Yeayy... Masih ada yang baca nggak?
Aku kembali...
🌠🌠🌠
Tangan Taehyung terangkat sedikit saat mendapati Ridha yang hendak melongokkan kepalanya pada selembar kertas yang tengah ia pegang, tak bisa dipungkiri jikalau gadis didepannya ini sangat penasaran dengan apa yang tengah ia lakukan.
Lihat saja raut menggemaskan kian terlihat saat Ridha mulai mencebikkan bibirnya. Taehyung tahu jika Ridha tidak sadar dengan apa yang tengah ia lakukan, dan efeknya yang membuat perut Taehyung seakan dipenuhi oleh kupu-kupu yang berhamburan-berterbangan didalam perutnya. Berusaha untuk tidak memeluk atau bahkan menjawil pipi menggemaskan itu, karena teringat jika mereka kini tengah berada di tempat yang tidak memungkinkan untuk melakukan hal yang uwu-uwu.
Tapi ya, Ridha itu sungguh manis, cantik juga, sampai-sampai Taehyung semakin khawatir jika nantinya banyak yang tertarik pada gadisnya. Taehyung takut, jikalau Ridhanya diambil orang terus banyak yang suka. Nanti dia bagaimana?
"Nilai gue ancur nih pasti, liat aja Papa Tae. Pelit banget. Mau lihat malah nggak boleh," bisik Ridha sepelan mungkin pada seseorang disebelahnya. berusaha agar suaranya tak terdengar jelas oleh Taehyung yang duduk tepat dihadapannya.
Tapi jujur ya, rasanya yang Ridha lakukan itu sia-sia, soalnya Taehyung selalu peka akan keadaan bahkan dari tadi telinganya ia buka lebar-lebar untuk mendengar suara manis kesayangannya yang sialnya harus dikecilkan (dengan niat Taehyung tak mencuri dengar alias nimbrung). tapi tetap saja itu tak mempengaruhi Taehyung sama sekali. Buktinya Taehyung masih bisa mendengar apa yang Ridha bisikan walau jarak mereka terpaut cukup jauh, sekitar 50 cm. Mungkin.
Tapi yang paling mengesalkan sebenarnya karena Ridha berbisiknya pada seseorang yang cukup ia antisipasi akhir-akhir ini.
-Seseorang yang sebetulnya enggan untuk Taehyung sebutkan namanya juga. Lantaran sungguh. Atensi orang itu adalah PENGGANGGU menurutnya. Mirip nyamuk juga sih.Tapi karena orang itu selalu jadi nyamuk di antara dirinya dan juga sang kekasih, sepertinya Taehyung akan beri sedikit bocoran jika yang berada di sebelahnya ini berinisial 'J' dengan akhiran huruf 'K'.
"Iya kali. Lo kan bodoh." Balas orang itu ikut berbisik juga dengan tangan yang tak pernah absen mengambil chiki untuk dimasukkan kedalam mulut penuhnya.
Melihat itu Taehyung bedecak, langsung saja tangannya telurur mengambi chiki yang dari tadi Jungkook makan. Bisa habis nanti kalau dimakan terus padahal kan niatnya dia ingin simpan, dan dimakannya nanti.
"Abis chiki gue Kook. Udah siniin." Secara paksa Taehyung berhasil merebut bungkusan tersebut, membuat Jungkook melayangkan tatapan sinis padanya. Taehyung tidak perduli. Toh, ini miliknya. Ridha memberikan semua cemilan ini untuknya, masa Jungkook yang habiskan.
Tak terima lah.
"Itu bukan cuma punya abang Tae kan? Iya kan Dha? Gue boleh makan juga?" tanya Jungkook melirik Ridha meminta persetujuan.
Ridha mengangguk, merebut kembali bungkus chiki di tangan Taehyung dan memberikannya pada Jungkook. "Boleh kok. Habisin aja kalau mau."
Jungkook tersenyum lebar, membawa chiki tersebut ke pangkuannya lantas memakannya kembali. "Wah, baiknya."
Dengan kesal Taehyung melayangkan tatapan protes. "Dha, aku pacar kamu loh," seru Taehyung tiba-tiba. Memperingatkan. Takut saja, kalau-kalau Ridha tiba-tiba lupa dengan statusnya yang punya pacar.
"Tahu kok,"
"Kalau tahu, kenapa malah duduknya pindah kesebelah Jungkook. Disamping aku jadi kosong nih."
Mendengar suara abangnya yang mulai lagi. Jungkook pura-pura tak mendengar -pura-pura tuli. Mungkin. Karena dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Dengan tampang datarnya yang kentara, bibir mungil itu kembali berujar. "Aku tuh kesel tahu sama kamu. Masa aku nggak boleh liat nilai aku sendiri."
