Tak ada yang lebih menyakitkan saat suami sendiri meminta izin ingin menikah lagi setelah delapan tahun pernikahan yang Hana bangun bersama suaminya. Masih segar dalam ingatan Hana, saat pertama kali suaminya, memintanya langsung kepada Bunda dan Ayahnya. Hana, yang seperti di atas awan, merasakan dunianya diliputi bunga-bunga bermekaran, tatkala Ayah dengan mudah mengizinkan mereka menikah.
Hana-dua puluh lima tahun- menikahi Agung Prasetio- yang kala itu adalah seorang pria lajang dengan penghasilan tetap dengan bisnis yang sedang berada di atas puncak. Sebagai orang tua, siapa yang tidak mau bermenantukan laki-laki seperti Agung?! Dengar-dengar kata, sangat banyak yang menginginkan Agung menjadi menantu mereka. Tapi, pilihan Agung malah jatuh kepada Rihana Astuti- gadis yang dikenalkan oleh adiknya-Andin.
Andin, adalah murid sekolah menengah atas yang sangat payah dalam belajar matematika. Hobinya, selain menggambar ya menulis. Sudah banyak sekali lukisan-lukisannya yang tergantung di dinding kamar dan di dinding rumah mereka. Bahkan sudah ada yang terjual juga. Karena sebentar lagi akan ada ujian Nasional, maka Andin meminta kepada Ibunya untuk mencarikan seorang tutor yang bisa mengajarinya matematika, kimia dan fisika. Tapi, Andin mengajukan syarat kalau tutornya itu haruslah perempuan dan juga cantik sekaligus baik.
Maka, pilihanpun jatuh kepada Hana. Hana adalah anak kenalan dari orang tua Andin. Sifat Hana yang baik dan penyabar-meskipun kerap kali Andin tak serius dalam belajar- membuat Andin menyukai Hana. Tanpa meminta persetujuan Hana, Andin mengenalkan Hana kepada Abang satu-satunya; Agung.
Singkat kata, setelah perkenalan yang lumayan singkat, Agung melamar Hana kepada orang tuanya. Orang tua Hana menyambut dengan suka cita, karena mereka dari dulu memang menginginkan Agung menjadi menantu mereka. Selain mapan, Agung juga laki-laki yang sopan. Dia sangat menghormati dan menyayangi Ibu dan adik perempuannya. Karena alasan itulah, Bunda dan Ayah Hana tak menolak lamaran Agung dan meminta pernikahan dilangsungkan sesegera mungkin.
Pernikahan berlangsung dengan meriah. Banyak tamu-tamu undangan yang datang dan memberikan selamat kepada keduanya. Setahun setelah menikah, mereka dikarunia anak perempuan yang mereka namai Ayana. Kemudian di tahun ketiga pernikahan lahir kembali buah cinta mereka yang ternyata masih perempuan juga yang mereka namai Ayunda.
Saat itu mereka adalah pasangan yang berbahagia. Rasanya tak ada yang kurang dari hidup Hana. Anak-anak yang cantik dan sehat, suami yang baik dan penyayang. Hana merasa Allah sangat menyayanginya. Tak pernah rasa syukur alpa terucap dari bibir Hana. Bagi Hana, kebahagiaan suami dan anaknya adalah segalanya.
Kebahagiaan itu semakin lengkap ketika di tahun kelima pernikahan, Hana dinyatakan positif hamil. Betapa girang bukan kepalang suaminya. Berharap anak yang lahir nanti adalah laki-laki. Setiap saat Agung selalu mengelus perut Hana dan berbisik di sana.
"Hei, jagoan! Kamu adalah pelengkap hidup Ayah! Sehat-sehat di dalam perut Mama, ya!" Ujar Agung kala itu yang diikuti tawa geli oleh Hana.
"Kalau perempuan lagi, bagaimana, bang?!"
"Nggak mungkin! Abang yakin, kalau yang ini pasti laki-laki!" Ucapnya yakin. Saat itu Hana hanya menganggap santai ucapan suaminya. Toh, mau laki-laki atau perempuan, Hana dan suaminya akan tetap menyayangi mereka.
