Bunda sudah menunggu di depan halaman rumahnya, ketika Hana dan ketiga anaknya keluar dari mobil yang mereka pesan melalui aplikasi ponsel. Dari cara pandangan Bundanya, terlihat beliau kaget melihat kedatangan Hana dan ketiga anaknya tanpa diantar suaminya. Atau kalau Agung sibuk, maka Hana akan menyetir sendiri menggunakan mobilnya yang dibelikan Agung. Tapi sekarang, Hana datang tanpa suaminya dan yang lebih mengejutkan lagi, dengan membawa koper besar.
Setelah menyalami Bundanya, Hana masuk ke dalam rumah. Anak-anak sudah duluan masuk ke dalam, langsung berlari ke halaman belakang. Karena di halaman belakang ada kolam ikan dan ayunan yang dari Hana kecil sudah ada di sana. Ayunan itu dibeli Ayah untuk Hana agar Hana bisa duduk di sana sambil belajar ataupun bermain. Memandangi pepohonan dan bunga-bunga yang sengaja ditanam bunda untuk mempercantik halaman rumah mereka.
Bunda mengikuti langkah Hana yang menyusul anak-anaknya. Di dapur ada Rina-sepupu Hana yang tinggal bersama Bundanya karena Rina sedang menuntut ilmu di kota ini- sedang mencuci piring. Melihat Hana, Rina tersenyum dan buru-buru mencuci tangan.
"Kak..." sapa Rina lalu memeluk Hana. Seakan sudah lama Hana tidak pulang ke rumah. "Apa kabar, kak?!" Tanya Rina.
"Sehat. Alhamdulillah. Kamu bagaimana kuliahnya?! Lancar?!" Tanya Hana.
"Alhamdulillah lancar, kak! Kalau kuliah di farmasi banyak praktikumnya, kak!"
"Ohya?! Yang penting kamu senang menjalaninya!" Rina mengangguk. Lalu buru-buru membuatkan minuman untuk Hana.
"Rin, kakak titip anak-anak dulu, ya. Kakak mau ke kamar. Mau bicara sama bunda dulu!" Beritahu Hana.
"Iya, kak!"
Setibanya di kamar Bunda, Hana melihat bundanya sudah duduk di tepian tempat tidurnya. Melihat Hana masuk, bundanya langsung melempar pertanyaan.
"Ada apa Hana?! Kenapa kamu pulang dengan membawa koper besar?! Lalu kemana mobilmu?!" Tanya Bunda.
Hana duduk di sisi Bundanya. Meraih kedua tangan bundanya. Menatap tepat ke manik mata bundanya.
"Hana--boleh nginap di sini kan, bun?!" Tanya Hana.
"Ada-ada saja kamu! Sejak kapan kamu Bunda larang main ke sini?!" Bunda tersenyum.
"Bun, kalau selamanya Hana tinggal di sini, masih bunda izinkan, kan?!" Tanya Hana lagi. Membuat sepasang mata tua itu tertegun.
"Apa yang terjadi, nak?!" Tanya Bundanya cemas.
"Hana ingin pisah dari Abang, bun!" Cicit Hana pelan. Tapi cukup terdengar oleh telinga bundanya.
"Pisah?!"
"Iya, bun!"
"Kenapa?!"
"Karena abang selingkuh di belakang Hana, Bun!"
"Astagfirullahaladziim!" Bunda langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Serius kamu?!"
"Iya, bun! Gak mungkin Hana bohong sama Bunda! Hana sudah tanyakan itu langsung kepada Abang. Dan Abang tidak menyangkal!"
Bunda meremas tangan Hana. "Tapi, apa harus pisah?!" Tanya bundanya.
"Apa Hana salah kalau meminta pisah, bun?!" Hana balik bertanya. Bundanya mendesah. Ini masalah berat yang tidak bisa diputuskan dalam semalam. Ada banyak orang yang terluka dengan keputusan ini. Terutama Ayana, Ayunda dan si kecil Aisyah.
"Selain dia berselingkuh, apa ada masalah berat lain yang membuat kamu memutuskan untuk pisah, nak?!" Tanya Bunda lagi.
"Wanita itu hamil anaknya Abang, bun!" Jelas Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta H2 ✔
RomanceHana dan Hanif bertemu setelah sekian lama terpisah. Namun situasi mereka tak sama lagi. Keduanya sama-sama telah terikat pernikahan dan memiliki anak. Tapi cinta tak pernah kenal waktu. Cinta mampu menembus hati yang batu sekalipun. Cinta mampu men...