"Sudah saatnya aku berhenti. Bukan karena capek, tapi karena aku sadar, sampai kapan pun kamu tidak akan pernah bisa untuk ku genggam."
🎼Ku dengan nya Kau dengan dia-Afgan🎼
Ku up lagi yuhuu.
Sudah kubilang, panggil aku Nay or Zy oke Bee?
Vote dan komen di setiap paragraf yah.
200 komen baru ku lanjut. Kalo udah nyampe target, malam nya langsung gue up.
Oke langsung saja
Happy Reading💙
*****
Pagi tadi, Letta bangun dengan keadaan yang bisa di bilang tidak baik baik saja. Rambut nya berantakan, lengkap dengan mata nya yang bengkak. Membuat persis seperti orang yang tidak ada gairah untuk hidup.
Dia terus menerus terdiam, sambil mata nya yang memancarkan kekosongan. Makan, mandi, memakai seragam, semua nya dia lakukan dengan keadaan bengong. Entah apa yang sedang dia pikirkan.
Bahkan di mobil pun, sekarang Letta masih terdiam. Membuat Aldizar dan Armin tidak tenang. Mereka percaya, pasti penyebab Letta seperti ini adalah Regan. Dan sialnya itu memang benar, sejak pulang sekolah kemarin, Letta langsung masuk ke dalam kamar tanpa mengatakan apapun, wajah nya pun sembab seperti orang habis menangis. Membuat Mama, Papa, Aldizar, dan Armin mencemaskan gadis itu. Terlebih dia pulang dalam keadaan basah basahan.
"Letta." Armin yang sedang menyetir, memanggil Letta.
"Hah?" Sahut nya, dia sama sekali tidak menoleh pada Armin, tatapannya masih lurus ke depan.
"Lo, gak mau jelasin ke kita gitu?"
Letta tidak lagi menjawab, membuat Armin menghela napas panjang. Seperti nya Letta sedang tidak ingin menceritakan apapun pada mereka.
Aldizar yang duduk di bagian kursi belakang, memandang Armin dan Letta di depan secara bergantian.
Dia tiba tiba teringat cerita Letta tempo hari lalu. Gadis itu mengatakan bahwa dia dan Regan mempunyai perjanjian selama tiga hari. Mengingat kembali, bagaimana tidak ada gairah hidup nya Letta kemarin membuat Aldizar berfikiran bahwa itu adalah hari terakhir gadis itu bersama dengan Regan.
"Perjanjian lo--udah habis kan waktu nya?" Aldizar tiba tiba bertanya.
Letta tetap bungkam. Dia enggan menjawab. Gadis itu lebih memilih fokus pada pemandangan di hadapannya.
"Loh kok gak di jawab?"
"Letta lagi gak mau ngomong. Mendung lo diem," kata Armin.
Aldizar mendengus sebal.
Beberapa saat kemudian mobil Fortuner Putih milik Armin terparkir sempurna di parkiran sekolah.
Letta yang melihat Regan dari kaca jendela, buru buru langsung turun dengan dari dalam mobil.
Senyuman terbit di wajah cantik nya, saat ingin melangkah menghampiri Regan, tiba tiba dia berhenti.
Kaki dan Hati nya tidak sejalan. Disaat Kaki nya ingin melangkah, Hati nya tiba tiba mengatakan tidak.
Waktu seakan berhenti, ketika pandangan kedua nya bertubrukan. Senyuman di wajah Letta mendadak luntur begitu saja.
Sangat lama mereka bertatapan, sampai tepukan di bahu Letta membuat gadis itu cepat tersadar lalu menundukkan Kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untuk Kamu
Teen Fiction"Aku Untuk Kamu. Kamu Untuk Dia." Dibuat melayang oleh harapan, di jatuhkan kembali oleh sebuah kenyataan. Mencintai seorang diri selama tujuh tahun itu bukan lah perkara yang mudah. Terlebih disaat orang yang kamu cintai itu ternyata menyukai saha...