AUK 20 -

5.8K 334 45
                                    

"Dan pada akhirnya, semua kebahagiaan yang aku rasakan bersama mu akan hilang suatu hari nanti."

Ku balik lagi uwuu

Btw, udah follow akun wp ku belum? Klau belum silahkan di follow.

Oh iyah jangan panggil aku thor😢 cukup Nay atau Zy

Ada yang nungguin gak? Gak ada? Yah.

Oke langsung saja

Happy Reading💙

******

Mie nya sudah Tandas sejak lima menit yang lalu, namun Letta masih enggan berbicara. Padahal di hadapannya sudah ada Aldizardan Armin yang menunggu nya untuk bicara.

"Ngomong kek Ta. Bosen nih gue nunggu mulu. Kayak nunggu doi peka." Desak Aldizar.

Letta menghela napas, malas sebenarnya bercerita. Tapi, kalau tidak cerita dia akan di paksa oleh Aldizar dan tentunya juga Armin.

"Cerita apaan juga,"

"Cerita masalah kenapa lo bisa sampai dekat sama Regan. Dia kan gak suka sama lo Maemunah."

"Gak ah males."

Aldizar mendengus kesal. "Gue gepeng juga lu Ta."

"Letta,"

"Iyah ih iyah," jawab Letta kesal. Jika Armin yang sudah memaksa nya, terpaksa sekali dia harus bercerita.

"Oke mulai," Armin melipat kedua tangan nya di depan dada. Mulai memperhatikan Letta yang sudah siap Bercerita.

"Jadi gini." Dia menggantung ucapan nya sebentar.

"Bisa gak sih, Lo berdua gak usah kepo? Gue males cerita anjir." Rengek Letta .Gadis itu menjambak rambut nya Frustasi. Setelahnya Berguling guling tidak jelas di atas karpet yang sedang mereka duduki saat ini.

Aldizar menatap Letta sebal. Demi apapun, seonggok makhluk menyebalkan di hadapan nya ini sangat ingin dia tendang jauh jauh.

"Ar. Tolong izin kan hamba untuk menendang makhluk menyebalkan ini." Kata Aldizar dramatis.

Armin tidak menjawab, dia hanya menoleh dengan tatapan datar, membuat Aldizar mengangguk mengerti.

"Oke," ujar Aldizar singkat.

Tidak nyambung bukan? Memang. Bukan Aldizar namanya jika tidak nyambung. Selain menyebalkan, tidak nyambung juga, adalah nama lain dari Aldizar.

Meski Letta berguling guling di depan nya ataupun jungkir balik. Armin tetap tidak peduli, cowok itu masih bertahan pada pendirian nya. Dia harus mengetahui alasan Regan bisa dekat dengan Letta.

"Geram gue liat lo kayak cacing kepanasan. Huh!"

Aldizar langsung menjambak Rambut Letta, karena tidak tahan melihat kegilaan Sepupu perempuan nya itu. Tidak keras, hanya saja Letta terlalu dramatis sampai gadis itu berhenti berguling guling lalu berteriak.

Aku Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang