AUK 38 -

4.5K 340 91
                                    

"Perihal akhir, itu semua tergantung pada Takdir,"

Yeah i'm back. Apa kabar semua?

Rindu kan? Sama, saya juga rindu sama komen kalian.

Jiakhh. Saya habis di landa rasa malas nulis makanya g update-update :v

Oke langsung ajah

Happy Reading💙

***


Entah kebaikan apa yang merasuki Letta, sehingga membuat nya datang ke sekolah secara suka rela pada pukul lima sore, hanya untuk mengambil buku catatan Rila yang tertinggal di kelas. Merepotkan saja.

Tadi, saat dia baru-baru saja bangun dari tidur siang nya, Rila tiba-tiba menelpon Letta. Meminta nya untuk ke sekolah dan mengambilkan buku catatan nya, alasan nya karena Rila sedang tidak ingin kemana-mana dan memilih berdiam diri di kamar sambil meratapi kegalauan nya.

Sebagai teman yang baik dan murah hati, jadilah Letta menuruti permintaan merepotkan Rila tersebut. Yah, walaupun perut nya sedang kram.

Dan disinilah Letta berakhir. Duduk di salah satu bilik toilet sambil menopang dagu.

"Duh anjir, tembus nih. Gimana dong? Aaa tau tadi mending gak usah dateng,"

Letta sedang kedatangan tamu bulanan. Itu faktanya. Dan sialnya, dia baru tau jadi lah dia tidak memakai pembalut.

"Ini handphone gak guna juga." Letta membolak-balikkan Benda pipi tersebut berulang kali. Handphone nya lowbet. Sungguh menyebalkan.

"Gimana dong? Mana gue dateng nya sendirian lagi huh,"

Sebenarnya tadi, Letta ingin mengajak Armin untuk ikut bersama nya, tapi pemuda itu sedang terlelap di alam mimpi nya. Ingin mengajak Aldizar pun percuma karena dia sedang keluar.

Letta berdiri untuk memastikan bahwa bercak kemerahan di celana putih nya tersebut sudah hilang atau belum. Terdengar mustahil, tapi dia tetap melakukan nya.

"Heloo! Ada orang gak!" Letta berteriak meminta tolong, namun yang terdengar hanya lah suara gemersik daun.

Perlahan dia keluar dari bilik toilet tersebut dan berdiri di belakang pintu WC, Letta takut keluar. Bercak darah di celana nya sangat kentara.

"Woy! Someone please Help Me!"

Letta terdiam lama, sampai suara sepatu terdengar di luar sana. Gadis dengan rambut bergelombang itu mendadak semangat saat menyadari adanya kehadiran seseorang di luar WC.

"Weh! Ada orang kan?! Tolongin gue dong!" Letta menempelkan daun telinga nya ke pintu.

"Ada! Lo kenapa?!"

Letta memundurkan tubuh nya. Merasa familiar dengan suara tersebut. Tapi itu tidak penting sekarang. Dengan perlahan gadis itu membuka pintu toilet lalu menyembul kan kepala nya. Wajah nya terkaget-kaget saat melihat seseorang tersebut.

"E-ee anu... bisa tolongin ak-maksudnya gue gak?" Letta menepuk bibir nya sendiri kala diri nya hampir saja menyebut dirinya sendiri dengan kata 'aku'.

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang