AUK 4 -

5.1K 383 21
                                    

Tasya mengerjapkan matanya pelan, membiasakan cahaya yang perlahan masuk ke retina mata nya. Gadis itu, mengedarkan pandangan nya ke seluruh sudut ruangan dengan sedikit bingung.

Ini bukan kamarnya. Ah, dia baru ingat. Tadi sebelum pingsan, ia sempat meminta tolong pada seseorang yang sangat di kenalnya. Tasya memijat bahu nya, badannya sangat sakit sekarang.

Gadis itu, bangun dengan perlahan. Menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.

Mata nya seketika melotot ketika melihat pakaian yang dia kenakan bukan lagi seragam sekolah.

"Yaampunn, gue udah gak suci lagi," ujar Tasya dengan ekspresi wajah yang kaget.

"Tenang ajah, gue gak Ngapa ngapain Lo kok," Tasya menoleh ke arah pintu, mendapati sesosok cowok yang sedang bersandar di sana.

"Terus yang gantiin baju gue siapa?" Sebenarnya Tasya malu menanyakan hal itu, tapi rasa penasarannya sangat mendominasi sekarang.

Tubuh Adit, menegang di tempat. Sorot matanya tampak canggung, tangannya terangkat mengusap leher belakang.

"E-eh...gu-gue yang gantiin baju Lo. Maaf yah. Tapi gue gak Ngapa ngapain Lo kok sumpah," jelas Adit, membuat pipi Tasya bersemu merah.

Jelas Tasya malu sekarang. Bisa bisa nya Adit menggantikan bajunya. Langsung saja, Tasya kembali menyembunyikan seluruh tubuhnya di dalam selimut dengan membawa segala malu di wajahnya.

Adit yang melihat itu langsung gelagapan. Cowok itu berjalan tergesah gesah ke arah ranjang.

"Anjingg!" Umpat Adit, ketika kaki nya tersandung karpet. Untungnya saja dia tidak jatuh.

Adit duduk di pinggiran ranjang, bingung ingin menyibak selimut itu atau tidak.

"Gue gak apa apain Lo kok beneran sumpah," Bujuk Adit, berharap Tasya tidak berpikiran buruk lagi tentangnya. Namun, bukannya mendengar respon Tasya, Adit malah mendengar gadis itu menangis di balik selimut membuat nya semakin bingung.

"Sya, gue minta maaf," ucap Adit dengan intonasi lembut.

"JANGAN DEKET DEKET GUE!" Teriak Tasya, membuat Adit terlonjak kaget.

"Y-ya Maaf, atuh Tasya,"

"Hikss....bisa bisa nya lo gantiin baju gue hiksss. Pasti lo udah liat Daleman gue kan?"

Adit melototkan matanya, pipinya memanas saat mendengar kata Daleman.

"Iya emang sih tadi gue liat Daleman Lo. Warna pink," balas Adit dengan polos.

"TUHKANN HIKSSS! HUAAAA!" Teriak Tasya lagi, kali ini tangisannya terdengar keras.

Adit makin kebingungan jadinya, "Eh eh, jangan nangis. Gue beliin es krim dehh seriusan," karena tidak pernah berhadapan langsung dengan cewek yang sedang menangis, Adit menawarkan Es Krim sebagai permintaan maafnya.

Benar saja, Tasya langsung menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Dengan wajahnya yang sembab dan Hidung nya yang mengeluarkan ingus, Tasya menatap Adit dengan penuh binar di matanya.

Adit melihat wajah Tasya, lalu terkekeh. "Beneran. Lap dulu ingus nya wehh," Adit terkekeh. Tasya melap ingus nya lalu mengusap pipi nya yang basah.

"Yaudah ayo," Paksa Tasya menarik tangan Adit.

Adit kembali terkekeh, tidak menyangka ternyata sifat Tasya akan se manja ini. Padahal biasanya di sekolah gadis itu terlihat kalem dan dewasa.

"Iyahh," Adit berdiri lalu mengacak rambut Tasya.

*****

Sampai di dalam Minimarket pun, Tasya masih setia menggenggam tangan Adit. Adit juga tidak keberatan, akhirnya Tasya tidak canggung lagi padanya. Dan juga Selagi Tasya bahagia, Why not?

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang