"Semakin kesini, semakin aku sadar bahwa kalian adalah pasangan yang memang tercipta oleh takdir Tuhan."
Balik lagii wuoyyHehehehe. Call Me Zyaa or Nay okey? Sipp pinter
Kalo misalnya di cerita gue ada kesamaan sama cerita yang pernah kalian baca, pliss kasih tau ke gue.
Happy Reading💙
*******
Hari ini, Sikap Letta masih sama sejak pulang dari kafe tadi malam. Bahkan sampai masuk kedalam sekolah bersama Armin dan Aldizar pun, Letta tetap tidak banyak bicara, dan lebih sering melamun.
Suara riuh dari para siswi mulai terdengar di telinga dua cowok inisial 'A' yang berada di samping Letta.
"Buset dah, udah kayak artis ajah di sorakin ma ciwik ciwik," ujar Aldizar berbisik.
Armin masih tetap berjalan santai seraya dua tangannya yang di masukkan pada kantong celana abu abu nya. Banyak yang melempar senyum padanya, tapi sama sekali tidak dia balas.
Beda dengan Aldizar. Cowok itu bahkan sibuk membalas senyuman dari para Siswi yang matanya jelalatan.
Saudara beda sifat. Armin yang cuek tapi perhatian. Dan Aldizar yang bobrok ngeselin.
"Lo kenapa diem terus sih Ta? Udah dari tadi malem, lo gak banyak bicara. Biasanya juga paling cerewet," ucap Armin pada Letta.
Aldizar di sampingnya pun, mengangguk setuju. Cowok itu tidak lagi menghiraukan siswi yang melempar senyum padanya.
"Kesambet Hantu toilet ye Ta?" Tebak Aldizar ngawur.
Letta mendengus kasar, menatap tajam pada Aldizar. "Diem deh," Dia terlalu badmood hanya untuk sekedar membalas pertanyaan mengundang emosi yang di lontarkan Aldizar.
"Haii Violetta. Gimana? Kejutan yang semalem bagus gak?"
Tepat saat sampai di pembelokan koridor, Dita muncul di hadapan Letta dengan kipas biru di tangannya.
Letta memberhentikan langkahnya, sambil menatap Datar pada Dita. Tangannya terkepal, mencoba menahan emosinya yang sebentar lagi akan meluap. "Jadi lo yang ngirim pesan semalem?"
Dita tersenyum manis. Senyuman yang paling Letta benci di dunia. "Bisa di bilang gitu." Ucapnya santai.
"Hai cantik. Namanya siapa?" Sapa Aldizar genit.
Tatapan mengejeknya tadi pada Letta, langsung berubah menghangat ketika Aldizar menyapa nya. "Halo. Kenalin, gue Ditarran Sheabella. Cewek paling cantik and famous di SMA Perdana."
"Salken ye. Gue Aldizar."
Tepat setelah memperkenalkan dirinya pada Dita, Aldizar langsung menoleh ke arah Letta sambil tersenyum. Namun di balas tatapan tajam oleh gadis itu, membuat dirinya sempat bertanya tanya sebelum Armin menyikut lengannya dan membuatnya sadar untuk terdiam.
"Diem Al."
"Oh oke."
Letta menghembuskan napas pasrah, dari raut wajahnya gadis itu terlihat sangat muak. "Kenapa sih, lo gak suka banget kalau gue suka sama Regan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untuk Kamu
Fiksi Remaja"Aku Untuk Kamu. Kamu Untuk Dia." Dibuat melayang oleh harapan, di jatuhkan kembali oleh sebuah kenyataan. Mencintai seorang diri selama tujuh tahun itu bukan lah perkara yang mudah. Terlebih disaat orang yang kamu cintai itu ternyata menyukai saha...