"Tanpa kamu sadari, dia yang kau benci adalah awal dari bahagia yang kamu nanti,"
Dududuh update lagi gess.
Btw apa kabar?
Spam emot ges.
100+ komentar baru lanjut.
Oke langsung aja.
Happy Reading💙
****
Letta tidak menyangka, Ael akan se-nekat itu demi bisa menyapa nya. Padahal kelas Letta sedang ada jam olahraga.
Pemuda tinggi itu bahkan sudah berdiri di samping lapangan sambil meneriaki nama nya beberapa kali, membuat pak Husain selaku guru olahraga menoleh dan menegur Ael agar tidak terlalu berisik, tapi tetap tidak di hiraukan.
"Tuh anak ngapain sih? Kayak belatung kepanasan," ucap Aldizar.
"Gila," Sahut Armin.
"NENG LETTA YUHUU!! SEMANGATT!!"
Letta bahkan sudah menutup wajah nya malu, akibat Ael yang selalu berteriak menyemangati nya. Gadis itu, memilih mengalihkan pandangan nya pada Regan yang terlihat terdiam mendengar penjelasan Pak Husain.
Fyi, hari ini kelas Letta dan Kelas Regan masih di samakan untuk jam pelajaran olahraga, membuat Letta lebih leluasa memperhatikan cowok itu. Yah, walaupun bukan dia yang di perhatikan oleh Regan.
"Fans lo noh, Ta," Rila menunjuk Ael dengan dagu nya sambil terkekeh geli.
"Kelihatannya dia suka banget sama lo deh,"
Letta bergidik ngeri. Membayangkan pemuda itu akan menganggu hari hari nya sekolah, membuat Letta semakin ingin menghilang dari bumi dan mencari planet baru dimana tidak ada seorang pemuda yang bernama Ael.
"Amit amit La,"
Rila sekali lagi terkekeh geli. "Mendingan sama Ael dari pada Regan sumpah."
"Lo aja deh, yang sama Ael. Gue mah ogah banget,"
"Alah, awal awal lo emang nolak dia. Liat aja nanti, pasti lo bakal terpikat sama Ael." Ucap Rila.
Letta memutar bola mata nya malas, kan mulai lagi si Rila ini.
"Serah lo dah," Balas Letta pasrah.
"NENG LETTA KEPANASAN KAH?! SINI MAS AEL BANTU!" Pemuda tinggi di pinggir lapangan, makin menjadi jadi dan meneriaki nama Letta. Terlebih saat dia memanggil diri nya sendiri dengan sebutan 'Mas' sukses membuat bulu kuduk Letta berdiri, di tambah dengan sorak sorai teman teman nya yang mengatakan 'Cie cie' dengan kompak.
"HEH KAMU! JANGAN BERISIK! INI BAPAK LAGI MENJELASKAN YAH!" Pak Husain benar benar marah kali ini, tidak tahan dia jika harus mendengar Ael yang terus menerus berteriak seperti belatung kepanasan di pinggir lapangan sana.
Ael pun hanya tersenyum lebar, sembari mengacungkan jari tangan nya yang membentuk kata 'Oke'
Pak Husain kembali berbalik. "Baik anak anak, pelajaran kita sampai di sini saja untuk hari ini," Guru itu melirik jam tangan nya. "Masih ada beberapa menit lagi jam istirahat. Silahkan bermain dulu atau mau ke kelas juga bisa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untuk Kamu
Roman pour Adolescents"Aku Untuk Kamu. Kamu Untuk Dia." Dibuat melayang oleh harapan, di jatuhkan kembali oleh sebuah kenyataan. Mencintai seorang diri selama tujuh tahun itu bukan lah perkara yang mudah. Terlebih disaat orang yang kamu cintai itu ternyata menyukai saha...