"Aisyaahh!!" Teriak Hana mengejar Aisyah yang berlari-lari kecil sambil tertawa mempermainkan Mamanya. "Makan dulu, naak!!" Hana melengos. Susah sekali kalau urusan mengajak Aisyah makan. Ada saja tingkahnya.
Hana mengejar Aisyah dengan sekali sentakan. Dan hupp. Aisyah sudah berada di pangkuan Hana. Perlahan Hana menyuapi Aisyah. Gadis kecil itu terlihat lahap mengunyah makanannya.
"Aya, Ayu! Kalian gak makan?!" Tanya Hana melihat Ayunda sedang sibuk menggambar bunga. Di sampingnya Ayana hanya duduk mematung. Wajahnya di tekuk. Bibirnya maju lima senti. Ya, semalam, tanpa menginap, Ayana minta diantar pulang oleh Ayahnya. Tanpa banyak bicara, Ayana langsung masuk kamar dan tidur.
"Kenapa Aya, bang?!" Tanya Hana menatap mantan suaminya itu.
Agung menghela nafas berat. Ceritapun meluncur dari bibir Agung.
"Ayaa!" Ulang Hana. "Kalau ada yang gak suka, cerita dong sama mama!"
Aya melirik Hana sekilas. Lalu kembali memasang wajah kesal. "Aya kesal sama Ayah!! Kenapa sih, kita gak bisa tinggal bareng lagi, ma?!" Tanya Aya ceplas ceplos, membuat gerakan tangan Hana yang sedang menyuapi Aisyah terhenti.
"Kamu kesal kenapa sama Ayah?!"
"Kenapa Aya harus punya ibu tiri, jika Mama masih hidup?!" Aya menatap Hana lekat. "Aya gak suka sama ibu tiri. Mereka jahat!!" Ucap Ayana kesal.
Hana terdiam. Tak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan Ayana. Mengucapkan perkataan kalau kedua orang tuanya itu sudah berpisah adalah hal yang sangat sulit bagi Hana.
"Siapa bilang ibu tiri itu selalu jahat?!" Suara bunda-ibu Hana-yang muncul dari dalam mengagetkan Hana dan Ayana. Gadis kecil berusia tujuh tahun itu menatap neneknya dengan pandangan tak percaya. Wajahnya menuntut jawaban. "Dulu nenek juga punya Ibu tiri. Dan ibu tiri nenek saangat baik! Beliau selalu memanjakan nenek. Gak pernah marah sama nenek. Selalu mau mengajak nenek jalan-jalan. Sampai ibu tiri nenek meninggal, nenek sangat sedih. Nenek nangis berhari-hari. Gak mau makan, dan sekolah!" Bunda Hana duduk di sisi Ayana sambil menatap lekat mata cucunya itu.
"Apa iyaa?" Gumam Ayana.
"Lha, memangnya nenek bohong sama cucu sendiri?! Aya kan tahu, bohong itu dosa!"
Ayana mengangguk. " walaupun cuma Ibu tiri, Aya gak boleh begitu. Ibu tiri sama juga dengan ibu kandung. Bedanya, ibu tiri nggak melahirkan Aya!" Bunda membelai rambut Ayana.
"Sekarang nenek tanya, memangnya Aya pernah lihat Ibu tiri Aya marahin Aya?!"
Ayana tampak berpikir. Lesu, kepala gadis kecil itu menggeleng. " tuh, kan! Berarti ibu tiri Aya gak seperti yang Aya dengar! Coba deh, Aya kasih kesempatan sama Ibu tiri Aya. Coba perlakukan dia sama seperti Aya ke mama! Nenek yakin, Aya pasti bisa dan pasti bakal sayang sama Ibu tiri Aya!" Jelas bunda menutup kalimatnya.
Ayana menatap halaman di depannya. Tak tahu apa yang ada dipikiran gadis kecil itu?!. Yang jelas, Hana lega, Bunda sudah memberikan penjelasan yang sangat membantu Hana.
Hana dan Bundanya saling melempar pandangan. Dengan suara pelan, Hana mengucapkan terima kasih. Bunda tersenyum mengangguk. Sebagai orang tua, dia hanya ingin menenangkan anak perempuannya.
♡♡♡♡♡
Assalamualaikum...
Mau cek ombak dulu...
Masih ada yang mau baca cerita aku gak sih?
Maaf ya, akhir2 ini lagi malas banget mau nulis. Mood nulisnya lagi terbang entah kemana. Semoga bisa balik lagi,
Btw,,silahkan dibaca. Meskipum singkat semoga berkenan.
Selamat membaca...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta H2 ✔
RomanceHana dan Hanif bertemu setelah sekian lama terpisah. Namun situasi mereka tak sama lagi. Keduanya sama-sama telah terikat pernikahan dan memiliki anak. Tapi cinta tak pernah kenal waktu. Cinta mampu menembus hati yang batu sekalipun. Cinta mampu men...