AUK 33 -

5.2K 414 100
                                    

"Terlalu asing untuk di sebut masa lalu. Bukan kah itu adalah kamu?"

Up lagi gaes.

Apakabar?

Jam berapa kalian baca cerita ini?

Spam emot yukk

Oke langsung ajah

Happy reading💙

***

"Alhamdulillah Istirahat!" Pekik Aldizar heboh membuat Armin mendengus kesal.

"Biasa ajah monyet," balas Cowok tinggi semampai tersebut.

Letta geleng geleng kepala melihat itu. "Dah gue duluan,"

Rila yang melihat Letta sudah hampir keluar kelas duluan, langsung cepat cepat memasukkan buku nya tidak ingin ketinggalan. "Woe janda tunggu gue!" Gadis itu segera berlari.

Sebelum menyusul Aldizar yang sudah lebih dulu keluar kelas bersama Letta dan Rila, Armin sempat melirik Tasya yang masih duduk di bangku nya.

"Kenapa gak ke kantin?" Tanya Armin

Tasya tersentak di tempat nya. "H-ha? E..nggak kenapa-napa kok."

Armin menganggukkan kepala nya mengerti. Dari raut wajah nya, gadis itu terlihat ingin bergabung dengan Letta dan Rila hanya saja malu. Entah lah, mungkin seperti itu.

"Permisi,"

Armin dan Tasya sama sama menoleh pada Regan yang masuk ke dalam kelas. Pemuda itu langsung tersenyum pada Tasya.

"Ayo kantin." Ajak nya.

Tasya menghela napas sejenak, lalu berdiri dari duduk nya. "Ayok,"

Regan melirik lirik ke arah Armin, membuat cowok itu menyernyit kemudian tersadar.

"Apa?" Tanya Armin sambil melipat kedua tangan nya ke depan dada.

Regan tidak membalas, malah menatap tajam pada Armin. Cowok itu bahkan tidak menghiraukan Tasya yang sudah menarik tangan nya agar tidak membuat masalah.

"Cemburu? Duh sorry gak level," ucap Armin sinis. Padahal dalam hati sudah meringis, kenapa jadi mirip Aldizar yang suka julid sih?! Tapi emang sengaja sih, mau lihat Regan se posesif bagaimana.

Regan berdecih. "Penting banget,"

Tasya melirik Regan khawatir, takut takut jika cowok di samping nya itu kelepasan. "Udah Gan udah."

"Terus, kenapa natap gue sampe segitu nya? Takut banget cewek nya gue rebut," ucap Armin makin memanas manasi Regan.

Sementara itu Tasya melebarkan mata di tempatnya, tidak habis pikir, orang cuek seperti Armin akan berkata seperti itu.

"Lo ada masalah apa sih sama gue?" Regan langsung ke inti nya, masalah basa basi.

Alis Armin terangkat sebelah, seperti nya ini akan seru. "Lah, yang bilang gue ada masalah sama lo siapa? Lo aja kali yang ngerasa. Bego banget,"

Regan di tempatnya sudah sangat emosi, langsung saja maju satu langkah namun Tasya menahan tangan cowok itu.

"Mo ngapain?! Jangan berantem! Ayo pergi." Ucap Tasya.

Pemuda itu hanya pasrah, ditarik keluar Kelas oleh Tasya.

"Bucin banget lo! Tai!"

Armin berdecak, kala Regan tidak lagi membalas nya. Padahal dia sengaja membuat cowok itu emosi. Tapi Pemuda jangkung tidak terpancing sama sekali.

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang