96. Let's Catching!

287 42 37
                                    

Kejadian lucu tadi agaknya membuat senyum Taehyung kembali mengembang.

Dia sebenarnya bukanlah orang yang receh, dimana dengan mudahnya akan tertawa karena sesuatu hal yang kecil.

Tapi tadi memang lucu sekali. Hingga membuat lelaki bersurai coklat itu sedikit melupakan kesedihannya.

Apa Taehyung pernah bilang jika dia selalu lemah jika berada didekat Jungkook ataupun Ridha, walaupun perasaannya lebih condong ke Ridha sih. Karena gadis itu telah menempati hatinya. Dan Jungkook dengan tidak tahu diri mencoba menikungnya waktu itu.

Tapi sungguh, Taehyung tidak akan pernah membenci Jungkook karena hal yang sudah terjadi itu. Benar kata mamanya jika nasi telah menjadi bubur. Mungkin karena Ridha terlalu memesona sehingga adiknya juga ikut terpincut.

Dia juga tidak ingin memutuskan tali persaudaraan antara dirinya dan sang adik. Mereka sudah bersama bahkan saat Jungkook masih berada didalam kandungan. Taehyung merasa sedekat itu dengan Jungkook. Seolah jika mereka adalah kakak-adik yang berasal dari rahim yang sama. Walaupun kenyataannya hanya orangtuanya saja yang bersaudara.

Tapi tetap saja.

"Udah kali bang, diinget-inget mulu," decak Jungkook menyorot sosok bongsor Taehyung yang duduk dipojokkan.

"Iya-iya, mingkem nih," kelakar Taehyung yang kini mengatup kedua bibirnya rapat-rapat.

Kim Taehee yang kebetulan sudah pulang dari kepergiannya beberapa saat lalu hanya menaikkan satu alisnya, memandang dua anak lelaki yang seperti terlibat pertikaian kecil.

Iya kecil, karena hanya Jungkook yang terlihat marah, sedangkan anaknya, Taehyung dia hanya bersikap biasa saja.

Tidak ingin terlalu memusingkan. Wanita yang masih cantik diusianya yang sudah memasuki setengah abad itu kemudian melirik kembali kearah putranya, Kim Taehyung yang tadi terlihat begitu tergesa saat kedatangannya, namun beberapa saat kemudian dia langsung bertingkah aneh saat Jungkook datang.

Sebenarnya putranya ini kenapa?

"Kamu kenapa tadi cari mama, Tae?"

Seolah tersadar, lelaki yang tadi dipanggil itu terhenyak, lantas iris legamnya sedikit mendongak memperhatikan ibunya yang ikut duduk bergabung bersama mereka. Tadi mamanya ini sempat ke dapur sebentar untuk mengambil minum. Entahlah, sepertinya mamanya sangat kehausan sehabis dari luar. Padahal cuaca hari ini tidak mencapai 42 derajat, yang berarti tidak terlalu panas.

Taehyung berdehem sejenak, melonggarkan tenggorokkan, sembari mencoba serius sekarang. Tatapannnya terlihat fokus pada satu arah—ibunya.

"Tae mau nunjukkin sesuatu sama mama?" ucap Taehyung sembari melipat bibir kedalam. Dia sedikit tersenyum sebenarnya karena sudah berhasil menemukan titik terang.

Kim Taehee mengangkat sebelah alisnya. "Apa?"

"Apa mama bisa lacak nomber yang diprivat?"

Seketika wanita itu mengerutkan keningnya dalam saat menatap sosok putranya yang terlihat serius kali ini. Jujur saja, Taehyung itu jarang serius, dia lebih suka bercanda. Makanya saat wanita itu melihat raut anaknya yang seperti ini mendadak ia merasa jika Taehyung telah menemukan sesuatu yang besar.

"Buat apa?" tanya ibunya.

"Mama kalau lihat ini pasti bakal terkejut," ucapnya dengan senyuman lebar. Lelaki itu lalu meraba sisi bagian sisi tubuhnya, mencari letak saku dimana ia menyimpan ponsel genggamnya disana.

"Kalau Tae nyuruh orang buat lacak. Itu akan lama. Lagipula Tae nggak terlalu kenal sama orang yang jago. Tapi kalau itu Mama. Tae yakin mama atau mungkin Papa bakal nemuin orang ini kurang dari setengah jam."

My Daddy's Young [KTH] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang