AUK 22-

4.7K 406 129
                                    

"Bertahun tahun berjuang, akhirnya aku sampai dimana melupakan mu itu adalah hal yang wajib untuk aku lakukan."

-Violetta Nindya

Ku update lagi.

Seperti biasa tembus 100 komentar. Langsung gue update ehe. Gila, nuntut bener.

Vote sama komen di setiap paragraf yah. Plis banget.

Dan yah, setiap ada pertanyaan yang ku taruh di bagian bawah. Mohon di jawab yah, kalo kalian jawab itu secara gak lngsung buat gue bahagia. Maaf agak nuntut hehehe.

Oke langsung saja.

Happy Reading💙

*****

Ada dua hal yang Tasya benci di dunia ini. Pertama, melihat orang tua nya bertengkar. Dan kedua, ketika Tasya harus melihat bagaimana tatapan terluka Letta saat Regan selalu perhatian padanya.

Demi apapun, Tasya sangat membenci hal ini. Dia sangat tidak ingin jika Regan harus repot repot memperhatikannya padahal ada Letta yang menyaksikannya.

Rasa bersalah selalu melanda hati nya, begitu melihat Letta yang selalu mencoba tersenyum untuk menutupi rasa sakit nya.

"Letta udah pulang La?" Tanya Tasya pada Rila.

Saat Tasya baru saja kembali dari ruang guru, dia sama sekali tidak melihat Letta di dalam kelas, padahal dia sangat ingin meminta maaf pada sahabatnya itu.

"Udah dari tadi. Kenapa sih emang?"

Tasya mengambil tas nya. "Enggak papa. Gue duluan yah bay," gadis itu segera keluar kelas, buru buru untuk menghampiri Letta yang sepertinya masih ada di parkiran.

Dan benar saja, saat Tasya baru sampai di parkiran, matanya langsung tertuju pada Letta yang tengah berdiri di samping motor Regan.

Tanpa basa basi lagi, Tasya langsung berlari menuju pada Letta, rasa ingin meminta maaf nya sudah membuncah sejak dia masih di ruang guru tadi.

"Letta!"

Letta menoleh pada Tasya, senyuman nya langsung melebar begitu melihat Tasya yang sedang berjalan terburu-buru ke arah nya. Hal itu, semakin membuat Tasya merasa bersalah--bagaimana sahabat nya itu masih bisa Tersenyum, di saat hati nya sedang tidak baik baik saja?

"Gue mau ngomong bentar." Tasya memperbaiki kacamata nya yang sedikit melorot.

"Ngomong apa?"

Tasya melirik Regan, yang tampak memperhatikannya dengan lekat. Setelah itu memfokuskan tatapannya pada Letta "Enggak disini."

Dahi Letta mengkerut. "Loh kenapa?"

Raut wajah Tasya berubah. "Enggg...anu," dia melirik Regan dengan takut takut. Jantung nya berdetak tak karuan, pasalnya cowok itu masih menatap nya dengan lekat.

Letta melirik sekilas pada Regan. "Oh oke," dia menarik Tasya untuk menjauh dari sana. Sepertinya gadis itu terlihat serius.

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang