"Seperti biasa. Berharap lalu di tampar lagi dengan sebuah kenyataan."
Balik Lagi yuhuu
Ada yang nungguin gak?
Gak ada? Weww
****
"Letta lagi suka sama cowok loh pah." Ucap Mama tiba tiba.Letta yang baru saja ingin memasukkan makanan kedalam mulutnya, langsung berhenti begitu mendengar ucapan Mamah nya.
"Beneran?" Papa menatap Letta dengan tatapan seolah olah terkejut, membuat anak gadis nya itu langsung melotot kecil.
"Gak bener ih Mama!"
"Halah bohong dia Pah." Kata Mama dengan tatapan menggoda.
Papa menggelengkan kepala seraya mengusap matanya terharu. Ternyata anak gadis nya itu sudah besar. "Anak Papa udah besar yah ternyata hiks."
Letta merengek, seraya berkata. "Papa ih!"
Papa terpingkal di tempatnya, melihat Letta yang sudah cemberut dengan bibir maju berapa centi.
"Canda euy, udah jangan cemberut gitu tambah jelek muka kamu," kata Mama berniat membujuk Letta, tapi yang ada gadis itu makin cemberut.
"Mama jangan gitu heh. Itu anak kamu udah makin cemberut mukanya,"
Mama tertawa kecil. "Anak kamu kali Pah,"
"No. Anak kamu!"
"Anak kamu ih!"
"Udah gak ada, aku anak Monyet bukan anak kalian!" Seru Letta yang langsung di setujui pasangan suami istri di hadapannya.
"Nah bener kamu anak monyet,"
"Monyet peliharaan Pak Tono bwahahahaha!" Mama tertawa keras.
"Tau ah!" Letta beranjak dari tempat duduk nya. Gadis itu, meninggalkan dapur dengan wajahnya yang terlihat sangat kesal. Masa iya dia di bilang anak monyet, sungguh menyebalkan.
Dengan kasar, Letta menyambar tas ransel nya yang berada di atas meja lalu beranjak keluar rumah.
Papa juga segera beranjak meninggalkan dapur menyusul Letta yang sudah lebih dulu keluar rumah.
Melihat itu, Mama buru buru menyelesaikan makanannya lalu mengikuti Papa yang sudah berada di depan pintu rumah.
"Dadah pa!"
********
Letta berjalan di koridor sekolah dengan wajah nya yang menampilkan senyum tipis. Tangannya memegang tali tas ransel nya, persis seperti anak SD baru masuk sekolah.
Dalam mobil tadi dia mati matian berfikir. Bingung ingin lanjut memperjuangkan Regan atau tidak. Jika dia berhenti, semua nya akan sia sia saja. Yah, walaupun dia tidak tau endingnya nanti akan bagaimana. Akan kah perasaannya terbalaskan atau di sia sia kan.
Dengan penuh percaya diri dia akhirnya memilih lanjut. Tidak peduli jika cowok itu menyukai Tasya yang penting sahabatnya itu tidak menyukai Regan. Maybe.
Langkah nya tiba tiba berhenti, senyuman di wajahnya pun langsung luntur ketika melihat dua orang yang di kenal nya sangat baik sedang berjalan beriringan jauh di depan sana.
Lagi dan lagi. Pemandangan beberapa hari lalu yang di lihat nya kembali terjadi. Pemandangan dimana Regan dan Tasya yang jalan bersama sambil tertawa.
Rasa sesak tiba tiba saja memenuhi rongga dada nya, membuat Letta seperti ingin menangis namun ia tahan sekeras mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untuk Kamu
Teen Fiction"Aku Untuk Kamu. Kamu Untuk Dia." Dibuat melayang oleh harapan, di jatuhkan kembali oleh sebuah kenyataan. Mencintai seorang diri selama tujuh tahun itu bukan lah perkara yang mudah. Terlebih disaat orang yang kamu cintai itu ternyata menyukai saha...