Hari persalinan tiba. Karena mengalami preeklamsia, persalinan yang diharapkan normal berganti menjadi sectio. Untuk pertama kali Hana masuk ke dalam ruangan operasi. Karena sebelumny, kedua anaknya dilahirkan secara normal. Dag dig dug, jantung Hana kala itu. Berbagai macam lafaz dzikir terucap dari bibirnya. Hingga, tangisan bayi memecah ruang operasi. Tangin Hana meluncur begitu saja. Salah satu dokter yang membantu mengabarkan kepada Hana kalau anaknya sehat dan normal.
"Laki-laki ya, dok?!" Tanya Hana.
"Perempuan lagi, bu!" Jawabnya. Hana terdiam sesaat. Lalu tersenyum. "Boleh saya melihat anak saya, dok?!"
Dokter itu mengangguk. Bayi merah itu di bawa ke hadapan hana. Matanya masih tertutup. Wajahnya menggambarkan betapa polos dan sucinya bayi yang baru lahir. Hana tersenyum bahagia. Di dalam hati berbisik; terima kasih sayang, karena sudah lahir dengan selamat.
Dokter itu membawa bayi Hana kembali menjauh. Perlahan, Hana merasakan tubuhnya mulai lelah dan mengantuk. Lalu matanyapun terpejam.
♡♡♡♡♡
Bayi mungil itu diberi nama Aisyah1. Karena saat Hamil Hana sangat suka membaca sirah tentang istri Rasulullah yang diberi gelar humaira itu.
Tapi, kehadiran Aisyah tidak disambut suka cita oleh Ayahnya sendiri seperti kedua kakak-kakaknya. Agung seperti menghindar walau hanya sekedar mengganti popok dan menidurkan Aisyah. Acap kali Agung menggerutu tatkala Hana meminta menggantikan tugasnya menidurkan Aisyah. Karena-Ayunda-acap kali cemburu jika Hana lebih banyak menghabiskan waktu bersama Aisyah.
"Besok Abang mau ke luar kota!" Beritahu Agung ketika Hana tengah menyusui Aisyah. Dahi Hana berkerut. Keluar kota lagi?!. Tapi itu hanya tertahan di bibir Hana tanpa sempat diucapkan. Setelah menidurkan Aisyah, Hana menyiapkan keperluan Agung untuk keluar kota.
"Berapa lama Abang pergi?!" Tanya Hana sambil menyusun baju di koper.
Agung menggidikkan bahu. Matanya tak lepas dari handphone yang dipegangnya. Sekali-kali Agung tertawa dan mengabaikan Hana.
Tiba-tiba Aisyah yang terlelap tidur terbangun karena mendengar tawa suaminya yang lumayan keras.
"Abang, suaranya bisa dipelankan sedikit?! Itu Aisyah bangun, bang!" Beritahu Hana pelan. Tapi Agung malah mendecis.
"Ya sudah! Abang mau keluar saja! Mau tidur di kamar Ayana. Jangan lupa bangunkan abang besok pagi, ya!" Tanpa berniat mendiamkan Aisyah, Agung malah melanggang keluar.
Hana hanya bisa menghela nafas dalam, dan mengambil Aisyah dari kasurnya.
"Maafkan Ayah, ya, sayang! Ayah Aisyah lagi capek! Nanti, kalau sudah tidak capek lagi, Ayah mau kok, main sama Aisyah!" Terang Hana. Seperti mengerti kata Mamanya, Aisyah tersenyum. Hana menciumi bayinya itu gemas. Lalu melafazkan ayat-ayat suci hingga Aisyah tertidur kembali.
♡♡♡♡♡
Assalamualaikum....
Pa kabar kalian?!...
Aku balik lagi dengan cerita baru,,,
Semoga kalian-para pembaca yang baik hati pada suka ya...
Kalau suka jangan lupa tinggalin apa?!...Yupp!! Pinter....
Makasiih semuaaa!!
Wassalam
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta H2 ✔
RomanceHana dan Hanif bertemu setelah sekian lama terpisah. Namun situasi mereka tak sama lagi. Keduanya sama-sama telah terikat pernikahan dan memiliki anak. Tapi cinta tak pernah kenal waktu. Cinta mampu menembus hati yang batu sekalipun. Cinta mampu men...