Duh gemasnya, batin Taehyung terpesona sendiri.
Taehyung memang seperti itu. Saat Ridha diam saja dia sudah terpesona, apalagi kalu kesal begini. Makin-makin saja Taehyung dibuatnya.
Yang Taehyung suka dari Ridha itu banyak. Tak terhitung sebenarnya.
"Aku kan bercanda, soalnya lucu gitu kalau liat muka kamu yang lagi kesel, cantiknya makin nambah." Aku Taehyung jujur menopang dangunya dengan sebelah tangan, memandang Ridha di depannya dengan tatapan memuja.Ditatap seperti itu, Ridha tak bisa mehanan diri. Perlahan bibirnya melengkungkan sebuah senyuman.
"Masa?" cicitnya malu-malu.Jungkook yang duduk disebelahnya menahan diri. 'Jangan kesel, jangan cemburu, jangan marah. Nasib jomblo memang gini. Do'ain aja supaya mereka cepat putus.' rapal Jungkook dihatinya, menengkan diri sendiri. Walaupun dulu dia sudah mengatakan ikhlas dan merestui hubungan Ridha dan abangnya secara tulus, tapi menghilangkan perasaan itu susah. Jadi jangan salahkan Jungkook jika disetiap do'anya dia selalu berharap jika Taehyung dan Ridha cepat putus.
"Iyalah. Jadi sini, duduk disini lagi." Ajak Taehyung menepuk-nepuk bangku sebelahnya yang kosong. Karena tadi Ridha meninggalkannya untuk berpindah di samping Jungkook.
Perlahan Ridha beranjak, kembali mendaratkan bokongnya disebelah Taehyung. "Ini baru bener, Dha!" serunya senang meninggalkan kecupan ringan dipipi Ridha. Yang membuat pipi itu langsung berubah semerah tomat.
Tolong katakan pada Papa Taehyung kalau mereka ini masih di sekolah.
"Suapi dong," Taehyung menyandarkan kepalnya di bahu Ridha, kecil sih. Tapi nyaman.
"Manja bener," dengus Jungkook kesal sendiri saat melihat Taehyung membuka mulutnya kemudian dilanjut Ridha yang memberikannya keripik singkong ke mulut Taehyung. Wah... ngenes sekali jadi Jungkook. Dia berharap Ridha cepat putus."Liat nih yang, nilai kamu."
Ridha menaikkan sebelah alisnya, hingga Taehyung akhirnya menambahkan, "Sayang kamu, yang,"Aduh!
"Nilai kamu lumayan nih yang, Cuma kok nggak ada yang sembilan. Kompak bener delapan semua," lanjut Taehyung menunjukkan deretan nilai yang dari tadi ia baca.
Melihat buah kerjanya Ridha tersenyum puas merasa jika semuanya tak sia-sia. "Wah, bagus ya nggak ada 7!" serunya bahagia.
Jungkook yang masih disana, memicingkan mata ikut melirik kearah nilai raport Ridha. "Apanya yang bagus, bagusan nilai gue ada Sembilannya." Sahut Jungkook menimpali. Menurutnya apa yang bisa dibanggain dengan nilai standar kayak punya Ridha? Nggak ada tuh!
Ridha melirik dan memeletkan lidahnya pada Jungkook. "Nggak ada yang nanya situ ya. Bener nggak Papa Tae?"
Taehyung mengangguk pelan, tangannya telurur mengusap lembut surai Ridha yang sudah semakin panjang. "Panggilannya ganti dong Dha, jangan Papa Tae lagi. Ayang juga gitu." Pinta Taehyung.
Ridha menggeleng. Tidak setuju. "Nggak bisa, udah kebiasaan."
"Ya udah, kalau gitu aku panggil kamu mama biar pas."
"Enggak ah, nanti aku maunya dipanggil bunda."
Jungkook mengulurkan tangannya kearah kuping, lantas mengusapnya kasar. "Kuping gue seketika mual. Pengen muntah nih."
Taehyung mendengus, mandang Jungkook sinis. "Ke WC aja Kook, jangan muntah disini. Merusak pemandangan."
🌠🌠🌠
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy's Young [KTH] ✔️
Fanfiction[Fanfiction: Comedy-Romance] "Woy... Gue ini Bokap lo! Dan lo harus sopan sama gue! Lo pikir apa ada anak yang kayak gini sama ortunya?! Nggak ada cuma lo!" "Emang ada juga bokap yang selalu ngejahili anaknya! Nggak ada cuma lo!" ~~ Takdir mempertem...