AUK 30 -

7.1K 439 133
                                    

"Lucu yah. Semesta menyuruhku untuk melepaskannya, sementara memiliki nya saja aku belum pernah."

Up lagi wuhuy.

Apakabar bee?

Jangan lupa komen di setiap paragraf yah. Soalnya gue kalo baca komen kalian suka ngakak, seneng ajah gitu ngeliat tanggapan kalian.

Alhamdulillah nya mana?

Komen nya di banyakin yah.

Oke langsung ajah

Happy reading💙

*****

Hari minggu. Hari yang paling Letta benci. Di saat, orang orang menyukai hari minggu karena bisa tidur sepuasnya, bagi Letta itu tidak menyenangkan.

Hari minggu, membuatnya tidak bisa bertemu dengan Regan. Karena Letta bisa melihat Regan hanya di saat hari hari sekolah saja.

Cowok itu terlalu tertutup padanya, bahkan sampai alamat rumah nya pun Letta tidak tau. Padahal dia sudah melakukan berbagai cara agar bisa mendapatkan Alamat rumah Regan, tapi nihil. Dunia seakan akan tidak mengizinkan gadis itu mengetahui rumah Regan walau sekali saja. Kejam memang.

"Cantik banget anak Papa."

Letta menolehkan kepala nya, saat Papa datang dan langsung memuji nya.

"Iyah lah. Letta gituloh." Ucap Letta mengibaskan rambutnya. Gadis yang menggunakan dress putih bermotif bunga bunga itu sedang duduk di sofa depan TV.

"Dih sok cantik." Balas Papa.

"Aku emang cantik. Makasih." Pd ajah dulu yekan? Kan emang cantik.

"Omo omo. Aldizar sama Armin mana? Kita udah terlambat loh ini." Mama dengan gaya heboh nya menuruni tangga sambil menutup mulut dramatis, persis seperti Di drama drama korea kebanyakan.

"Gak tau. Masih di kamar mungkin."

"Si Mama keracunan drakor nih kek nya." Ucap Papa

"Aaa. Jinja, tau ajah kamu."

Letta meringis melihat Mama nya. "Kena racun drakor dari mana Mah?"

"Dari temen Mama. Sumpah yah itu Song Joong Ki ganteng bangett aaa. Serasa lihat masa depan tau gak aduh!" Mama begitu bersemangat. Lain lagi dengan Papa yang memandang istri nya dengan tatapan tajam.

"Ih, jodoh aku itu Mah. Jangan di garuk, awas loh yah."

"Apaan. Jodoh Mama itu."

"Mama udah tua  yah. Inget umur tolong."

"Dih. Mama mah umur ajah yang tua. Jiwa nya, tetep jiwa anak muda."

"Eleh Si Mama Sok Muda."

"Heh----

"Stopp woyy!!" Papa menengahi kedua nya. Bisa bahaya jika perdebatan mereka masih di lanjutkan.

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang