"Perasaan ini salah. Tak seharusnya aku menyimpan rasa padamu,"
Eyoo balik lagi.
Apakabar?
Udah sih komen yang banyak yo.
Kalo gitu langsung aja
Happy reading💙
***
Tasya memilih menghabiskan jam istirahat nya di Rooftoop bersama Adit. Pemuda yang berangkat dengan diri nya tadi pagi.Gadis berkacamata itu enggan menemui Regan, katakanlah ia jahat. Tapi, saat ini ia sedang benar-benar tidak ingin bertemu muka dengan Kekasihnya.
Luka di benak nya, karena kejadian kemarin sama sekali belum hilang. Adegan demi adegan yang tercetak jelas di pikiran, membuat nya berpikir mati-matian tentang posisi nya kini. Penghalang, setidaknya itu yang Tasya pikirkan tentang dirinya. Bagaimana posisi nya yang menjadi penghalang akan Regan dan Letta.
Mengapa demikian? Karena Tasya tahu betul, seperti apa perasaan Regan sebenarnya, ia tahu itu.
"Temuin Regan gih, kayak nya dia nyari elo deh,"
Tasya menolehkan wajah nya pada Adit. Sapuan angin sepoi membuat beberapa anak rambut nya berterbangan.
"Gak dulu deh," Tasya kembali meluruskan pandangan ke-depan. Memandangi hamparan bangunan yang terlihat kecil dari sini.
Begitu saja, kerutan samar muncul di dahi Adit. "Kenapa? Dia butuh kabar dari lo deh, bagaimanapun juga dia itu pacar lo, gak seharusnya lo kayak gini,"
Tasya mendengar, tapi tak memberi tanggapan lebih.
Pacar nya yah?
Hah,
Adit menghembuskan napas panjang, ketika yang ia dapati bukanlah jawaban, melainkan diam nya si gadis berkacamata di sampingnya.
"Mikirin apasih?"
Ada jeda sebentar.
"Menurut kamu, Regan suka nya sama siapa?"
Adit mengangkat sebelah alis nya, pemuda itu terkekeh lucu. Pertanyaan macam apa ini? Sudah jelaskan, jika sahabat nya itu menyukai Tasya, apalagi yang perlu gadis itu ragukan?
"Lo lah, siapa lagi? Letta? Gila kali,"
Tasya tersenyum miris usai mendengar jawaban Adit terhadap pertanyaannya barusan.
"Padahal kamu sahabatnya, kenapa bisa gak melihat dengan jelas, perasaan Regan di tujukan buat siapa?"
Respon Tasya justru membuat Adit bertanya-tanya dalam hati. Bingung dengan ucapan nya.
"Kalo misalnya nanti, aku milih nyerah, kamu bakal dukung aku gak?" Tasya menoleh, memandangi Adit dengan sorot mata penuh pilu.
***
Letta memasukkan buku-buku nya ke dalam tas dengan gerakan cepat. Kelasnya kini sudah kosong karena teman-teman nya sudah pulang duluan.
Bibir nya tak berhenti mengeluarkan gerutuan kesal, karena di tinggal begitu saja oleh Rila. Padahal hari ini, mereka sudah berjanji akan menyambangi rumah Dita beramai-ramai.
"Kurang ajar tuh anak, ninggalin gue. Ini juga si Ael, tumben-tumbenan gak nongol di kelas, biasanya juga paling heboh kalo kesini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untuk Kamu
Teen Fiction"Aku Untuk Kamu. Kamu Untuk Dia." Dibuat melayang oleh harapan, di jatuhkan kembali oleh sebuah kenyataan. Mencintai seorang diri selama tujuh tahun itu bukan lah perkara yang mudah. Terlebih disaat orang yang kamu cintai itu ternyata menyukai saha...