CINTA H2 ; 30

3.5K 252 5
                                    

"Ayo, pa! Kita ke rumah sakit, lihat Aisyah!" Ajak Nadia kepada Hanif. Bukannya bergegas, Hanif hanya duduk melamun di depan laptopnya.

"Pa!" Panggil Nadia, kesal. Hanif membelai rambut Nadia.

"Nanti kalau Aisyah sudah pulang dari rumah sakit saja, ya! Papa juga capek nak, semalaman gak tidur." Hanif bangkit dari duduknya, beranjak ke kasur.

Dialog beberapa jam yang lalu menguras pikirannya.

...................

"Siapa kamu?!" Tegur seseorang dingin begitu Hanif turun dari mobilnya, dan mendapati laki-laki jangkung sedang berdiri di depan pagar rumahnya.

"Saya? Maksud mas?!" Hanif mengernyitkan dahinya. Melukis ekspresi bingung. Hanif tahu siapa laki-laki ini dan maksud dari pertanyaannya. "Saya Hanif---"

"Sekali lagi saya lihat kamu mengganggu istri saya, saya akan buat kamu babak belur!" Laki- laki jangkung itu berlalu meninggalkan Hanif. Namun perkataan Hanif membuatnya membalikkan badan lagi.

"Istri?! Istri anda yang mana?! Saya tidak kenal dengan istri anda!" Sahut Hanif santai. Rahang laki-laki di depannya mengeras.

"Jangan coba-coba ganggu Hana! Dia itu milik saya!" Ancamnya dengan tatapan menusuk.

"Milik?! Memangnya Hana barang yang seenaknya anda bilang itu milik anda?! Kalau anda merasa dia milik anda, seharusnya anda jaga dengan benar! Bukan malah anda sia-siakan!" Tantang Hanif.

"Terserah! Saya tidak perduli apapun tentang anda! Cuma satu pesan saya, jangan pernah muncul atau mencoba menjadikan putri anda sebagai alat untuk mendekati Hana! Nanti, setelah semua urusan saya beres, saya akan menjemput Hana dan anak saya kembali pulang ke rumah kami!!"

Begitu dekatnya mereka berbicara, hingga Hanif bisa merasakan aura tidak main-main dari wajah laki-laki di depannya itu.

........................

Hanif bangkit dari tidurnya. Berjalan ke arah lemari pakaian, dan mengeluarkan sesuatu dari balik kemejanya yang terlipat. Sebuah kotak kecil yang sudah tersimpan cukup lama. Sebuah kotak kecil yang isinya ingin ia berikan kepada orang yang sudah menambat hatinya. Sebuah kotak kecil yang ia pilih dengan sepenuh hati untuk ia berikan kepada perempuan yang ia cintai. Tapi karena satu kejadian, kotak kecil ini hanya menjadi barang lama dan tersimpan tanpa pernah dipakai oleh pemiliknya.

♡♡♡♡♡

Hana menatap Agung dengan tatapan datar. Siang ini mereka duduk di salah satu kantin di rumah sakit tempat Aisyah dirawat. Aisyah sudah terlihat lebih baik. Terlebih ketika melihat Ayahnya datang. Tapi bukan mengelus Aisyah, Agung malah menggendong Ayana dan Ayunda secara bersamaa. Entah itu perasaan Hana saja, namun ini sudah berkali-kali terjadi di depan mata Hana. Agung seperti tidak menganggap Aisyah itu anaknya. Selalu, setiap kali Aisyah minta digendong Ayahnya, Agung selalu menghindar dan membuat mata bulat Aisyah kecewa. Dan hari ini terjadi lagi.

"Tumben bisa ditelpon?! Nunggu bunda dulu yang nelpon Ibu, baru Abang datang, gitu?!"

"Maaf!" Jawab Agung singkat. Tangannya terulur hendak menyentuh punggung tangan Hana. Namun mata Hana menatap Agung tajam- untuk memperjelas bahwa status mereka sekarang adalah mantan istri dan mantan suami-membuat Agung kembali menarik tangannya dan menurunkannya ke bawah.

"Abang kemana, sampai tidak mengangkat teleponku?! Abang sudah lupa, kalau anak abang itu bukan Ayana dan Ayunda saja. Tapi juga Aisyah?!"

"Maaf, aku banyak urusan!" Sahut Agung lesu.

Cinta H2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang