tinggi. Entah mengapa, Regan tiba tiba menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untuk Kamu
Teen Fiction"Aku Untuk Kamu. Kamu Untuk Dia." Dibuat melayang oleh harapan, di jatuhkan kembali oleh sebuah kenyataan. Mencintai seorang diri selama tujuh tahun itu bukan lah perkara yang mudah. Terlebih disaat orang yang kamu cintai itu ternyata menyukai saha...