AUK 24 -

5.2K 395 159
                                    

"Singkatnya begini. Kita di pertemukan hanya untuk saling mengenal. Bukan untuk saling memiliki."


Ku update lagi yuhuu.

Jangan lupa vote sama komen nya yah. Komen nya di setiap paragraf oke?

100 komentar langsung up. Ehee

Oke langsung saja

Happy Reading💙

*****

Bertahun tahun menyukai Regan, Letta sama sekali belum bertemu dengan keluarga cowok itu. Dia tidak pernah tau seperti apa keluarga yang di miliki oleh Regan.

Letta hanya sebatas tau dimana rumah cowok itu berada, bagaimana sifat nya, dan bagaimana tingkah laku nya di sekolah. Selebihnya dia tidak tau.
Tentang panti Asuhan pun Letta tidak tau, sebelum cowok itu mengajaknya pergi ke panti asuhan.

Mereka bertemu hanya di sekolah. Atau beruntung nya Letta bisa bertemu Regan, saat cowok itu sedang nongkrong bersama kedua temannya, tentu nya mereka adalah Albi dan Adit.

Letta selalu penasaran Rupa Mama dan Papa nya Regan itu seperti apa. Dia ingin mengetahui apakah Regan mempunyai seorang kakak atau adik.

Namun sayang, Regan terlalu tertutup padanya. Biasanya, cowok itu tidak akan repot repot berbicara padanya, sebelum di ajak bicara lebih dulu.

Saat ini, sekotak Sandwich yang Letta buat tadi pagi pagi sekali sudah siap dalam kotak bekal, lengkap dengan sebuah susu kotak Rasa Full Cream. Sengaja dia buat nya pagi pagi sekali. Alasannya hanya satu, tidak ingin di ganggu oleh Aldizar.

"Apaan tuh Ta?" Tanya Aldizar penasaran begitu melihat Letta membawa sebuah Paper bag.

"Kepo lu."

Aldizar mencibir. "Idih, sok misterius lo,"

"Apa? Kenapa? Gak terima? Ayok sini gelud?" Tantang Letta.

Armin, memandang kedua nya dengan datar. Raut wajah cowok itu mengatakan bahwa dia sangat tertekan. Dihembuskannya napas nya dengan panjang.

"Lo berdua bisa diem gak?" Jika sudah Armin yang menegur. Maka Aldizar akan segera berhenti mengganggu Letta. Belum sepenuhnya berhenti sih, dia Menjulurkan lidah nya pada Letta, membuat gadis itu berdiri dari duduk nya dan nyaris melayangkan tinju nya, begitu Papa datang lalu menghentikan anak nya itu.

"Ini anak cewek, kenapa mau main pukul nih?"

"Aldizar Pah. Usil banget!" Adu Letta manja pada papa nya.

"Aldizar! Awas kamu yah,"

"Yaelah, ngaduan amat. Dasar bocil."

Letta mendelik. Aldizar sungguh menyebalkan. Ingin rasanya dia membumihanguskan Sepupu laki laki nya itu. Setelah nya, dia kembali duduk dengan wajah nya yang kesal setengah mati.

"Liat tuh muka nya, udah kayak tikus kelebihan Borax," bisik Aldizar pada Armin. Namun masih bisa di dengar oleh Letta, karena posisi duduk mereka yang berdekatan.

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang